Johannes Latuharhary: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Hartono W (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 73:
Johannes merupakan seorang yang beragama [[Kristen Protestan]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=156}} Ia menikah dengan Henriete (Yet) Pattyrajawane pada tanggal 26 September 1931 di [[Yogyakarta]], selama ia bekerja di Kraksaan.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=47}} Pasangan suami-istri ini memiliki tujuh orang anak.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=166}} Sebelum menikah dengan Henriete, Johannes sempat menjalin hubungan dengan seorang wanita dari [[Prancis]], tetapi sepulangnya Johannes ke Indonesia ia memutuskan untuk memberhentikan hubungan tersebut, yang awalnya sudah terhalang masalah ekonomi dan belakangan karena niat Johannes untuk ikut pergerakan nasional Indonesia.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=46–47}}
 
== WafatMeninggal dunia ==
Johannes wafatmeninggal dunia pada tanggal 8 November 1959 di [[Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo]], [[Jakarta Pusat]]. Ia sebelumnya jatuh [[koma (medis)|koma]] sebelum berangkat ke gereja tanggal 6 November, sepulangnya dari kunjungan kerja ke [[Riau]]. Menurut biografer I.O. Nanulaitta, pekerjaan Johannes di Kemendagri tidak memuaskan batinnya dan menciptakan tekanan psikologis. MenurutHal Nanulaittayang danserupa juga ditambahkan oleh seorang ipar dari Johannes, yang menyatakan bahwa ia sering terlihat merenung sendiri setelah dicopot dari jabatan gubernur. Sebelum wafatmeninggal dunia, ia ditempatkan di bagian belakang rumah sakit, di kelas "barak rakyat".{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=156-159}}
 
Pada tanggal 9 November 1959, Johannes Latuharhary dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]]. [[Johannes Leimena]], sesama pejuang kemerdekaan dari Ambon, memberikan pidato [[eulogi]] untuknya. Keluarga Johannes tinggal di rumah sewaan, sehingga warisan harta untuk keluarga mencakup dua mobil saja. Istri Johannes belakangan bekerja mengurus Wisma Indonesia di [[Mesir]] untuk menghidupi keluarga, dengan sejumlah bantuan tokoh-tokoh lainnya.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=156-159}}