Daerah Irigasi Karangtalun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
perbaiki teks dan info
Baris 1:
{{rapikan}}
{{noref}}
[[Jaringan Saluran Induk Mataram]] adalah sistem [[irigasi]] yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu [[Saluran Induk Karangtalun]] (panjang lebih dari 3 km), [[Saluran Mataram]] (populer sebagai "Selokan Mataram", 31,2 km), dan [[Saluran Van derDer WicjkWijck]] (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran [[Sungai Progo]] di barat dan [[Sungai Opak]] di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah [[bendung]]. DiPangkal bagianSaluran palingVan baratDer atauWijck pangkalmaupun Saluran Van der WijckMataram adalah [[Bendung Karangtalun]] (populer dinamakan Ancol dan sekarang menjadi tempat wisata)., Instalasiyang iniberada dibangundi antaraKecamatan tahun[[Ngluwar, 1909-1932. Saluran Van der Wijck kemudian diteruskan dengan pembangunan Saluran Mataram padaMagelang|Ngluwar]], [[masa pendudukanKabupaten JepangMagelang]] (kala itu dinamakan Kanal Yoshiro). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglahProvinsi aliran[[Jawa Kali Progo menuju Kali OpakTengah]]. Pada tahun 1950 (dan diperbaik 1980) dibangun Bendung Karangtalun.
 
Jaringan ini dibangun bertahap. Yang pertama adalah Saluran Van Der Wijck, dimulai pembuatannya pada tahun 1909 dan berakhir tahun 1932. Pada [[masa pendudukan Jepang]] dibangunlah Saluran Mataram (dinamakan Kanal Yoshiro pada awalnya). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaiki 1980) dibangun Bendung dan Saluran Karangtalun.
Pengelolaan jaringan irigasi ini dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo-Opak-Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO) dan meliputi [[Kabupaten Sleman]], [[Kota Yogyakarta]], [[Kabupaten Bantul]], dan [[Kabupaten Gunungkidul]]. Cakupan pengairan potensial adalah 33.000 ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar 0.4m<sup>3</sup>/detik dan pemasokan keperluan industri gula [[PG Madukismo]] 0,55 m<sup>3</sup>/detik pada musim giling, serta 0,22 m<sup>3</sup>/detik pada musim pemeliharaan melalui suplesi di [[Sungai Winongo]] yang diambil di Bendung Korbri atau Kobri di dusun Jogonalan Lor.
 
Pengelolaan jaringan irigasi ini dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo-Opak-Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO) dan meliputi [[Kabupaten Sleman]], [[Kota Yogyakarta]], [[Kabupaten Bantul]], dan sebagian kecil [[Kabupaten Gunungkidul]]. Cakupan pengairan potensial adalah 33.000 ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar 0.,4m<sup>3</sup>/detik dan pemasokan keperluan industri gula [[PG Madukismo]] 0,55 m<sup>3</sup>/detik pada musim giling, serta 0,22 m<sup>3</sup>/detik pada musim pemeliharaan melalui suplesi di [[Sungai Winongo]] yang diambil di Bendung Korbri atau Kobri di dusun Jogonalan Lor.
 
{{Topik Yogyakarta}}