Tarekat Qadiriyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Meminta penghapusan cepat dengan alasan "Artikel yang tidak diperbaiki sampai batas waktu yang ditentukan".(ヾ(〃^∇^)ノ———⚛️ 💥 ȶա) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 21:
Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad di kalangan para ikhwan (murid-muridnya) lebih dikenal dengan panggilan "Abah Sepuh".karena usia dia memang sudah tua atau sepuh, saat itu usianya sekitar 116 tahun. Di antara murid-murid dia ada yang paling menonjol dan memenuhi syarat untuk melanjutkan kepemimpinan dia. Murid tersebut adalah putranya sendiri yang ke-5 yaitu KH.A. Shohibulwafa Tajul Arifin diangkat sebagai (wakil Talqin) dan sering diberi tugas untuk melaksanakan tugas-tugas keseharian dia, oleh karena itu para ikhwan tarekat memanggil dia "Abah Anom " (Kyai Muda) karena usianya sekitar 35 tahun. Sepeninggal Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad sebagai mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya dilanjutkan oleh KH.A. Shohibulwafa Tajul Arifin ( Abah Anom) sampai sekarang, dia mempunyai wakil talqin yang cukup banyak dan tersebar di 35 wilayah, termasuk Singapura dan Malaysia.
== Bacaan lebih lanjut ==
* Abun-Nasr, Jamil M. "The Special Sufi Paths (Taqiras)", in ''Muslim Communities of Grace: The Sufi Brotherhoods in Islamic Religious Life''. New York: Columbia UP, 2007. 86–96.
* Chopra, R. M., ''Sufism'', 2016, Anuradha Prakashan, New Delhi {{ISBN|978-93-85083-52-5}}
* "Halisa and the Distinguished Ones", Mehmet Albayrak, Ankara, 1993, Turkey
== Lihat pula ==
|