Radhar Panca Dahana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib)
HeningBumi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 20:
|website =
}}
'''Radhar Panca Dahana''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|26|3|1965}}) adalah [[sastrawan]] dan [[budayawan]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Namanya dikenal melalui karya-karyanya dalam bentuk [[esei]] [[sastra]], [[cerita pendek]], dan [[puisi]] yang dipublikasikan di sejumlah [[surat kabar]] Indonesia. Selain itu, Radhar juga aktif menjadi pembicara dalam diskusi, seminar, maupun ''talkshow'' di [[televisi]]. Ia menyelesaikan Program S1 Jurusan Sosiologi FISIP [[Universitas Indonesia]] ([[1993]]) dan studi Sosiologi di École des Hautes Études en Science Sociales, [[Paris]], [[Prancis]] ([[2001]]). Radhar merupakan pendiri dari [[Perhimpunan Pengarang Indonesia]] dan presiden [[Federasi Teater Indonesia]] yang masih menjabat sampai saat ini. Tahun 2019, Radhar dipercaya oleh [[Komisi Pemilihan Umum]] untuk menjadi salah satu [[panel]] Debat Cawapres ke tigaketiga, bersama Rektor [[Universitas Syiah Kuala]], Samsul Riza, Rektor [[Universitas Hasanuddin]], Dwia Aries Tina Pulubuhu, dan Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah.<ref>{{Cite web
|url=https://pilpres.tempo.co/read/1184150/radhar-panca-dahana-dan-2-rektor-jadi-panelis-debat-cawapres
|website=Tempo
Baris 33:
 
== Kehidupan pribadi ==
Minatnya dalam bidang menulis terlihat sejak umur 5 tahun, saat dirinya sering tidak pulang ke rumah dan ditemukan di kawasan Bulungan sedang melihat teater. Kepiawaiannya dalam bidang sastra dan tulis -menulis kemudian membawanya menjadi seorang cerpenis dan reporter lepas di sebuah majalah remaja, Zaman. Saat itu, ia sangat giat mengirimkan karya-karyanya di berbagai rubrik majalah. Ia juga sering diminta mengisi kolom di rubrik olahraga, kebudayaan, pendidikan, berita kriminalitas, dan hukum.<ref>{{Cite web
|url=http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/3817-radhar-panca-dahana
|website=Tokoh Indonesia
Baris 40:
}}</ref>
 
Semasa kecil, ia sering memberontak dan tak mengikuti aturan yang ada. Baik itu di sekolah maupun di rumah. Didikan orang tuanya yang otoriter dan kerap memukul membuatnya ingin mengekspresikan diri. melalui sendiri dan iaIa memilih menyalurkan bakat di bidang kesenian meski orang tuanya tak setuju dengan pilihannya, karena orang tuanya menginginkan Radhar untuk menekuni bidang seni lukis.<ref>{{Cite web
|url=http://www.gramediapustakautama.com/penulis-detail/35050/Radhar-Panca-Dahana-
|website=Gramedia Pustaka Utama
Baris 54:
}}</ref>
 
Perjuangan dalam menunjukkan eksistensinya dalam dunia tulis -menulis dan sastra pada orang tuanya banyak menemui jalan terjal. Sampai akhirnya, namanya banyak dikenal orang dan membuatnya meraih penghargaan Paramadina Award pada tahun 2005. Tak hanya itu, faktor kesehatan yang nyatanya sangat mengganggu kegiatannya tak mampu membendung semangat berkaryanya.<ref>{{Cite web
|url=http://www.perspektifbaru.com/wawancara/517
|website=Perspektif Baru