Konsumsi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Teori Konsumsi
Baris 10:
Fungsi konsumsi adalah satu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (disposabel perekonomian tersebut.
 
Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan ( '''C = a + bY''' ).
 
Dimana :
Baris 22:
Y = Tingkat pendapatan nasional
 
Dari rumusan yang dikemukaka ndikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa besarnya konsumsi sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Namun yang perlu digaris bawahi adalah perubahan (peningkatan) konsumsi yang disebabkan oleh perubahan (peningkatan) pendapatan tidak bersifat proporsional. Oleh karena itu, tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, maka semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang semakin tinggi pada tingkat tabungannya. Kelebihan dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi dapat disisihkan untuk tabungan.
 
Terdapat dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara disposabel income dengan konsumsi dan disposabel income dengan tabunga yaitu konsep kecenderungan mengkonsumsi dan kecenderungan menabung.
Baris 28:
'''Konsep kecenderungan mengkonsumsi'''
 
Kecenderungan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecenderungan mengkonsumsi marginal dan kecenderungan mengkonsumsi rata rata. Kecenderungan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan dengan MPC (Marginal Propensity to yang dapat diartikan sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposabel yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihi tung dengan menggunakan formula ( '''MPC = Yd . C∆''' )
 
Kecenderungan mengkonsumsi rata rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to Consume) dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposabel ketika konsumsi tersebut dilakukan. Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula ( '''APC =Yd . C''' )
 
'''<big>Teori Konsumsi</big>'''
 
''<big>a. Teori Keynes (Keynesian Consumption Model )</big>''
 
'''1) Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi.'''
Baris 40:
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposabel saat ini (current disposable income). Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus (autonomous consumption). Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposabel.
 
Formula : ( '''C = Co + b Yd''' )
 
Dimana :
Baris 64:
'''2) Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal (Marginal Propensity to Consume).'''
 
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (Marginal Propensity to Consume) disingkat MPC adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah satu unit. Formula : ( '''MPC = aC / aYd''' )
 
jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada tambahan pendapatan disposabel, sehingga angka MPC tidak akan lebih besar dari satu. Angka MPC juga tidak mungkin negatif, dimana jika pendapatan disposabel terus meningkat, konsumsi terus menurun sampai nol (tidak ada konsumsi). Sebab manusia tidak mungkin hidup di bawah batas konsumsi minimal. Karena itu 0 < MPC < 1.
Baris 70:
Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (Marginal Prospensity to jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
 
'''3) Kecenderungan Mengkonsumsi Rata R ataRata (Average Propensity to Consume).'''
 
Kecenderungan mengkonsumsi rata - rata (Average Propensity to Consume) disingkat APC adalah rasio ant ara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total. Formula : ( '''MPC = C / Yd''' )
 
Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata rata (Average Prospensity to Consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia berharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.
Baris 80:
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Dengan demikian kita dapat menyatakan dengan :
 
Formula : ( '''Yd = C + S''' )
 
Dimana :
Baris 101:
 
Dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai total MPC ditambah MPS sama dengan satu. Pada saat pendapatan disposabel masih rendah, setiap unit tambahan pendapatan sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi. Nilai MPC mendekati satu. N ilai MPS mendekati nol. Hal ini dapat menjelaskan mengapa di negara negara miskin kemampuan menabungnya sangat rendah, sehingga bila mereka ingin melakukan investasi terpaksa meminjam dari luar negeri. Umumnya dana pinjaman tersebut berasal dari negara neg ara kaya, yang nilai MPC nya sudah makin mengecil, sementara MPS nya makin besar. Nilai total APC ditambah dengan APS juga sama dengan satu. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan matematika sederhana:
 
'''Yd = C + S'''
 
<math>{ Y d \over Y d} = { C \over Y d} + { S \over Y d}</math>
 
1 = APC + APS
 
''<big>b. Model Konsumsi Siklus Hidup ( Life Cycle Hypothesis of Consumption )</big>''
 
Model konsumsi siklus hidup ( Life Cycle Hypothesis of ConsumptionI, disingkat LCH ) dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, dan Richard Brumberg. Model ini berpendapat bahwa kegiatan konsumsi adalah kegiatan seumur hidup. Sama halnya dengan model Keynes, model ini mengakui bahwa faktor yang dominan pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi adalah pendapatan disposabel. Hanya saja, model siklus hidup ini mencoba menggali lebih dalam untuk mengetah ui faktor faktor apa saja yang memengaruhi besarnya pendapatan disposabel. Ternyata, tingkat pendapatan disposabel berkaitan erat dengan usia seseorang selama siklus hidupnya. Model siklus hidup ini membagi perjalanan hidup manusia menjadi tiga periode:
 
1) Pe riode Belum Produktif
 
Periode ini berlangsung dari sejak manusia lahir, bersekolah, hingga pertama kali bekerja, biasanya berkisar antara usia nol hingga dua puluh tahun. Pada periode ini umumnya manusia belum menghasilkan pendapatan. Untuk memenuhi kebutu han konsumsi, mereka harus dibantu oleh anggota keluarga lain yang telah berpenghasilan.
 
2) Periode Produktif
 
Periode ini umumnya berlangsung dari usia sekitar dua puluh tahun. Selama periode ini, tingkat penghasilan meningkat. Awalnya meningkat cepat dan men capai puncaknya pada usia sekitar lima puluhan tahun. Setelah itu tingkat pendapatan disposabel menurun, sampai akhirnya tidak mempunyai penghasilan lagi.
 
3) Periode Tidak Produktif Lagi
 
Periode ini berlangsung setelah usia manusia melebihi enam puluh tahun. Ketuaan yang datang tidak memungkinkan mereka bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Pola konsumsi manusia berkaitan dengan periode hidupnya. Dengan kata lain, manusia harus merencanakan alokasi pendapatan disposabelnya. Ada saatnya mereka harus berutang/mendapat tunjangan, ada saat harus menabung sebanyak banyaknya dan akhirnya ada pula saat dia harus hidup dengan menggunakan uang tabungannya. Fungsi konsumsi yang dikembangkan berdasarkan teori ini adalah :
 
'''C = aWR + cYL'''
 
Dimana:
 
WR = kekayaan riil
 
a = kecenderungan mengkonsumsi marjinal dari kekayaan
 
YL = pendapatan tenaga kerja
 
c = kecenderungan mengkonsumsi marjinal dari pendapatan tenaga kerja
 
Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan ( sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain.
 
''<big>c. Teori Pendapatan Permanen ( Permanent Income Hypothesis )</big>''
 
Alternatif lain untuk menjelaskan pola/perilaku konsumsi adalah teori pendapatan permanen (Permanent Income Hypothesis, disingkat PIH) yang diajukan oleh Milton Friedman. Sama seperti teori-teori lain, PIH juga meyakini bahwa pendapatanlah faktor dominan yang memengaruhi tingkat konsumsi. Perbedaannya terletak pada pendapatan PIH yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan permanen (permanent income).
 
<math>C = \lambda Y p</math>
 
Dimana:
 
C = Konsumsi
 
Yp = pendapatan permanen
 
<math>\lambda = faktor \ proporsi,(\lambda > 0)</math>
 
Yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata-rata yang diharapkan dalam jangka panjang. Sumber pendapatan itu berasal dari pendapatan upah/gaji (expected labour income) dan non upah/non gaji (human wealth) makin baik, mampu bersaing di pasar. Dengan keyakinan tersebut ekspektasinya tentang pendapatan upah/gaji makin optimistik. Ekspektasi tentang pendapatan permanen juga akan meningkat jika individu menilai kekayaannya meningkat. Sebab dengan kondisi seperti itu pendapatan non upah diperkirakan juga meningkat. Pendapatan saat ini tidak selalu sama dengan pendapatan permanen. Kadang-kadang pendapatan saat ini lebih besar daripada pendapatan permanen. Kadang-kadang sebaliknya. Hal yang menyebabkannya adalah adanya pendapatan tidak permanen yang besarnya berubah-ubah. Pendapatan ini disebut pendapatan transitori (transitory income).
 
'''Yd = Yp + Yt'''
 
Dimana:
 
Yd = pendapatan disposabel saat ini
 
Yp = pendapatan permanen
 
Yt = pendapatan transitori
 
 
''<big>d. Teori Pendapatan Relatif ( Relative Income Hypothesis )</big>''
 
Teori konsumsi LCH dan PIH memberi tekanan tentang pengaruh pendapatan jangka pendek dan jangka panjang. Sebenarnya ada sebuah teori yang lebih awal dari pada kedua teori tersebut dalam memberi penjelasan tentang pengaruh pendapatan disposabel jangka pendek dan jangka panjang. Teori ini adalah teori pendapatan relatif ( Relative Income Hypothesis , disingkat RIH) yang dikembangkan oleh James Duessenberry. Kendatipun mengakui pengaruh dominan pendapatan terhadap konsumsi, teori ini lebih memerhatikan aspek psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan. Dampak perubahan pendapatan disposabel dalam jangka pendek akan berbed a dibanding dalam jangka panjang. Perbedaan ini pun dipengaruhi oleh jenis perubahan pendapatan yang dialami. Karena itu, rumah tangga memiliki dua preferensi/fungsi konsumsi yang disebut fungsi konsumsi jangka pendek dan fungsi konsumsi jangka panjang.
 
Dalam teorinya Duessenberry menggunakan dua asumsi yaitu:
 
1) Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
 
2) Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel . Artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan. Dari pengamatan yang dilakukan Dusenberry mengenai pendapatan relatif secara memungkinkan terj adi suatu kondisi yang demikian, apabila seseorang pendapatannya mengalami kenaikan maka dalam jangka pendek tidak akan langsung menaikkan pengeluaran konsumsi secara proporsional dengan kenaikan pendapatan, akan tetapi kenaikan pengeluaran konsumsinya lam bat karena seseorang lebih memilih untuk menambah jumlah tabungan (saving), dan sebaliknya bila pendapatan turun seseorang tidak mudah terjebak dengan kondisi konsumsi dengan biaya tinggi (high consumption ).
 
== Lihat pula ==