K-Conk Mania: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 28:
|website = {{website|kconkmania.org}}
}}
MALAM itu, suasana sunyi jalanan kota Bangkalan pecah dengan bunyi terompet dan raungan knalpot motor. Ratusan pemuda dengan mengenakan kaos loreng bergerombol melakukan pawai keliling kota. Mereka hendak menuju sebuah rumah makan di Jalan Soekarno-Hatta. Saya pun ikut bergabung guna merasakan merindingnya fanatisme orang Bangkalan saat itu pada tim kebanggaannya, Perseba.
Jam menunjukan pukul 20.00, alunan musik dangdut menyambut para suporter yang datang. Di sana, sang deklarator sudah tak sabar menunggu kehadiran para pecinta sepakbola Bangkalan. Poster dan banner ukuran besar juga menghiasi lokasi rumah makan. Malam itu adalah Rabu, tanggal 17 Juni 2009, momentum deklarasi resmi barisan suporter Perseba Bangkalan.
Berjejer di barisan depan, Ketua Pengkab PSSI Bangkalan saat itu, Imron Abdul Fattah, manajer Perseba RAM Halili, Kajari Bangkalan Muslihkuddin, dan dua wartawan Radar Madura sebagai penyelenggara acara yakni Edi Kurniadi (saat masih bergabung Radar Madura) dan saya sendiri. Setelah melalui pembahasan dan perbincangan panjang, para deklarator itu sepakat membentuk wadah resmi suporter fanatik Perseba.
Malam itu, sepakat nama barisan suporter Perseba KacongMania, seiring waktu berjalan akhirnya berganti kosakata menjadi K-Conk Mania. ”Inilah yang harus disambut dengan penuh keseriusan. Tanpa suporter, sebuah tim sepak bola tak ada artinya,” ujar rekan saya, Edi Kurniadi malam itu.
Jelang deklarasi yang penuh makna dan kemeriahan, urun rembug antar pecinta sepakbola di Bangkalan juga digelar. Beberapa catatan malam itu disepakati bersama untuk menjadi acuhan perbaikan ke depan. Satu catatan penting yang digaris bawahi saat itu, K-Conk Mania akan menjadi barisan suporter yang anti rasis, no anarkis. Hal itu guna mewujudkan cita-cita besar mereka, menjadi pemersatu seluruh barisan suporter di Indonesia.
Acara deklarasi diisi dengan pengucapan ikrar bersama. Diharapkan kecintaan akan sepakbola di Bangkalan terus mengakar di setiap dada mereka. Muslikhuddin yang saat itu menjabat Kajari Bangkalan memimpin pembacaan ikrar. Suasana menjadi sangat khusyuk, bulu kuduk terasa berdiri mendengarkan janji K-Conk Mania menjadi barisan pendukung Perseba dan menjadi pemersatu suporter Indonesia.
Tiga tahun sudah deklarasi di malam Kamis itu berlalu. Dalam perjalanannya, K-Conk Mania terus tumbuh. Kecintaan mereka pada sepak bola makin menggila seiring prestasi hebat tim kebanggaannya, Laskar Suramadu (the Lassumd) –julukan Perseba.
Kecintaan mereka dibuktikan dengan selalu ramainya stadion dengan kostum loreng merah putih saat Perseba berlaga di kandang. Bukti lain yakni selalu suksesnya program Ngongghai. Harian Pagi Radar Madura yang selalu mengawal dan menjadi orang tua K-Conk Mania memunculkan ide Ngongghai ketika Perseba lolos semifinal Kompetisi Divisi III tahun 2009.
Puluhan K-Conk Mania saat itu dikoordinir Radar Madura melakoni perjalanan panjang selama enam hari lima malam. Jarak panjang Madura – Jakarta tidak terasa seiring kecintaan mereka pada Perseba. Kehadiran mereka saat itu menggemparkan Jakarta. K-Conk benar-benar Ngongghai Ibukota. Mereka tampil atraktif setiap Perseba berlaga. Orang PSSI pun dibuat geleng-geleng kepala. Tim amatir sekelas Divisi III, sudah mampu menghadirkan suporter setia ke Jakarta.
K-Conk terus tumbuh dan tumbuh. Kini mereka tidak hanya menjadi bagian dari Perseba. Saudara tua mereka Persepam Pamekasan yang lebih dulu berkompetisi di level profesional juga didukungnya. Nama K-Conk juga dianggap saudara oleh teman-teman Bonek Mania-julukan suporter Persebaya Surabaya. Hal itu semua bisa terjadi karena janji awal mereka menjadi pemersatu suporter Indonesia.
RAM Halili, salahsatu deklarator mengakui deklarasi Rabu malam empat tahun lalu menjadi tonggak awal perjalanan K-Conk Mania. Kini dengan umur menginjak empat tahun, Halili berharap K-Conk terus tumbuh besar. ”Saatnya K-Conk tidak hanya mendukung Perseba. Namun K-Conk ada untuk Madura dan Indonesia. Segera hapus fiksi yang ada, agar suporter makin cinta pada Perseba,” pintanya.
Pesan lain disampaikan Kanjeng Yunus, koordinator Forum Korwil K-Conk Mania. Yunus berharap momentum ulang tahun K-Conk ke-4 membuat mereka makin dewasa. ”Kita sudah makin dewasa, mari tempatkan K-Conk pada jalur sebenarnya. K-Conk adalah barisan suporter sepak bola yakni Perseba. Jangan giring K-Conk ke ranah selain sepak bola, sebab itu melanggar ikrar kita pada 17 Juni 2009 silam,” pesannya.
K-Conk di usia ke-4 juga diharapkan makin eksis dan mandiri agar terus digandrungi semua kalangan. Harapan itu disampaikan Jimhur Saros, presiden K-Conk Mabes. Dia berharap K-Conk tidak hanya menjadi milik orang Bangkalan, namun juga menjadi pemersatu masyarakat Madura. ”K-Conk juga harus menjadi pelopor barisan suporter anti rasis dan anarkis. Melalui K-Conk mari kita ubah image negatif kebrutalan yang melekat pada suporter di Indonesia,” harapnya.
|