Virus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 48:
Virus selalu berdampingan dengan organisme dan mungkin telah ada sejak sel hidup pertama kali berevolusi. Virus tidak meninggalkan fosil sehingga asal muasal virus hanya bisa dihipotesiskan dengan cara-cara seperti teknik-teknik [[biologi molekuler]].<ref>{{Cite journal|last=Sanjuán|first=Rafael|last2=Nebot|first2=Miguel R.|last3=Chirico|first3=Nicola|last4=Mansky|first4=Louis M.|last5=Belshaw|first5=Robert|date=2010-10-01|title=Viral Mutation Rates|url=https://jvi.asm.org/content/84/19/9733|journal=Journal of Virology|volume=84|issue=19|pages=9733–9748|doi=10.1128/JVI.00694-10|issn=0022-538X|pmc=PMC2937809|pmid=20660197}}</ref> Selain itu, materi genetik virus kadang-kadang berintegrasi ke dalam [[garis benih]] organisme inangnya sehingga mereka dapat diturunkan secara vertikal ke keturunan inang selama beberapa generasi. Hal ini memberikan sumber informasi yang tak ternilai bagi ahli [[paleovirologi]] untuk melacak kembali virus kuno yang telah ada hingga jutaan tahun yang lalu. Ada tiga hipotesis utama tentang asal-usul virus: regresi, keluar dari sel, dan koevolusi:<ref name="NRM_Krupovic2019">{{cite journal|date=2019|title=Origin of viruses: primordial replicators recruiting capsids from hosts.|journal=Nature Reviews Microbiology|volume=17|issue=7|pages=449–58|doi=10.1038/s41579-019-0205-6|pmid=31142823|vauthors=Krupovic M, Dooja W, Koonin EV}}</ref>{{sfn|Collier dkk.|1998|p=11–21}}
;Hipotesis regresi:Virus bisa jadi dulunya adalah sel-sel kecil yang menjadi [[parasit]] dalam sel yang lebih besar. Kemudian, parasit-parasit ini kehilangan gen-gen yang tidak lagi dibutuhkan setelah hidup sebagai parasit. Dengan demikian, sel-sel tersebut mengalami ''regresi'' menjadi virus. Teori ini didukung oleh keberadaan bakteri seperti ''[[Rickettsia]]'' dan ''[[Chlamydia (bakteri)|Chlamydia]]'' yang hanya mampu bereproduksi di dalam sel inang (seperti halnya virus). Menurut hipotesis ini, jika sel-sel kecil seperti ini bisa terus mengandalkan parasitisme untuk tetap hidup, gen-gen lain yang hanya diperlukan untuk hidup mandiri (hidup di luar sel inang) dapat hilang. Hipotesis ini juga disebut 'hipotesis degenerasi',{{sfn|Dimmock dkk.|2007|p=16}}{{sfn|Collier dkk.|1998|p=11}} atau 'hipotesis reduksi'.<ref name="degv">{{Cite book|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/480587729|title=Desk encyclopedia of general virology|location=Oxford|publisher=Academic Press|isbn=0-12-375162-4|others=Mahy, B. W. J. (Brian W. J.), Van Regenmortel, M. H. V.|oclc=480587729}}</ref>
; Hipotesis keluar dari sel:
; Hipotesis koevolusi: Menurut hipotesis ini, virus tidak berasal dari sel dan berevolusi dari molekul-molekul kompleks protein dan DNA pada saat yang sama dengan munculnya sel di bumi, dan selama bertahun-tahun selalu bergantung kepada sel hidup.<ref name =Wessner>{{cite journal | author = Wessner DR | year = 2010 | title = The Origins of Viruses | url = | journal = Nature Education | volume = 3 | issue = 9| page = 37 }}</ref>
|