Brawijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 58:
Selain karya sastra, sumber lain yang menyebutkan keberadaan Brawijaya dari Majapahit adalah cerita rakyat. Sama seperti dalam karya-karya sastra, penyebutannya yang umum dalam cerita-cerita rakyat adalah Prabu Brawijaya, tanpa diikuti angka.
 
Di [[Kabupaten Gunungkidul]], cerita rakyat tentang orang-orang Majapahit yang melarikan diri ke wilayah Gunungkidul terdapat di beberapa daerah. Di Dusun Betoro Kidul, [[Karangasem, Ponjong, Gunungkidul|Desa Karangasem]], [[Ponjong, Gunungkidul|Kecamatan Ponjong]], masyarakat setempat meyakini adanya tokoh bernama [[Bathara Katong]] yang pernah tinggal di sana. Menurut sesepuh setempat, nama asli dari Bathara Katong adalah Jaka Umbaran yang berasal dari Majapahit dan merupakan keturunan Brawijaya.{{sfnp|Putranto|2003|pp=|p=228}} Di [[Panggang, Gunungkidul|Kecamatan Panggang]] malah terdapat cerita tentang Brawijaya sendiri. Dalam cerita tersebut, Brawijaya bersembunyi di [[Pantai Ngobaran]] untuk menghindari kejaran tentara Demak dan kemudian melakukan ''pati obong'' untuk meninggalkan jejak. Setelah itu, Brawijaya berpindah ke GoaGua Langse dan [[moksa]] di sana.{{sfnp|Anonim|1997/1998}} Cerita lain menyebutkan Brawijaya alias Bondansurati melakukan ''pati obong'' di sebuah hutan di wilayah [[Kabupaten Gunungkidul|Gunungkidul]].{{sfnp|Soehardji|2002|pp=6-7}}
 
Kisah orang-orang Majapahit yang melarikan diri juga terdapat di Dusun Dukuhan, [[Sendangagung, Minggir, Sleman|Desa Sendangagung]], [[Minggir, Sleman|Kecamatan Minggir]], [[Kabupaten Sleman]]. Dalam cerita rakyat setempat, seorang ''abdi dalem'' Majapahit bernama [[Ki Ageng Tunggul Wulung]] ditugasi oleh Brawijaya menyelamatkan pusaka kerajaan karena Majapahit akan hancur diserang Demak dan menyerahkannya kepada seorang kesatria. Ki Agung Tunggul Wulung dan rombongan sampai dan menetap wilayah yang sekarang bernama Dukuhan. Pusaka kerajaan berupa tombak Tunggul Wasesa, keris Pulung Geni, dan bendera Kiai Tunggul Wulung akhirnya diberikan kepada [[Danang Sutawijaya]], kesatria yang mendirikan Kerajaan Mataram Islam. Orang-orang Majapahit yang tersisa di Dukuhan kemudian moksa. Lokasi yang diyakini tempat moksa mereka masih dirawat warga setempat.{{sfnp|Prabowo|2004|pp=121-129}}
Baris 69:
 
== Situs ==
Banyak situs di [[Jawa]], khususnya [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] yang dikaitkan dengan Brawijaya, Beberapa di antaranya bahkan terdapat petilasan, dan dikeramatkan karena itu. Berikut ini daftar situs yang dimaksud.
 
{| class="wikitable"
|+
! Nama situs
! Petilasan
! Jenis
! Keterangan
! Lokasi
|-
|Gua Langse
| -
|Dipercaya sebagai ''pamoksan'' (tempat moksa) Brawijaya V.
|
|-
|Gunung Genthong
Baris 82 ⟶ 87:
|''Gadhéan'' (berbentuk gundukan batu) dipercaya sebagai tempat Brawijaya V bersemedi atau singgah saat pelarian meninggalkan keraton Majapahit. Gentong di kompleks Gunung Gentong dipercaya dilemparkan oleh Raden Patah.
|Dusun Manggung, Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul
|-
|Palereman Alas Ketonggo Jati
|Gundukan tanah
|Dipercaya sebagau tempat Brawijaya V meletakkan baju kebesaran dan mahkotanya, dan beristirahat. Saat ini lokasi tersebut dikenal sebagai Punden Syeh Dumbo.
|
|-
|Pantai Ngobaran
| -
|Dipercaya sebagai ''pamoksan'' (tempat moksa) Brawijaya V. Sebuah bangunan (kadang disebut sebagai pura) dibangun di sekitar pantai sebagai penanda lokasi moksa.
|
|-
|Pertapaan Bancolono
Baris 87 ⟶ 102:
|Dipercaya sebagai lokasi Brawijaya V dan pengikutnya mandi atau bersuci saat pelarian meninggalkan keraton Majapahit.
|Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar
|-
|Puncak Hargo Dalem
| -
|Dipercaya sebagai ''pamoksan'' (tempat moksa) Brawijaya V. Sebuah bangunan (kadang disebut sebagai makam) dibangun di sekitar puncak sebagai penanda lokasi moksa.
|
|-
|Pemakaman Onggojoyo