Prasimax: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: kreatifitas → kreativitas
Prasimax (bicara | kontrib)
k Penambahan riwayat invensi teknologi Prasimax
Baris 32:
Selain menjalankan bisnis pelatihan elektronika, Yayasan Prasimax juga menyediakan kit pelatihan serta komponen-komponen terkait. Selain itu Yayasan Prasimax juga menyediakan bahan ajaran untuk pelatihan dasar komunikasi dan pengetahuan internet dasar. Salah satu bahan atau modul pelajaran terkait internet adalah [http://bebas.ui.ac.id/v14/v11/ref-ind-1/network/TCPIP_Part1.pdf modul] Protokol TCP/IP<ref>{{Cite book|url=http://dx.doi.org/10.1002/9780470377833.ch19|title=TCP/IP Architecture, Design, and Implementation in Linux|date=2008-01-29|publisher=John Wiley & Sons, Ltd|isbn=9780470377833|location=Hoboken, NJ, USA|pages=723–757}}</ref>. Modul ini akhirnya beredar luas di dunia maya dan sudah banyak membantu mahasiswa, akademisi dan praktisi bidang internet menyelesaikan skripsi, tesis dan penelitian mereka yang berhubungan dengan internet dan protokol TCP/IP.
 
Pada akhir tahun 20092010, Prasimax mendapat tantangan solusi dari sebuah anak perusahaan [[Telkom Indonesia|PT Telkom Indonesia]] yakni [http://www.finnet-indonesia.com Finnet] untuk melahirkan solusi pengawasan pajak. MemasukiPada akhir tahun 2010, agar tim Yayasan Prasimax dapat memulai hubungan bisnis dengan Finnet, para pendiri Yayasan Prasimax kemudian mendirikan sebuah perusahaan atau perseroan yang berorientasi profit dengan nama legal [https://www.linkedin.com/company/prasimax/ PT. Prasimax Inovasi Teknologi] (seterusnya disebut: '''Prasimax''') pada tanggal 12 Maret 2010 di Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia. Pada saat itu Prasimax didirikan oleh [https://www.linkedin.com/in/disetiad/ Didi Setiadi], [https://www.linkedin.com/in/lukman-rosyidi-a939aa7/ Lukman Rosyidi], Abdi Aziz Qohhar Noor, Muhammad Sabaruddin dan [https://www.linkedin.com/in/mohammad-irfan-72002952/ Mohammad Irfan] sebagai pendiri pertama sekaligus menjadi pemegang saham Prasimax. Dengan pendirian perusahaan tersebut sekaligus menjadikan Finnet sebagai pelanggan komersial pertama Prasimax.
 
Solusi Monitoring Pajak Online yang diminta oleh Finnet tersebut akhirnya mulai dikembangkan sejak akhir 2011, berupa desain perangkat keras Tapping Box atau Alat Fiskal Elektronik beserta sistem monitoring dan pelaporannya. Tidak hanya itu, Prasimax juga mendaftarkan invensi nya tersebut pada pertengahan 2011. Invensi tersebut diyakini oleh para pendiri Prasimax akan menjadi trend setter teknologi yang mendukung sistem fiskal pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan potensi penerapan sistem monitoring pajak daerah pada 416 kabupaten dan 99 kota di Indonesia. Dipelopori oleh Dinas Pelayan Pajak DKI Jakarta di tahun 2011, beberapa pemerintah daerah tingkat 2 lainnya mengikuti jejak DKI Jakarta. Sebut saja Kabupaten Bogor, Kabupaten Badung, Kota Surabaya, Kabupaten Bandung Barat dan masih banyak lagi. Saat kontrak Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta habis dengan Finnet di tahun 2013, di bawah kepemimpinan gubernur DKI Jakarta kala itu, Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama, operasional montoring pajak online diserahkan kepada BRI. Namun invensi teknologi Prasimax tetap dilanjutkan. Sayangnya BRI dengan sengaja mengalihkan produksi dan melanjutkan teknlogi kepada perusahaan asing yakni LG CNS Korea. Prasimax sempat mengirimkan somasi kepada PT. LG CNS Indonesia di pertengahan tahun 2013 sebagai bentuk protes penyerobotan paten sekaligus potensi operasional.
 
Saat ini Prasimax sudah memiliki 5 paten, 1 desain industri dan 4 merek. Fokus teknologi yang didalami oleh Prasimax saat ini (2020) adalah Internet of Things dan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan).
 
== Referensi ==