Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
FBN-Bot (bicara | kontrib)
k clean up, typos fixed: Azas → Asas (2), Cendikiawan → Cendekiawan, tahta → takhta, 1980an → 1980-an, 1990an → 1990-an using AWB
Baris 69:
# Anggota Dewan Pembina Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah/[[GOLKAR|Golkar]], tahun 1989 – 2001.
# Penasehat Gerakan Seribu Minang ([[Gebu Minang]]), tahun 1989 – 2001.
# Anggota Dewan Penasehat [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia|Ikatan CendikiawanCendekiawan Muslim Indonesia]] (ICMI), tahun 1991 – 2001.
 
== Piagam Penghargaan ==
Baris 109:
Dalam Ijazah Syekh Kadirun Yahya dicantumkan kata-kata, “Guru dari orang-orang cerdik pandai, Ahli mengobat", yang baru beberapa puluh tahun kemudian terbukti kebenarannya. Syekh Kadirun Yahya diberi izin untuk melaksanakan dan menyesuaikan segala ketentuan Tarekat Naqsyabandiyah dengan kondisi zaman, sebab semua hakikat ilmu telah dilimpahkan gurunya padanya.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Bruinessen|first=Martin Van|year=2007|title=After The Days of Abu Qubays: Indonesian Transformations of The Naqshabandiyya-Khalidiyya|url=https://www.academia.edu/2528996/After_the_days_of_Ab%C3%BB_Qubays_Indonesian_transformations_of_the_Naqshbandiyya-Kh%C3%A2lidiyya|journal=Journal of the History of Sufism|location=Paris, France|publisher=Simurg Press|volume=5|issue=|pages=225-252|doi=|issn=1302-6852|oclc=611947677}}</ref>
 
Pada suatu saat yang lain, Syekh Syihabuddin Aek Libung Sayur Matinggi juga memberikan ijazah dan pengakuan sebagai Syekh Tarekat kepada Syekh Kadirun Yahya<ref>{{Cite journal|last=Erawadi|first=Erawadi|date=2014-06-09|year=2014|title=Pusat-Pusat Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Tapanuli Bagian Selatan|url=http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/53|journal=MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman|language=|location=Medan|publisher=Universitas Islam Negeri Sumatera Utara|volume=38|issue=1|pages=81-96|doi=10.30821/miqot.v38i1.53|issn=2502-3616}}</ref>. Syekh Syihabuddinn Aek Libung Sayur Matinggi pernah berkata kepada anak kandungnya yang menjaga suluk, yaitu Syekh Husein, bahwa muridnya yang benar-benar dapat menegakkan Suluk adalah Syekh Kadirun Yahya. <ref>{{Cite journal|last=Lubis|first=Sakban|year=2018|title=Tharekat Naqsabandiyah Kholidiyah Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, MA di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan|url=http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/almufida/article/view/93|journal=Almufida: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman|location=Medan|publisher=Fakultas Agama Islam Universitas Dharmawangsa|volume=03|issue=01|pages=44-69|doi=|issn=2715-6737}}</ref>
 
Pada tahun 1969, Syekh Kadirun Yahya berziarah dan bertemu dengan Syekh Muhammad Said Bonjol. Syekh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepada Syekh Kadirun sebuah benda berwujud semacam mahkota yang konon telah berusia lebih dari 300 tahun, yang dititipkan oleh guru Syekh Muhammad Said Bonjol, yaitu Syekh Ibrahim Kumpulan, di mana Syekh Ibrahim Kumpulan juga mendapatkannya dari gurunya, yaitu Saidi Syekh Sulaiman Al Qarimi ([[Jabal Abu Qubais, Mekkah|Jabal Abu Qubaisy, Mekkah]]), dengan pesan agar kelak diberikan kepada "seseorang yang pantas, yang memiliki tanda-tanda tertentu". Puluhan tahun berlalu, barulah “orang yang pantas” tersebut ditemukan oleh Syekh Muhammad Said Bonjol, yaitu Syekh Kadirun Yahya.
Baris 138:
# Asy Syekh Darwis Muhammad Samarqandi qs
# Asy Syekh Muhammad Al-Khawajaki Al-Amkani Assamarqandi qs
# Asy-Syekh [[:en:Khwaja_Baqi_BillahKhwaja Baqi Billah|Muayyiduddin Muhammad Al-Baqi Billah]] q.s
# Asy Syekh [[:en:Ahmad_SirhindiAhmad Sirhindi|Ahmad Al Faruqy As Sirhindy]] qs
# Asy Syekh [[Muhammad  Ma'shum]] qs
# Asy Syekh Muhammad Saifuddin qs
# Asy Syekh Asy-Syarif Nur Muhammad Al-Badwani qs
# Asy Syekh [[:en:Mirza_Mazhar_JanMirza Mazhar Jan-e-Janaan|Syamsuddin Habibullah Jan Janan Muzhhar]] Al-'Alawi qs
# Asy Syekh [[:en:Ghulam_Ali_DehlaviGhulam Ali Dehlavi|Abdullah Ad-Dahlawy Al-'Alawy]] qs
# Asy Syekh Dhiyauddin [[:en:Khâlid-i_Shahrazurii Shahrazuri|Khalid Al-Utsmani Al-Kurd]]<nowiki/>i<nowiki/> qs
# Asy Syekh Abdullah Affandi qs
# Asy Syekh Sulaiman Al-Qarimi qs
Baris 190:
# Teknologi Modern dan Al Qur’an (Mengiringi Seminar Islam pada IAIN Medan). Penerbit: Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1983.
# Teknologi Modern dan Al Qur’an atau Ilmu Metafisika Eksakta dalam mengupas 1SRA’ – MI’RAJ RASULULLAH SAW. Penerbit: Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1984.
# AzasAsas-AzasAsas &. Dalil-Dalil Thariqatullah. Penerbit: Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1984.
# Kumpulan Kuliah pada Lembaga Ilmiah Tasauf Islam. Penerbit: Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1984.
# Mutiara Al-Qur'an dalam Capita Selecta tentang Agama, Metafisika, Ilmu Eksakta, jilid 3. Penerbit: Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1985.
Baris 240:
 
=== Teknologi Metafisika Al-Qur'an ===
Salah satu fenomena islam Indonesia sejak tahun 1990an1990-an adalah perdebatan pendapat di antara ilmuwan muslim terkait hubungan agama dan sains, yang memunculkan istilah-istilah seperti islamisasi ilmu pengetahuan, ilmuisasi islam, obyektifikasi islam, keserasian, ayatisasi, integrasi, integrasi – interkoneksi, dan lainnya. Sejak 1970-1980an1980-an mulai dikenal nama-nama seperti [[Mohammad Rasjidi|Rasjidi]], Moenawar Chalil, [[Hamka|Buya Hamka]], Hidajat Nataatmaja, [[Kuntowijoyo]], Mulyadhi Kartanegara, [[Amin Abdullah]], hingga Kadirun Yahya, yang mempelopori gerakan agama dan sains ini dalam tiga agenda, yaitu politik penguatan identitas keislaman, semangat melawan sekulerisasi barat, dan sikap defensif yang merupakan bagian dari dakwah.<ref>{{Cite journal|last=Bahri|first=Media Zainul|date=2018-12-01|year=2018|title=Expressing Political and Religious Identity: Religion-Science Relations in Indonesian Muslim Thinkers 1970-2014|url=https://aljamiah.or.id/index.php/AJIS/article/view/56106|journal=Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies|language=en|location=Yogyakarta|publisher=Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga|volume=56|issue=1|pages=155–186|doi=10.14421/ajis.2018.561.155-186|issn=2338-557X}}</ref>
 
Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya menggagas pemikiran melalui ilmu [[metafisika]] akan mampu menjelaskan apa sebenarnya agama itu. Misteri tentang agama yang misterius, mistis, tak terlihat, dll, bisa didekati dengan menggabungkan ilmu-ilmu eksakta (matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll), agar agama lebih bisa diterima oleh pikiran manusia. Umumnya, ajaran agama sulit dipahami karena tidak ada penjelasan yang logis, sehingga iman umat manusia rentan untuk bergeser ke [[atheisme]] atau [[Sekularisme|sekulerisme]].
 
Syekh Kadirun Yahya menggunakan teori metafisika dari perspektif sains<ref>{{Cite journal|last=Syarifuddin|first=|last2=Prof. Dr. Muzakkir, MA|last3=Nur|first3=Dr.Anwarsyah|year=2017|title=Metaphysical thought Muhammad Iqbal and Correlation in the Reconstruction of the characters on Education Institutions (Case Study on Education Foundation of Prof. Dr. H. Kadirun Yahya)|url=https://www.ijirmf.com/wp-content/uploads/201712012.pdf|journal=International Journal for Innovative Research in Multidisciplinary Field|location=Gujarat, India|publisher=Research Culture Society|publication-date=31/12/2017|volume=3|issue=12|pages=63-72|doi=10.2015/IJIRMF.2455.0620|issn=2455-0620}}</ref>, untuk menunjukkan ilmiahnya ayat-ayat Al-Qur'an, dan bukan hanya sekedar [[Dogmatik|dogmatis]]. . Menurutnya ilmu metafisika eksakta sangat efektif untuk dipakai dalam menerangkan teori-teori ilmiah dari pelaksanaan teknis ilmu agama, termasuk di dalamnya bidang ilmu [[tasawuf]] dan [[Sufi|sufi.]].
 
Bagi Syekh Kadirun Yahya, metafisika adalah fisika di alam meta, merupakan suatu kenyataan tentang keberadaan (realitas) sesuatu secara eksak di alam meta (gaib, [[transenden]], abstrak), maka pendekatan ilmiah dalam pembahasan yang bersifat pasti dan memiliki batasan tertentu, akan lebih mudah mendapat pengertian dan pemahaman, di samping bahwa problem metafisika yang sesungguhnya dapat diterapkan dan dibuktikan eksistensinya, sehingga ilmu eksakta dapat dijadikan sebagai media pendukung dalam lingkungan metafisika dan ilmu pengetahuan.<ref name=":2" />
Baris 269:
unsur [[Tak hingga|tak terhingga]] '''(~)''' di sini menurut Syekh Kadirun Yahya adalah kalimah Allah atau ayat-ayat Al-Qur'an
 
Unsur tak terhingga (~) dalam konsep matematika ini yang dipergunakan Syekh Kadirun Yahya untuk mendefinisikan kebenaran hakiki tentang Tuhan dan tasawuf (tarekat). Unsur tak terhingga (~) ini mencerminkan keunikan Tuhan, di mana Tuhan duduk di tahtatakhta-Nya (Arsy), yang berada pada jarak tak terbatas/ tak terhingga dengan kita.
 
Karena jarak sama dengan kecepatan dikalikan dengan waktu
Baris 322:
 
== Referensi ==
<references /><br />
 
== Pranala luar ==