Prasimax: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan link |
|||
Baris 36:
Pada akhir tahun 2010, Prasimax mendapat tantangan solusi dari sebuah anak perusahaan [[Telkom Indonesia|PT Telkom Indonesia]] yakni [http://www.finnet-indonesia.com Finnet] untuk melahirkan solusi pengawasan pajak. Awal 2011 Prasimax memulai hubungan bisnis dengan Finnet untuk memulai memikirkan dan menerapkan invensi dan inovasi baru dalam rangka memonitor aktifitas transaksi obyek pajak daerah seperti restoran, hotel, layanan parkir dan tempat hiburan. Maka sekitar Agustus 2011 dimulailah pengembangan invensi sekaligus produk inovasi pertama Prasimax yakni sebuah piranti keras yang dapat menangkap sinyal printer atau pencetak pada mesin Point of Sales beserta sistem monitoring dan pelaporan sebagai server aplikasi sebagai solusi monitoring pajak online..
Solusi Monitoring Pajak Online yang diminta oleh Finnet tersebut akhirnya mulai dikembangkan sejak akhir 2011, berupa desain perangkat keras yang lazim disebut dengan [https://www.prasimax.com/produk/tapping-box-untuk-merekam-mesin-kasir Tapping Box] atau Alat Fiskal Elektronik beserta sistem monitoring dan pelaporannya. Tidak hanya itu, Prasimax juga mendaftarkan invensi nya tersebut pada pertengahan 2011. Invensi tersebut diyakini oleh para pendiri Prasimax akan menjadi trend setter teknologi yang mendukung sistem fiskal pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan potensi penerapan sistem monitoring pajak daerah pada 416 kabupaten dan 99 kota di Indonesia. Dipelopori oleh Dinas Pelayan Pajak DKI Jakarta di tahun 2011, beberapa pemerintah daerah tingkat 2 lainnya mengikuti jejak DKI Jakarta. Sebut saja Kabupaten Bogor, Kabupaten Badung, Kota Surabaya, Kabupaten Bandung Barat dan masih banyak lagi. Saat kontrak Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta habis dengan Finnet di tahun 2013, di bawah kepemimpinan gubernur DKI Jakarta kala itu, Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama, operasional montoring pajak online diserahkan kepada BRI. Namun invensi teknologi Prasimax tetap dilanjutkan. Sayangnya BRI dengan sengaja mengalihkan produksi dan melanjutkan teknlogi kepada perusahaan asing yakni LG CNS Korea. Prasimax sempat mengirimkan somasi kepada PT. LG CNS Indonesia di pertengahan tahun 2013 sebagai bentuk protes penyerobotan paten Prasimax secara sengaja.
Saat ini Prasimax sudah memiliki 5 paten, 1 desain industri dan 4 merek. Fokus teknologi yang didalami oleh Prasimax saat ini (2020) adalah Internet of Things dan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan).
|