Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaiki salah ketik
Baris 14:
Sebuah petisi di [[Change.org]] untuk mendesak DPR dan pemerintah untuk membahas RUU PKS telah ditandatangani oleh lebih dari 50 ribu netizen pada tanggal 6 Mei 2016.<ref>{{cite news|url=https://beritagar.id/artikel/berita/beramai-ramai-mendesak-pengesahan-ruu-penghapusan-kekerasan-seksual|title=Beramai-ramai mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual|first=Muammar|last=Fikrie|date=6 Mei 2016|work=Beritagar.id|accessdate=22 Agustus 2020}}</ref> Pada tanggal 8 Desember 2018, masyarakat dari berbagai aliansi melakukan pawai akbar yang menuntut pemerintah segera mengesahkan RUU PKS. [[Tagar]] #sahkanruupks sempat menjadi kiriman terpopuler di [[Twitter]]. Pemimpin Redaksi ''[[Jurnal Perempuan]]'', [[Anita Dhewy]], mengganggap pengesahan RUU PKS sudah mendesak, terutama setelah korban-korban pelecehan seksual di Indonesia berani bersuara setelah munculnya [[gerakan Me Too]]. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI [[Marwan Dasopang]] mengatakan bahwa masih banyak hal yang harus dipertimbangkan DPR, seperti hal pemeriksaan yang harus dikoordinasikan dengan polisi, penggunaan judul “Penghapusan Kekerasan Seksual” yang dapat memunculkan beragam tafsir, penggunaaan kata hasrat seksual yang bisa diartikan sebagai [[Hubungan sesama jenis|hasrat antara sesama jenis]]. Menurutnya, aturan yang ada saat ini sudah cukup untuk menangani tindakan kekerasan seksual.<ref name="Primastika">{{cite news|url=https://tirto.id/undang-undang-penghapusan-kekerasan-seksual-harus-segera-disahkan-dbbA|title=Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual Harus Segera Disahkan|first=Widia|last=Primastika|date=8 Desember 2018|work=Tirto|accessdate=22 Agustus 2020}}</ref>
 
Dalam serangkaian [[unjuk rasa dan kerusuhan Indonesia September 2019|unjuk rasa dan kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada bulan September 2019]] oleh mahasiswa, pelajar, dan jurnalis Indonesia, salah satu tuntutan demonstran adalah segera mengesahkan RUU PKS.<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-4722609/ini-7-tuntutan-mahasiswa-yang-demo-di-depan-dpr|title=Ini 7 Tuntutan Mahasiswa yang Demo di Depan DPR|last=Yasmin|first=Puti|website=detiknews|access-date=2019-09-26}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/7-tuntutan-ribuan-mahasiswa-dalam-aksi-gejayanmemanggil.html|title=7 Tuntutan Ribuan Mahasiswa dalam Aksi #GejayanMemanggil|website=merdeka.com|access-date=2019-09-26}}</ref> Selama [[unjuk rasa undang-undang sapu jagat Indonesia]] pada Juli 2020, pendemo juga menuntut pengesahan RUU PKS.<ref>{{cite news |title=Gelombang Penolakan RUU Omnibus Law Disuarakan Mahasiswa Maluku Utara |url=https://rri.co.id/ternate/daerah/868581/gelombang-penolakan-ruu-omnibus-law-disuarakan-mahasiswa-maluku-utara |accessdate=11 September 2020 |publisher=[[Radio Republik Indonesia]] |date=16 July 2020 |language=id}}</ref><ref>{{cite news |title=GMNI Tolak RUU Omnibuslaw |url=http://beritakotaambon.com/gmni-tolak-ruu-omnibuslaw/ |accessdate=11 September 2020 |work=BeritaKotaAmbon.com |date=3 September 2020 |language=id}}</ref>
 
== Referensi ==