==Tema dan analisis==
[[File:PurportedUFO2.jpg|thumb|Salah satu tema utama ''Koi... Mil Gaya'', [[makhluk ekstraterestrial]], tercatat oleh analis. Dalam film tersebut, alien ditampilkan menggunakan sebuah [[piring terbang]] untuk pergi ke [[Bumi]]]]
Makhluk luar angkasa, [[autisme]], dan [[disabilitas intelektual]] menjadi tema utama dari ''Koi... Mil Gaya''.<ref>{{harvnb|Determann|2020|p=74}}; {{harvnb|Mehrotra|2020|p=55}}; {{harvnb|Sagar|2012|p=12}}</ref> Film tersebut sering dibandingkan dengan dan dianggap menjadi sebuah buat ulang dari film fiksi ilmiah [[Steven Spielberg]] ''[[E.T. the Extra-Terrestrial]]'' (1982). Tetapi, Rakesh kemudian membantah laporan buat ulang tersebut, menyatakan dalam sebuah wawancara, "Film tersebut adalah sebuah film komersial berbasis formula ... Kita tidak dapat menyebutnyamenyebut sebuahfilm tersebut [sebagai] ''E.T.'' India."<ref name="ET" /> Analis juga mencatat alur ''Koi... Mil Gaya'' mirip dengan ''[[The Absent-Minded Professor]]'' (1961),<ref>{{harvnb|Jess-Cooke|2009|p=117}}; {{harvnb|Hanikmah|2016|p=6}}</ref> ''[[Charly]]'' (1968)<ref name="review09" /> dan ''[[Close Encounters of the Third Kind]]'' (1977),<ref name="review05" /> dan Sudha Rai dari [[Universitas Rajasthan]] berpendapat bahwa itu merepresentasi bagaimana globalisasi sinema dunia dapat menciptakan sebuah pengaruh besar: "''Koi... Mil Gaya'' ... adalah contoh ... proses di mana nilai-nilai sosial patriarki menggapai kembali inti film tentang [seorang] penderita gangguan mental."<ref>{{harvnb|Rai|2005}}</ref>
Dalam sebuah ulasan dari [[Bollywood Hungama]], ''Koi... Mil Gaya'' dianggap sebagai sebuah penggabungan antara ''E.T. the Extra-Terrestrial'' dan ''[[Mac and Me]]'' (1988). Pengulas tersebut juga mencatat penggambaran peran Hrithik memiliki keserupaan dengan film pahlawan super ''[[Spider-Man (film 2002)|Spider-Man]]'' (2002), di mana dalam yang terakhir''Spider-Man'', karakter utamanya yang sebelumnya lemah berubah menjadi kuat setelah terkena sebuah gigitan laba-laba.<ref name="review01" /> Kritikus ''[[Hindustan Times]]'' [[Saibal Chatterjee]] menguraikan kemiripan antara karakter Hrithik sebagai Rohit dengan [[Forrest Gump (karakter)|Forrest Gump]] (diperankan oleh [[Tom Hanks]]) dalam [[Forrest Gump|film tituler]].<ref>{{Cite news|last=Chatterjee|first=Saibal|author-link=Saibal Chatterjee|date=9 Agustus 2003|title=Koi? Mil Gaya: What's new?|url=https://www.hindustantimes.com/india/koi-mil-gaya-what-s-new/story-iKy2aMVEcMh1vVj3McBgtJ.html|work=[[Hindustan Times]]|agency=[[Press Trust of India]]|archive-url=https://archive.vn/ZfvKN|archive-date=21 September 2020|access-date=21 September 2020|url-status=live}}</ref> Dalam ''Koi... Mil Gaya'', Rohit adalah seorang laki-laki berketerbelakangan mental, dan dalam film titulernya, Forrest Gump adalah seorang pria ber[[kecerdasan intelektual]] sub-normal. Menanggapi hal tersebut, Hrithik tidak merasa adanya kemiripan antara kedua karakter tersebut, dan menyatakanmengatakan, "Saya tidak menirunya."<ref name="Hrithik Roshan" />
MeninjauMengulas untuk ''[[Himal Southasian]]'', Geneive Lakier (seorang profesor asisten [[Universitas Sekolah Hukum Chicago]]) menyebut, dalam hal alur, ''Koi... Mil Gaya'' lebih "kejam" dibandingkan dengan ''E.T. the Extra-Terrestrial''. Sebagai contoh, dalam ''Koi... Mil Gaya'', Rohit ditampilkan sebagai seorang laki-laki dengan kecacatan terhadap mentalnya dan ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan, sebaliknya, dalam ''E.T. the Extra-Terrestrial'', karakter utama Elliott (diperankan oleh [[Henry Thomas]]) adalah seorang [[Urutan kelahiran|anak tengah]] biasa dan ketiadaan ayahnya tidak diceritakan secara jelas. Pernyataan Lakier juga termasuk hubungan antara keluarga dengan orang luar dan klimaks mereka. Di samping itu, ia membuat sebuah kesimpulan jika kedua film tersebut "menceritakan kerentanan laki-laki dalam menghadapi cinta sebagai ... kekuatan produktif dan generatif", menambahkan, "[Mereka] mendorong... kita untuk memberikan sebuah pengampunan kepada laki-laki—untuk kekerasan dan kebodohan ... yang mereka lawan [dan] hadapi."<ref>{{Cite news|last=Lakier|first=Genevieve|date=1 Oktober 2003|title=Boyhood and the alien: E.T. and Koi Mil Gaya|url=https://www.himalmag.com/boyhood-and-the-alien-et-and-koi-mil-gaya/|work=[[Himal Southasian]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20200816040821/https://www.himalmag.com/boyhood-and-the-alien-et-and-koi-mil-gaya/|archive-date=16 Agustus 2020|access-date=22 September 2020|url-status=live}}</ref> Dalam analisisnya, Shreelata Prasad menyatakan jika gagasan tentang disabilitas dalam ''Koi... Mil Gaya'' digunakan sebagai sebuah penghasil keuntungan dan popularitas bagi karakter protagonisnya Rohit, dibandingkan untuk memunculkan simpati kepada penyandang kecacatan dari para penontonnya.<ref>{{harvnb|Prasad|Kashyap|Rabindranath|2018|pp=6–7}}</ref>
[[File:The Celestial Chariot (6124515635).jpg|thumb|upright=0.97|left|Kemiripan antara [[wilmana]] (dalam gambar) dengan piring terbang dari ''Koi... Mil Gaya'' dianggap sebagai sebuah korelasi antara alien dalam film tersebut dengan [[Sejarah India|India kuno]]]]
Profesor [[Universitas Negara Bagian Stephen F. Austin]] Ericka Hoagland menggarisbawahi tema [[politik India]] dalam film tersebut, setelah menemukan penyiratan nasionalisme [[Hindu]] kuat, yang mana dianggapnya menunjukkan "sebuah [[rezim]] visual Hinduisme".<ref>{{harvnb|Hoagland|Sarwal|2014|pp=156–170}}</ref> Neelam Sidhar Wright dari ''Bollywood and Postmodernism'' kemudian menganalisis ''Koi... Mil Gaya'', dan mencatat jika narasinya mengangkat tema persahabatan, keterasingan, dan kepolosan anak-anak. Ia juga membandingkan film tersebut dengan cerita rakyat [[mitologi Hindu]], dan menurutnya bagian ketika Jadoo menyembuhkan Rohit dengan kekuatannya tidak disampaikan sebagai kemampuan super, melainkan "keajaiban ilahi". Wright berpikir jika itu menyiratkan "karya misterius dan magis Tuhan". Dalam film tersebut, suku kata religius ''om'' digunakan oleh Sanjay sebagai sebuah pesan untuk memanggil alien melalui komputernya. Wright beropini bahwa pemakaian simbol tersebut memiliki kaitan dengan isu-isu tentang modernisme dengan kemajuan teknis dan tradisi serta primitivisme dalam [[budaya India]].<ref>{{harvnb|Wright|2015|pp=100–103}}</ref> Anustup Basu menambahkan jika penggunaan tersebut adalah contoh dari "tema-tema alien yang ter-Indianisasi."<ref>{{harvnb|Basu|2010|p=181}}</ref> Lebih lanjut, Wright mencatat motif religius lainnya dari film tersebut; pelukisan simbolis pada piring terbang, dan penggunaan tema-tema seperti keimanan, doa, ibadah, dan pengorbanan diri.<ref>{{harvnb|Wright|2015|p=103}}</ref>
Luluk Hanikmah menjadikan ''Koi... Mil Gaya''—beserta [[Joker (film 2012)|''Joker'']] (2012) dan [[PK (film)|''PK'']] (2014)—sebagai bahan untuk jurnalnya,—untuk ''The Blue Alien in Koi Mil Gaya Film''. Ia melakukan sebuah analisis terhadap piring terbang dalam ''Koi... Mil Gaya'', dan mencatat kemiripan bentukpada bentuknya dengan [[wilmana]], sebuah kereta terbang dari mitologi India. Ia menyebut jika hal tersebut dapat membuktikan sebuah kolerasi antara alien dalamdari film tersebut dengan peradaban [[Sejarah India|India kuno]]. DalamContoh filmlainnya tersebut,adalah bahwa piring terbangnya digambarkan memilikisebagai bentuksebuah segitiga,. dan menggunakanMenggunakan laporan dari wartawan B. Vike, Hanikmah meyakini jika bentuk tersebut dipengaruhi oleh sebuah berita tentang kemunculan sebuah objek terbang tidak teridentifikasi di [[Bengaluru]] pada Mei 2001.<ref>{{harvnb|Hanikmah|2016|pp=1–6}}</ref>
Hanikmah kemudian melihat kemiripan antara karakter Jadoo dengan dewa [[Kresna]] menurut dahi, warna kulit, dan pemakaian sinar matahari sebagai sumber energi mereka.<ref>{{harvnb|Hanikmah|2016|pp=3–9}}</ref> Wright juga menemukan lambang [[tilaka]] pada karakter tersebut, dan [[Masood Ashraf Raja]] (menulis dalam ''The Postnational Fantasy'') menambahkan bagaimana Jadoo terlihat seperti dewa [[Ganesha]] berdasarkan pada fitur tubuhnya.<ref>{{harvnb|Wright|2015|p=103}}; {{harvnb|Raja|Ellis|Nandi|2014|p=81}}</ref> Raja menyebut Jadoo sebagai seorang dewa yang sedang turun, dengan berpendapat jika kekuatannya—telekinesis, penyembuhan magis, dan [[levitasi]]—lebih terlihat layaknya mistis daripada teknologi, dan menyatakan: "''Koi... Mil Gaya'' dengan demikian mencoba untuk merasionalisasi [sesuatu bersifat] ilahi dan magis melalui fantasi alien yang belum sepenuhnya menyingkirkan ilmu pengetahuan empiris."<ref>{{harvnb|Raja|Ellis|Nandi|2014|p=81}}</ref> Penulis Irlandia [[Carolyn Jess-Cooke]] mencatat pula beberapa elemen Hinduisme lainnya pada karakter tersebut; menurutnya, kulit biru Jadoo mewakili warna dari dewa [[Wisnu]], dan kemudian menambahkan bahwa warna tersebut merepresentasikan makhluk yang "mampu untuk melawan kejahatan".<ref>{{harvnb|Jess-Cooke|2009|p=117}}</ref>
Melansir dari pernyataanMenurut Jess-Cooke, Rakesh menggunakan sejumlah ikonografi-ikonografi umum sebagai bagian untuk mengomersialkan dan mengontekstualisasikan film tersebut. Hal tersebut setelahnya mendorong Jess-Cooke untuk berpikir jikadan penggunaan genre fiksi ilmiah dalam film tersebut adalah sebuah "struktur terorganisir"bagian untuk menyuarakan identitas dan ideologi India.<ref>{{harvnb|Jess-Cooke|2009|pp=116–118}}</ref>
==Musik==
|