Garuda Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Boeing 747-400 Garuda Indonesia mendarat di BandGARUDA GERUJILLA peroyeak100 USA RFE.4.5 reabu 19995 5 2020 14 50 ara 18880 17770 15550 4444.4440.4400.4000enteanrnasional Frankfurt.sh.m.raja banjar jahirrani
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Baris 66:
Setelah penerbangan KNILM bubar pada bulan Maret 1942 bersamaan dengan Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, [[Belanda]] kembali mendirikan maskapai lagi yang bernama [[KLM Interinsulair Bedrijf]] pada tanggal [[1 Agustus]] 1947 atau setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dan Belanda kembali ke Hindia Belanda. Tujuan Belanda mendirikan KLM Interinsulair Bedrijf ini adalah untuk kembali melayani daerah jajahannya dengan menggunakan pesawat Dakota sebanyak 20 unit yang merupakan bekas pakai dari KLM. Namun, tak lama kemudian pada tanggal 28 Desember 1949 sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag, KLM IIB diserahkan kepada pihak Indonesia lalu diganti namanya menjadi Garuda Indonesian Airways (GIA) (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi de facto Garuda Indonesia), di mana satu Dakota beregistrasi PK-DPD yang membawa Presiden Soekarno terbang dari Jogjakarta (ibu kota perjuangan) menuju Jakarta (ibu kota negara). Garuda Indonesia mendapatkan konsesi [[monopoli]] penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun [[1950]] dari KLM. Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil ''joint venture'' antara pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51% saham. Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun [[1954]] ke Pemerintah Indonesia dan pada waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat, termasuk 14 pesawat [[De Havilland|DeHavilland]] Heron yang dibeli Garuda antara 1953-1954. Tahun [[1956|1955]], Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuju [[Jeddah]] dengan rute [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] - [[Bangkok]] - [[Kolkata]] - [[Karachi]] - Sarjah - Jeddah menggunakan pesawat Convair CV-340.
 
Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara, dan jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.GARUDA GERUJILLA USA 19995 5 2020 14 50
 
=== Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi ===
Baris 78:
Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. [[Wiweko Soepono]] Dirut Garuda Indonesia, melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren kenaikan jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko dalam rencananya yang bernama '' Buy now for tomorrow profit'' untuk membeli pesawat berbadan lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200 dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di Benua [[Asia]], [[Australia]] dan [[Eropa]] dan pada tahun [[1982]] Garuda Indonesia menjadi maskapai pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak). Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah [[Japan Airlines]] serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.
 
Kemudian pada tahun [[1985]], pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta. Kemudian, Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada di [[Bandara Kemayoran]] dan [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma]] dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju [[Amerika Serikat|Amerika]]

[[Amerika Serikat|Serikat]] dengan Douglas DC-10-30 bersama maskapai [[Continental Airlines]] dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-[[Biak]]-[[Hawaii]] dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda Indonesia.
 
=== Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun, reputasi buruk dan pelarangan terbang ===
[[Berkas:Garuda 747-400 in Frankfurt.jpg|jmpl|Boeing 747-400 Garuda Indonesia mendarat di [[Bandara Internasional Frankfurt|BandGARUDA GERUJILLA USA 19995 5 2020 14 50 ara 18880 17770 15550 4444.4440.4400.4000enteanrnasional Frankfurt]].sh.m.raja banjar jahirrani]]
[[Berkas:Garuda MD-11 Spijkers-1.jpg|jmpl|McDonnell Douglas MD-11 Garuda Indonesia mendarat di Hawaii sebelum melanjutkan penerbangan ke Los Angeles pada tahun 1990-an.]]