Raden Mattaher: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k perbaiki paragraf pertama |
Roby diery (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25:
Raden Mattaher dalam silsilahnya adalah Raden Mattaher bin Raden Kusen/Kusin gelar Pangeran Jayoninggrat bin Pangeran Adi bin Raden Mochamad gelar Sultan Mochammad Fachruddin.
Raden Mattaher sendiri adalah cucu dari [[Thaha Syaifuddin dari Jambi|Sultan Thaha Syaifuddin]] yang merupakan salah satu [[
== Perjuangan ==
Raden Mattaher tidak bisa dipisahkan dari Sultan Thaha. Sebab, beliau merupakan sosok panglima perang tangguh yang dimiliki Sultan Thaha masa itu. Sosoknya dengan segudang taktik gerilya, Raden Mattaher mampu menggempur serdadu [[Belanda]]. Oleh prajurit dan masyarakatnya dimasa itu, ia mendapat gelar Singo Kumpeh. Julukan itu diberikan karena keberingasannya layaknya singa dalam menumpas [[penjajah]].
Raden Mattaher bertugas sebagai panglima perang. Ia membentuk kantong-kantong dan barisan pertahanan serta barisan perlawanan yang bergerak di terotirial dari [[Muara Tembesi, Batanghari|Muara Tembesi]] sampai ke Muaro Kumpeh. Pola serangan yang difokuskan Raden Mattaher adalah dengan menyerang kapal-kapal perang Belanda yang masuk ke Jambi lewat jalur sungai. Kapal-kapal perang Belanda itu membawa personil, obat medis dan amunisinya.
Baris 34:
Berkat taktik perangnya yang memfokuskan pada pola menyerang kapal yang bermuatan personil tentara dan amunisinya itu, Raden Mattaher paling ditakuti oleh tentara Belanda. Pada tahun 1858 Sultan Thaha dan Raden Mattaher berhasil menenggelamkan kapal perang Belanda di perairan Sungai Kumpeh [[Muaro Jambi]]. Peristiwa (penenggalaman kapal) itulah menjadi tonggak sejarah dan membuatnya digelari sebagai Singo Kumpeh.
Perjuangan Raden Mattaher berakhir pada 10 September 1907. Ia ditembak mati di rumahnya sendiri dalam sebuah operasi militer
== Penghargaan ==
Baris 50:
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jambi]]▼
{{indo-bio-stub}}
▲[[Kategori:Tokoh Jambi]]
|