Kesultanan Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 413:
===== Pangeran Kusumahdinata IV (Rangga Gempol III) dari Sumedang melakukan klaim terhadap Karawang =====
Pangeran Kusumahdinata IV dari Sumedang bercita-cita untuk menguasai kembali wilayah kerajaan Sumedang Larang seperti klaim yang pernah dilakukan oleh leluhurnya yakni Pangeran Angkawijaya (Prabu Geusan Ulun)<ref name=museumgeusan>Tim Seksi Sejarah & Silsilah Museum Prabu Geusan Ulun. 2011. Legenda Para Penguasa Kerajaan Sumedang. [[Bandung]] : Tarung News</ref> bin Raden Sholeh. Pangeran Kusumahdinata IV beranggapan bahwa perjanjian antara Amangkurat I dan [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] dengan perantara James Cooper<ref name=":0" /> pada Maret 1677 menandakan bahwa Mataram sudah mulai menurun kekuatannya.<ref name=":0" />, untuk mewujudkan cita-citanya, Pangeran Kusumahdinata IV memulai serangannya ke wilayah Karawang, wilayah pertama yang diserang adalah wilayah [[Pamanukan, Subang|Pamanukan]] kemudian Pangeran Kusumahdinata IV menyerang [[Ciasem, Subang|Ciasem]] lalu ke [[Ciparagejaya, Tempuran, Karawang|Ciparage]]<ref name="museumgeusan" />.
Sebenarnya sebelum melakukan penyerangan ke wilayah Karawang, Pangeran Kusumahdinata IV pernah menedekati Banten untuk meminta bantuan agar membantu Sumedang mendapatkan wilayah Karawang. [[Kesultanan Banten]] yang sebelumnya pernah membantu Pangeran Suriadiwangsa II bin Raja Sumedang Suriadiwangsa I bin Pangeran Angkawijaya (Prabu Geusan Ulun) menyerang Sumedang dalam rangka klaim tahta oleh Pangeran Suriadiwangsa II menerima dengan baik permintaan Pangeran Kusumahdinata IV namun dengan syarat bahwa Pangeran Kusumahdinata IV harus membantu [[Kesultanan Banten]] dalam memerangi [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] dan Mataram, namun syarat tersebut ditolak oleh Pangeran Kusumahdinata IV mengingat keadaan pada masa itu tidak memungkinkan bagi kekuatannya untuk menyerang [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] dan Mataram. Penolakan tersebut membuat Pangeran Kusumahdinata IV terpaksa bersiap menerima serangan [[Kesultanan Banten]]<ref name="museumgeusan" /> sewaktu-waktu.
Pangeran Kusumahdinata merupakan keturunan dari Pangeran Angkawijaya (Prabu Geusan Ulun) dari istrinya yang bernama Nyai Cukang Gede sementara Pangeran Suriadiwangsa II merupakan keturunan dari Pangeran Angkawijaya (Prabu Geusan Ulun) dari istrinya yang bernama Ratu Harisbaya.
Pangeran Kusumahdinata IV setelah memperhitungkan situasi, memanfaatkan keadaan dari ketidaktahuan [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] tentang kewilayahan dengan mengirimkan surat pada tanggal 25 Oktober 1677 kepada [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] yang isinya memohon kepada [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] untuk menutup (menjaga) muara Cipamanukan dengan imbalan akan diberikan tanah diantara Batavia hingga Indramayu<ref name="museumgeusan" /> Muara Cipamanukan yang dimaksud sebenarnya adalah muara dari sungai Cipunegara yang memang telah menjadi milik [[Vereenigde Oostindische Compagnie]], sehingga dalam hal ini Pangeran Kusumahdinata IV sebenarnya tidak menyerahkan wilayah manapun dalam kepemilikaannya kepada [[Vereenigde Oostindische Compagnie]]<ref name="museumgeusan" />.
===== Belanda mengirimkan utusan ke Karawang =====
|