Pengguna:Alamnirvana/Pangeran Putra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
||
Baris 70:
Pada 12 Januari 1607, CALL menerima perintah untuk pergi dari Banten ke Sukadana dan berdagang intan. Pada tanggal 22 Juni tahun yang sama, SAMUEL BLOMMAERTZ berangkat ke sana dan kembali dari sana pada tanggal 13 Juli ke Banten . Pada masa GIERIE KASUEMA ini, diharapkan orang Dayak sipak menemukan intan besar Matan, Segima, dan memberikannya sebagai hadiah kepada Pangeran. Namun, tidak ada satupun pegawai negeri Belanda yang peduli dengan perdagangan intan di sini yang memberikan pemberitahuan tentang Matan.
Sekitar 1600 GIERIE KASOEMA menikah dengan Poetrie BOENKOE, putri PRABOE, Raja dari [[Kerajaan Landak]]. Di
Tampaknya dengan mengadopsi keyakinan Mahomedan (Islam) ia memanfaatkan izin tersebut untuk menghidupi beberapa wanita. Dia meninggal karena diracuni oleh istrinya yang cemburu, Putri Landak
PEMERINTAH RATOE BOENKOE.
Baris 78:
Setelah kematian pendampingnya Kasuma, Ratoe BOENKOE, pada masa minoritas putranya, mengambil alih pemerintahan Sukadana serta Landak, sebagai Ratoe di Atas Negrie (Putri negeri) sampai sekitar tahun 1624.
Pada tanggal 28 November 1608 SAMUEL BLOMMAERTZ telah melakukan perjalanan kembali dari Banten ke Sukadana dan tiba di sana pada tanggal 7 Desember. Pada tanggal 11 Maret 1609, BLOMMAERTZ dikirim ke sana, khusus untuk tujuan mencapai kesepakatan tentang perdagangan tunggal dengan
sudah berperang dengan ADIL, Sultan dari Sambas, sepupunya, yang lahir di Meliau dekat Sukadana. Ayahnya adalah TENGA, dahulu Sultan dari Sambas, dan ibunya Iban, saudara perempuan GIERIE KASOEMA dan saudara ipar Ratu
BLOMMAERTZ, yang sementara itu pergi ke Sambas dan membuat perjanjian di sana, kembali ke
PEMERINTAHAN BERSAMA RATOE BOENKOE DENGAN ANAKNYA GIERIE MOESTAKA.
|