Jabir bin Abdullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 68:
[[Berkas:Makam Jabir bin Abdullah.jpg|jmpl|kiri|Makam sebenarnya Jabir bin Abdullah]]
== Warisan ==
Pada tahun 1932 (atau tahun 1351 Hijriah), raja [[Iraq]] yang bernama [[Shah Faisal I]] bermimpi di mana dalam mimpinya ia ditegur oleh [[HudhaifahHudzaifah bin al-YamaniYaman]] (salah seorang sahabat [[Nabi Muhammad]]) yang berkata, "Wahai raja! Ambillah jenazahku ([[HudhaifahHudzaifah bin al-YamaniYaman]]) dan jenazah Jabir bin Abdullah dari tepian [[sungai Tigris]] dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburanku sekarang dipenuhi oleh air dan kuburan Jabir bin Abdullah juga sedang dipenuhi oleh air."
 
Mimpi yang sama terjadi berulang-ulang pada malam-malam berikutnya akan tetapi raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena ia merasa ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga [[HudhaifaHudzaifah bin al-YamaniYaman]] hadir dalam mimpi Mufti Besar Iraq. HudhaifaHudzaifah bin al-YamaniYaman berkata dalam mimpi sang Mufti itu, "Aku telah memberitahu raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazahku akan tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah kepada raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami."
 
Lalu setelah mendiskusikan masalah ini, raja Faisal, disertai oleh Perdana Menteri dan Mufti Besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskan bahwa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan Perdana Menteri akan memberikan pernyataan kepada pers supaya semua orang tahu tentang rencana besar ini. Kemudian,, diumumkan kepada umum bahwa rencana ini akan dilangsungkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah salat [[Dzhuhur]] dan [[Ashar]]. Kuburan kedua sahabat [[Nabi Muhammad]] itu akan dibuka dan jenazahnya (atau mungkin kerangkanya) akan dipindahkan ke tempat lain.
 
Karena pada waktu itu sedang musim haji, maka para jamaah haji juga ikut berkumpul di kota [[MekahMekkah]]. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri proses ekskavasi dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskavasi itu ditunda hingga mereka selesai beribadah haji. Akhirnya Raja Faisal setuju untuk menangguhkannya dan mengundurkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah.
 
Setelah salat [[Dzuhur]] dan [[Ashar]], pada tanggal 20 Dzulhijjah tahun 1351 Hijriah atau tahun 1932 Masehi, orang-orang berdatangan ke kota [[Baghdad]]. Yang datang bukan saja kaum Muslim melainkan juga kaum Non-Muslim. Mereka berkumpul di kota [[Baghdad]] hingga penuh sesak. Ketika kuburan [[HudzaifaHudzaifah bin al-YamaniYaman]] dibuka segera mereka melihat bahwa kuburan itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh [[HudzaifaHudzaifah bin al-YamaniYaman]] diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat hati-hati agar tidak rusak dan kemudian jenazah yang tampak masih sangat segar itu dibaringkan di sebuah tandu. Kemudian Raja Faisal beserta Mufti Besar, Perdana Menteri dan Pangeran Faruq dari Mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dati kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-jenazah itu. Tubuh Jabir bin Abdullah al-Ansari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama dengan cara yang sama hati-hatinya dan dengan segenap penghormatan.
 
Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi yang kurang dikenal kaum Muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh bakteri pengurai sedikitpun. Keduanya dengan mata terbuka menatap kedepanke depan menatap kenabian yang mana keduanya membuat para penonton terperangah dan tak bisa menutup mulutnya. Selain tubuh keduanya yang tampak segar bugar, juga peti mati mereka yang juga tampak masih utuh dan baru dan juga pakaian yang mereka kenakan pada saat dikubur semuanya utuh dan kalau dilihat sekilas seolah-olah kedua sahabat nabi dan pahlawan [[Islam]] ini masih hidup dan hanya terbaring saja.
 
Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan sahabat [[Nabi Muhammad]] lainnya yaitu [[Salman Al-Farisi]] yang terletak di [[Salman Park]] kurang lebih 30 mil jauhnya dari kota [[Baghdad]].