Tionghoa Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k clean up |
||
Baris 30:
Orang Tionghoa Padang telah beradaptasi dengan masyarakat lokal tempat mereka berada. Hal tersebut ditandai dengan penggunaan bahasa Minangkabau oleh orang Tionghoa Padang sebagai bahasa sahari-hari. Bahkan, mayoritas orang Tionghoa Padang tidak dapat lagi bercakap dalam bahasa asal mereka.{{sfnp|Rahmi Surya Dewi|2018|pp=29}} Bahasa Minang yang dipertuturkan oleh orang Tionghoa Padang dikenal sebagai bahasa Pondok atau bahasa Minang dialek Pondok, hasil percampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang tapi memakai logat [[Bahasa Mandarin|Mandarin]].{{sfnp|Riniwaty Makmur, dkk|2018|pp=138-139}} Bahasa tersebut membuat mereka bisa berbaur dengan masyarakat Minangkabau.{{sfnp|Riniwaty Makmur|2018|pp=277}}
Pemerintah Kota Padang secara rutin mendukung kegiatan yang menampilkan budaya Tionghoa Padang dan pembaurannya. Dalam setiap perayaan [[Imlek]], ditampilkan atraksi budaya yang ada dari berbagai etnis yang menghuni Kota Padang. Di antara atraksi yang ditampilan oleh orang Tionghoa Padang adalah [[barongsai]], [[arak-arakan kio]], dan [[sipasan]].{{sfnp|Kompas.com|10 Pebruari 2009}} Pada 2013, atraksi sipasan yang dibawakan oleh perkumpulan HTT mencatat rekor dunia di [[Guinness World Records]] sebagai atraksi mengarak tandu terpanjang, yakni dengan panjang arak-arakan 243 meter dan jarak tempuh 1,9
== Eksodus ==
|