Sang Pencerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Menolak 6 perubahan teks terakhir (oleh Bangpru94, LaninBot, Fandy Aprianto Rohman, 182.1.5.228 dan 36.71.141.89) dan mengembalikan revisi 14488777 oleh 118.137.194.81
Tag: Pengembalian manual
Baris 9:
|aproducer =
|writer = [[Hanung Bramantyo]]
|starring       = [[Lukman Sardi]]<br />[[Yati Surachman]]<br />[[Slamet Rahardjo]]<br />[[Giring Ganesha]]<br />[[Ikranagara]]<br />[[Muhammad Ihsan Tarore]]<br />[[Zaskia Adya Mecca]]<br />[[Sujiwo Tejo]]<br />[[Dennis Adhiswara]]<br />[[Agus Kuncoro]]<br>[[Bryan Andrew]]<br> [[Qausar Harta Yudana]]
|music = [[Tya Subiyakto Satrio]]
|cinematography = [[Faozan Rizal]]
Baris 29:
'''Sang Pencerah''' adalah [[film drama]] tahun [[2010]] yang disutradarai oleh [[Hanung Bramantyo]] berdasarkan kisah nyata tentang pendiri [[Muhammadiyah]], [[Ahmad Dahlan]]. Film ini dibintangi oleh [[Lukman Sardi]] sebagai Ahmad Dahlan, [[Muhammad Ihsan Tarore]] sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan [[Zaskia Adya Mecca]] sebagai Nyai Ahmad Dahlan.
 
Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang.<ref>[http://movie.detikhot.com/read/2010/09/07/111422/1436611/918/sang-pencerah-kisah-sang-panutan-bangsa 'Sang Pencerah': Kisah Sang Panutan Bangsa], DetikHot Movie</ref> Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembarupembaharu Islam di Indonesia. DiaIa memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional.<ref>[http://cetak.kompas.com/read/2010/09/15/0320154/ahmad.dahlan.dari.kauman.untuk.indonesia Ahmad Dahlan, dari Kauman untuk Indonesia], Kompas 15 September 2010</ref>
Versi novel kisah ini ditulis oleh wartawan-sastrawan [[Akmal Nasery Basral (sastrawan)|Akmal Nasery Basral]], dan mendapat predikat Fiksi Terbaik Islamic Book Fair Award 2011. {{fact}}
 
== Sinopsis ==
 
Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, syirikSyirik dan bidBid'ah.

Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat#Mesjid Gedhe Kasultanan|Masjid Besar Kauman]] yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke [[Ka'bah]] di [[Mekah]], melainkan ke [[Afrika]]. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat ([[Slamet Rahardjo]]), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau.harry lesmana pasaribu
 
Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan ([[Lukman Sardi]]) mengawali pergerakan dengan mengubah arah [[kiblat]] yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton]] dan Masjid Besar.
Baris 42 ⟶ 45:
. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di [[Kweekschool]] atau sekolah para bangsawan di [[Jetis, Yogyakarta]].
 
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di [[Budi Utomo]]. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda [[Kauman]] itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah ([[Zaskia Adya Mecca]]) dan lima murid murid setianya, yaitu: Sudja ([[Giring Ganesha]]), [[Muhammad Sangidu]] ([[Ricky Perdana]]), Fahrudin ([[Mario Irwinsyah]]), Hisyam ([[Dennis Adhiswara]]) dan Dirjo ([[Abdurrahman Arif]]), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
 
== Pemeran ==
Baris 50 ⟶ 53:
* [[Giring Ganesha]] sebagai Sudja
* [[Ihsan Taroreh]] sebagai [[Ahmad Dahlan|Darwis muda]]
* [[Qausar Harta Yudana]] sebagai Dapunta
* [[Idrus Madani]] sebagai Ustadz Fauzel
 
== Produksi ==
Sebagai sutradara, Hanung juga dituntut untuk menghidupkan atmosfer dan lanskap Yogyakarta pada akhir 1800-an. Selain dilakukan di Yogyakarta, sutingsyuting digelar di [[Musium Kereta Api Ambarawa]] dan kompleks [[Kebun Raya Bogor]] yang disulap menjadi Jalan Malioboro lengkap dengan Tugu Yogyakarta pada zaman itu. Hanung juga mengembalikan dan mereka ulang bangunan Masjid Besar Kauman, Kota Gede, Bintaran, dan wilayah keraton seratus tahun silam dengan bangunan set lokasi serealistis mungkin. Di beberapa adegan, misalnya saat Dahlan beribadah haji, Hanung juga menggunakan potongan film dokumenter lama koleksi [[Perpustakaan Nasional]].
 
Dana yang dikeluarkan untuk pembuatan film ini lumayan besar, sekitar Rp 12 miliar. Selain itu, biaya besar dibutuhkan untuk kostum pemain. Misalnya, pakaian [[batik]] yang dikenakan pemain mesti sesuai dengan batik pada 1900. [[Jarik]] atau kain panjang sengaja didesain khusus untuk film Sang Pencerah sesuai dengan motif yang memang dikenal pada 1900-an; termasuk perlengkapan [[serban]] yang sengaja dibuat sendiri untuk keperluan syuting.<ref name=resensitempo />