Kerajaan Barru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Erik Hariansah (bicara | kontrib)
Pembuatan halaman baru
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
HsfBot (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
=== Sejarah awal ===
Menurut ''[[Lontar|lontaralontar]]a Attoriolong'' kerajaan Berru, sebelum berdirinya Kerajaan Berru, wilayah tersebut bernama Ajjarengnge, kemudian dirintis pertama kali oleh seorang tokoh yang bergelar Puang Ri Bulu Puang Ri Cempa. Wilayah tersebut banyak ditumbuhi sejenis pohon kayu yang dinamai ''Aju Berru''. Selain itu di Ajjarengnge terdapat pula sebuah pusaka dari [[Batara Guru]] berupa sumur bertuah yang bernama Bujung Waranie dan mengandung air dewata, menurut kepercayaan masyarakat, air sumur itu dapat membawa keberuntungan seperti memiliki keberanian dan kecerdasan.
 
Awalnya air tersebut berada di [[Kedatuan Luwu|Kerajaan Luwu]], namun tiba-tiba menghilang dan berpindah ke sekitar Ajjarengnge. Beberapa waktu kemudian datanglah seorang bangsawan dari Kerajaan Luwu yang bernama Laware Malluajeng bersama rombongannya untuk mencari sumur yang airnya dianggap bertuah itu. Disitulah putra bangasawan Luwu itu menemukan sumur air bertuah sekaligus memperistrikan seorang putri setempat dan tinggal di Ajjarengnge. Pada mulanya masyarakat Ajjarengnge hanya memakan sagu dan rumpia sebagai makanan pokok hingga datang seorang putra dari Manurungnge ri Jangang-jangangnge yang bernama Lasarewo, ia membuka hutan belantara yang penuh [[Rumbia|pohon rumbia]] untuk dijadikan lahan pemukiman dan perkebunan, wilayah tersebut kemudian dikenal sebagai La Rumpia yang menjadi sawah.
 
Karena kemampuannya membuka lahan pertanian/perkebunan, Lasarewo kemudian dilantik menjadi raja di atas sebuah batu yang masyarakat menyebutnya ''Batu Allantireng'', di sebelah batu tersebut terdapat pohon Aju Berru yang kemudian digunakan sebagai nama Kerajaan Berru dan Lasarewo sebagai raja pertamanya.
 
Pada masa pemerintahan Raja Berru yang ke-IV, Matinro Ri Daun Lesang yang memerintah antara tahun 1381 sampai tahun 1381, ia membagi Kerajaan Berru menjadi dua wilayah, yaitu Kerajaan Berru Riaja yang berada di pegunungan dan Kerajaan Berru Rilau yang berada di pesisir pantai. Pemerintahan di Kerajaan Berru Rilau dijabat oleh raja Matinro Ri Daun Lesang sendiri, sementara pemerintahan di Kerajaan Berru Riaja diserahkan kepada adiknya.<ref name="Pangerang, Rimba Alam A 2009">Pangerang, Rimba Alam A. 2009. Sejarah Singkat Kerajaan di Sulawesi Selatan. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
 
=== Masuknya Agama Islam ===
Pada masa pemerintahan Raja Barru ke-XII, Mattinroe Ri Dua Jenna, [[Islam|Agama Islam]] mulai masuk di Kerajaan Berru, masuknya Agama Islam di Barru tidak terlepas dari peranan dari [[Kerajaan Tanette|Kerajaan Tanete]] yang merupakan tetangga Kerajaan Barru. MattinroE Ri Dua Jenna adalah raja Berru pertama yang memeluk Agama Islam setelah Kerajaan Tanete pada tahun 1606.<ref> name="Pangerang, Rimba Alam A. 2009. Sejarah Singkat Kerajaan di Sulawesi Selatan. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.<"/ref>
 
Dengan masuknya Agama Islam di Kerajaan Berru, beberapa tokoh dan santri-santri Agama Islam mengunjungi [[Pancana, Tanete Rilau, Barru|Pancana]] sebagai pusat pemerintahan dan tempat pengajaran Agama Islam di Tanete. Kemudian Agama ini dapat menjangkau Kerajaan-kerajaan lainnya, dibagian Utara Kerajaan Berru, seperti Kerajaan [[Lampoko, Balusu, Barru|Lampoko]], Maroanging, [[Nepo, Mallusetasi, Barru|Nepo]] dan beberapa kerjaan lainnya. Dibangunlah masjid atau mushallah diberbagi tempat di Berru. Selain itu, dibentuk lembaga pemerintahan dan keagaam baru, yaitu ''Parewa Sara'' atau lembaga keagamaan seperti Imam, Bilal, Khatib dan perangkat Islam lainnya.<ref>Herni. 2008. Tanete Pada Masa Pemerintahan Petta Pallase’-lase’E di Kab. Barru (1610-1620). Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.</ref><ref>Idham. Juli 2014. Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Islam di Barru. Paramita. Vol. 24, No. 2.</ref>
Baris 52:
# La Sadopotto
# Saribanong Karaeng Tanete
# Muhtar Sumangerukka Karaeng Mangeppe<ref> name="Pangerang, Rimba Alam A. 2009. Sejarah Singkat Kerajaan di Sulawesi Selatan. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.<"/ref>
 
== Rujukan ==