Kota Soe, Timor Tengah Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 10:
|provinsi =Nusa Tenggara Timur
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep Atoni's op een weg bij Soé TMnr 60033650.jpg|jmpl|300px|Kota Soe pada tahun 1930-an]]
'''Kota Soe''' (ditulis So'E/Soe dibaca So'E) adalah sebuah [[Kecamatan]] yang juga merupakan [[ibukota]] dari [[Kabupaten Timor Tengah Selatan]], provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Kota ini biasa disebut "''The Freezing City''" atau "''Kota Membeku''" karena cuaca di kota ini jauh lebih dingin dibandingkan kota lainnya di [[Timor Barat|Pulau Timor]]. Kota ini berjarak 110&nbsp;km dari [[Kupang]], atau sekitar 185&nbsp;km dari [[Atambua]]. Luas kota Soe sekitar 28,08 km<sup>2</sup> dengan populasi ditahun [[2020]] berjumlah 41.402 jiwa, dan kepadatan 1.474 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="SOE">{{cite web|url=https://timortengahselatankab.bps.go.id/publication/2020/09/28/52f8970908722a6d586e05a1/kecamatan-kota-soe-dalam-angka-2020.html|title=Kecamatan Kota Soe Dalam Angka 2020|website=www.sumbatimurkab.bps.go.id|accessdate=7 Oktober 2020|format=pdf}}</ref>
 
== Demografi ==
Jumlah penduduk tahun [[2020]] berjumlah 41.402 jiwa, yang terbagi di 11 [[kelurahan]] dan 2 [[desa]] dan memiliki 211 [[Rukun Tetangga]] (RT), 78 [[Rukun Warga]] (RW) dan 4 [[dusun]]. Penduduk asli [[Timor Tengah UtaraSelatan]] ialah suku Amanatun, Amanuban, Mollo, Boti, dan ada juga suku [[Suku Timor|Timor]], demikian juga yang ada di kota Soe.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4351380/ritual-adat-tulu-nekak-ansaof-neu-simbol-penyerahan-diri-kepada-leluhur-orang-timor|title=Ritual Adat Tulu Nekak Ansaof Neu, Simbol Penyerahan Diri Kepada Leluhur Orang Timor|website=www.liputan6.com|accessdate=8 Oktober 2020}}</ref> Sementara itu, [[bahasa]] yang digunakan di kawasan ini selain bahasa [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], penduduk lokal memakai bahasa Timor.<ref name="SUKU"/>
 
Salah satu ritual adat yang masih melekat di Timor Tengah Utara ialah ritual adat ''Tulu Nekak Ansaof Neu Ahonit Ma Ataos Amoet Apakaet''. Ritual ini dilakukan oleh para ketua adat di tiga wilayah besar yakni, Insana, Miomaffo dan Biboki, yang di dalamnya terdapat 18 kevetoran dan Raja Sonbai. Dalam ritual, mereka akan menyembelih seekor kerbau besar. Selain kerbau, tokoh adat juga akan memberi sesajian berupa sirih pinang, seekor ayam, sebotol minuman lokal dan beberapa keping uang perak. Ritual ini merupakan simbol penyerahan diri kepada leluhur orang Timor.<ref name="SUKU"/>
 
Dalam bidang keagamaan, berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] kabupaten Timor Tengah Selatan [[2020]] mencatat bahwa masyarakat di [[kecamatan]] ini memiliki penduduk yang beragam keyaninan, dimana pemeluk agama [[Kekristenan|Kristen]] sebanyak 91,01% dimana mayoritas [[Protestan]] 79,56% dan [[Katolik]] 11,45%. Kemudian sebagian memeluk agama [[Islam]] 8,39%, [[Budha]] 0,38% dan [[Hindu]] 0,22%.<ref name="SOE"/>
 
== Pekerjaan ==
Data usia kerja penduduk memiliki beragam macam atau jenis [[pekerjaan]]. Data tahun [[2020]] mencatat bahwa pada umumnya penduduk bekerja sebagai [[petani]], kemudian [[pensiun|pensiunan]], [[buruh]] dan pekerjaan lainnya.<ref name="SOE"/>
 
== Geografi ==
Baris 26 ⟶ 37:
}}
 
== Demografi ==
Jumlah penduduk tahun [[2020]] berjumlah 41.402 jiwa, yang terbagi di 11 [[kelurahan]] dan 2 [[desa]] dan memiliki 211 [[Rukun Tetangga]] (RT), 78 [[Rukun Warga]] (RW) dan 4 [[dusun]]. Penduduk asli [[Timor Tengah Utara]] ialah suku [[Suku Timor|Timor]], demikian juga yang ada di kota Soe.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4351380/ritual-adat-tulu-nekak-ansaof-neu-simbol-penyerahan-diri-kepada-leluhur-orang-timor|title=Ritual Adat Tulu Nekak Ansaof Neu, Simbol Penyerahan Diri Kepada Leluhur Orang Timor|website=www.liputan6.com|accessdate=8 Oktober 2020}}</ref> Sementara itu, [[bahasa]] yang digunakan di kawasan ini selain bahasa [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], penduduk lokal memakai bahasa Timor.<ref name="SUKU"/>
 
Salah satu ritual adat yang masih melekat di Timor Tengah Utara ialah ritual adat ''Tulu Nekak Ansaof Neu Ahonit Ma Ataos Amoet Apakaet''. Ritual ini dilakukan oleh para ketua adat di tiga wilayah besar yakni, Insana, Miomaffo dan Biboki, yang di dalamnya terdapat 18 kevetoran dan Raja Sonbai. Dalam ritual, mereka akan menyembelih seekor kerbau besar. Selain kerbau, tokoh adat juga akan memberi sesajian berupa sirih pinang, seekor ayam, sebotol minuman lokal dan beberapa keping uang perak. Ritual ini merupakan simbol penyerahan diri kepada leluhur orang Timor.<ref name="SUKU"/>
 
Dalam bidang keagamaan, berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] kabupaten Timor Tengah Selatan [[2020]] mencatat bahwa masyarakat di [[kecamatan]] ini memiliki penduduk yang beragam keyaninan, dimana pemeluk agama [[Kekristenan|Kristen]] sebanyak 91,01% dimana mayoritas [[Protestan]] 79,56% dan [[Katolik]] 11,45%. Kemudian sebagian memeluk agama [[Islam]] 8,39%, [[Budha]] 0,38% dan [[Hindu]] 0,22%.<ref name="SOE"/>
 
== Pekerjaan ==
Data usia kerja penduduk memiliki beragam macam atau jenis [[pekerjaan]]. Data tahun [[2020]] mencatat bahwa pada umumnya penduduk bekerja sebagai [[petani]], kemudian [[pensiun|pensiunan]], [[buruh]] dan pekerjaan lainnya.<ref name="SOE"/>
 
== Referensi ==