Widura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Vidura and Dhritarashtra.jpg
| Caption = Widura (kiri) berkonsultasi dengan Dretarastra yang buta (kanan).
| Nama = Widura
| Devanagari = विदुर
| Nama_lain = Yamawidura, Kesatri<ref name="kesatri"/>
| Ejaan_Sanskerta = Vidura
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''
Baris 15:
| Ayah = [[Byasa]]
}}
'''Widura''' {{Sanskerta|विदुर|Vidura}} adalah salah seorang tokoh [[protagonis]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia adalah adik tiri [[Pandu]] dan [[Dretarasta]] karena memiliki ayah yang sama tetapi lain ibu. Ayah Widura adalah [[Resi]] [[Byasa|Kresna Dwipayana Wyasa]] atau [[Resi]] [[Byasa]] (Abyasa), tetapi ibunya adalah seorang perempuan dari kasta [[sudra]]. Widura tidak turut terjun ke dalam medan [[perang di Kurukshetra|pertempuran di Kurukshetra]], yaitu perang antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]], para keponakannya sendiri.
 
== Kelahiran ==
 
Dalam kitab pertama ''[[Mahabharata]]'', yaitu ''[[Adiparwa]]'' bagian ''Sambhawaparwa'', diceritakan bahwa pada[[Ambika]], saatjanda Raja [[AmbalikaWicitrawirya]] diminta untuk menghadapberhubungan dengan [[Resi]] [[Byasa]] untukagar memperoleh keturunan,. iaSaat menolakbersama karenasang resi, Ambika merasa takut dengan raut wajah sangar sang resi yangsehingga sangatia dahsyatmenutup mata. DemiResi memenuhiByasa permintaanpun mertuanyameramalkan bahwa Ambika akan melahirkan anak [[buta]]. Kecewa dengan menantunya, yaituibu suri [[Satyawati]], Ambalikapun mengirimkanmeminta seorangagar pelayanAmbika untukmelakukan hubungan sekali lagi. Karena tidak mau lagi menemui Resi Byasa, sendirianmaka diAmbika dalammengirimkan sebuahseorang kamarpelayan untuk menemui sang resi. Pelayan tersebut melayani sangResi resiByasa dengan baik sehingga sang resi berkata bahwa kelak anak yang akan dilahirkan dari rahim pelayan tersebut akan berperilaku mulia. Resi Byasa juga berkata bahwa anak yang akan dilahirkan sang pelayan merupakan penjelmaan Dewa [[DharmaYama|Dewa Darma]]. NamunAnak satutersebut haldiberi yangnama membuatWidura.<ref>{{citation| Satyawatilast=Ganguli kecewa|first=Kisari yakniMohan putra|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01107.htm tersebut| bukanlahyear keturunan=1883–1896| title=The Mahabharata menantunyaof Krishna Dwaipayana Vyasa, melainkanBook keturunan1: seorangAdi pelayanParva dari| kastachapter=Shambava Parva| page=230}}</ref> [[sudra]].
 
Karena terlahir dari ayah berkasta [[brahmana]] dan ibu berkasta [[sudra]], maka Widura memiliki nama panggilan 'Kesatri' (क्षत्तृ ''Kṣattṛ''), meskipun sebutan itu biasanya ditujukan untuk anak yang berayah sudra, beribu brahmana.<ref name="kesatri">{{citation| title = A classical dictionary of Hindu mythology and religion, geography, history, and literature.| last = Dowson |first= John| year = 1879| place= London| publisher = Trübner| url= http://www.mythfolklore.net/india/encyclopedia/kshattri.htm}}</ref> Kitab ''Adiparwa'' juga menjelaskan bahwa Dewa Darma menitis sebagai Widura, anak dari seorang wanita sudra karena sang dewa pernah melakukan kesalahan terhadap seorang resi bernama [[Animandaya]].<ref>{{citation| last=Ganguli |first=Kisari Mohan |url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01108.htm | year =1883–1896| title=The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Vyasa, Book 1: Adi Parva | chapter=Shambava Parva| page=231–233}}</ref>
 
== Masa muda dan pendidikan ==
Baris 28 ⟶ 30:
Widura merupakan orang yang tanggap ketika timbul niat jahat di hati [[Dretarastra]] dan [[Duryodana]] untuk menyingkirkan para [[Pandawa]]. Maka sebelum Pandawa berangkat ke Waranawata untuk berlibur, Widura memperingati [[Yudistira]] agar berhati-hati terhadap para [[Korawa]] dan paman mereka, yaitu [[Dretarastra]]. Saat keselamatan para Pandawa dan ibunya terancam di Waranawata, berkali-kali Widura mengirimkan pesuruh untuk membantu para Pandawa meloloskan diri dari setiap bencana yang menimpanya.
 
Dalam pertikaian antara [[Korawa]] dan [[Pandawa]] mengenai masalah Hastinapura, Widura telah berusaha untuk mendamaikannya, mengingat bahwa kedua belah pihak adalah satu keluarga dan saudara. Dalam usahanya mencari perdamaian ia menghubungi sesepuh-sesepuh Pandawa dan Korawa, antara lain [[Bisma|Resi Bisma]], [[Drona|Resi Drona]], Prabu [[Dretarasta]], [[Kresna|Sri Kresna]], [[Yudistira]] dan [[Duryodana]] serta menyatakan bahwa ialah yang menulis piagam penyerahan Hastinapura dari [[Resi]] [[Byasa]] (Abiyasa) kepada Prabu Dretarasta sebagai pemangku kerajaan setelah Prabu [[Pandu]]dewanata mangkat. Ketika [[perang di Kurukshetra]] berkecamuk, Widura tetap tinggal di [[Hastinapura]] meskipun ia tidak memihak para [[Korawa]].
 
== Pewayangan Jawa ==
[[Berkas:Raden Yamawidura.jpg|ka|jmpl|240px|Widura sebagai tokoh dalam budaya pewayangan Jawa.]]
Dalam pewayangan [[Jawa]], tokoh Widura sering pula disebut dengan nama '''Yamawidura'''. Ia berkedudukan sebagai adipati Pagombakan, yaitu sebuah negeri kecil bawahan [[Astina]]. Widura merupakan putra ketiga [[Abyasa]] yang lahir dari dayang bernama Datri. Dikisahkan, bahwa [[Citrawirya]] raja [[Hastina]] meninggal tanpa keturunan. Abyasa, putra pertama ibu suri [[AbyasaDurgandini]] (Satyawati) diundang untuk menyambung dinasti [[Bharata]]Astina dengan cara menikahi kedua janda adik tirinya tersebutCitrawirya, yaitu [[Ambika]] dan [[Ambalika]]. Namun keduanya ketakutan ketika melihat wujud [[Abyasa]] yang mengerikan karena pendeta tersebut baru saja menjalani tapa brata cukup lama. Akibatnya, masing-masing melahirkan anak-anak cacadcacat, yaitu [[Dretarastra]] dan [[Pandu]]. [[Abyasa]] kemudian diperintah ibunya ([[Durgandini]]) untuk "berhubungan" dengan [[Ambalika]] sekali lagi. [[Namun Ambalika]] memerintahkan dayangnya yang bernama Datri supaya menyemarmenyamar sebagai dirinya. Ternyata Datri juga ketakutan saat bertemu dengan [[Abyasa]]. Ia mencoba lari ke luar kamar. Akibatnya, Datri pun melahirkan bayi berkaki pincang, yang diberi nama Widura.
Dalam pewayangan [[Jawa]], tokoh Widura sering pula disebut dengan nama '''Yamawidura'''. Ia berkedudukan sebagai adipati Pagombakan, yaitu sebuah negeri kecil bawahan [[Hastinapura]].
 
Widura menikah dengan Padmarini, putri Dipacandra dari Pagombakan, bawahan negeri [[Hastina]]Astina. Widura kemudian menggantikan kedudukan Dipacandra sepeninggal mertuanya itu. Yang menjabat sebagai patih di Pagombakan adalah Jayasemedi. Widura memiliki putra bernama [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]] yang menjadi juru penuntun [[Dretarastra]]. Sementara itu, dalam ''Mahabharata'' versi aslinya (versi [[India]]), antara Widura dengan Sanjaya sama sekali tidak terdapat hubungan darah.
Widura merupakan putra ketiga [[Abyasa]] yang lahir dari dayang bernama Datri. Dikisahkan, [[Citrawirya]] raja [[Hastina]] meninggal tanpa keturunan. [[Abyasa]] diundang untuk menyambung dinasti [[Bharata]] dengan cara menikahi kedua janda adik tirinya tersebut, yaitu [[Ambika]] dan [[Ambalika]]. Namun keduanya ketakutan ketika melihat wujud [[Abyasa]] yang mengerikan karena pendeta tersebut baru saja menjalani tapa brata cukup lama. Akibatnya, masing-masing melahirkan anak-anak cacad, yaitu [[Dretarastra]] dan [[Pandu]]. [[Abyasa]] kemudian diperintah ibunya ([[Durgandini]]) untuk "berhubungan" dengan [[Ambalika]] sekali lagi. [[Ambalika]] memerintahkan dayangnya yang bernama Datri supaya menyemar sebagai dirinya. Ternyata Datri juga ketakutan saat bertemu dengan [[Abyasa]]. Ia mencoba lari ke luar kamar. Akibatnya, Datri pun melahirkan bayi berkaki pincang, yang diberi nama Widura.
 
Sepeninggal [[Pandu]], kelima putranya yang disebut [[Pandawa]] tidak menetap di istana [[Hastina]]Astina, melainkan tinggal bersama Widura di Pagombakan. Widura berhasil mendidik kelima keponakannya itu menjadi manusia-manusia utama. Dalam dunia politik, Widura bermusuhan dengan [[Sangkuni]], adik ipar [[Dretarastra]] yang berpangkat patih. [[Sangkuni]] sendiri menanamkan kebencian kepada Pandawa di hati para keponakannya, yaitu [[Korawa]] untuk membenci [[Pandawa]] sejak kecil. Ketika [[Pandawa]] hendak diserahi takhta [[Hastina]]Astina warisan [[Pandu]], mereka terlebih dulu dijebak oleh para [[Korawa]] di dalam gedung [[Laksagreha|Balai Sigala-gala]] yang kemudian dibakar. Namun, karena Widura membangun terowongan rahasia di bawah gedung tersebut, [[Pandawa]] dan ibunya, yaitu [[Kunti]] berhasil meloloskan diri dari maut.
Widura menikah dengan Padmarini, putri Dipacandra dari Pagombakan, bawahan negeri [[Hastina]]. Widura kemudian menggantikan kedudukan Dipacandra sepeninggal mertuanya itu. Yang menjabat sebagai patih di Pagombakan adalah Jayasemedi. Widura memiliki putra bernama [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]] yang menjadi juru penuntun [[Dretarastra]]. Sementara itu, dalam versi aslinya (versi India), antara Widura dengan Sanjaya sama sekali tidak terdapat hubungan darah.
 
Widura berusia sangat panjang. Sementara itu putranya, yaitu [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]], gugur dalam perang [[BaratayudaBharatayuddha]] melawan [[Karna]]. Widura meninggal dunia saat bertapa di dalam hutan, ketika [[Pandawa]] telah berhasil mendapatkan kembali kekuasaan atas negeri [[Hastina]]Astina setelah tertumpasnya [[Korawa]].
Sepeninggal [[Pandu]], kelima putranya yang disebut [[Pandawa]] tidak menetap di istana [[Hastina]], melainkan tinggal bersama Widura di Pagombakan. Widura berhasil mendidik kelima keponakannya itu menjadi manusia-manusia utama. Dalam dunia politik, Widura bermusuhan dengan [[Sangkuni]], adik ipar [[Dretarastra]] yang berpangkat patih. [[Sangkuni]] sendiri menanamkan kebencian di hati para keponakannya, yaitu [[Korawa]] untuk membenci [[Pandawa]] sejak kecil. Ketika [[Pandawa]] hendak diserahi takhta [[Hastina]] warisan [[Pandu]], mereka terlebih dulu dijebak oleh para [[Korawa]] dalam Balai Sigala-gala yang dibakar. Namun, karena Widura membangun terowongan rahasia di bawah gedung tersebut, [[Pandawa]] dan ibunya, yaitu [[Kunti]] berhasil meloloskan diri dari maut.
 
Widura berusia sangat panjang. Sementara itu putranya, yaitu [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]], gugur dalam perang [[Baratayuda]] melawan [[Karna]]. Widura meninggal dunia saat bertapa di dalam hutan, ketika [[Pandawa]] telah berhasil mendapatkan kembali kekuasaan atas negeri [[Hastina]] setelah tertumpasnya [[Korawa]].
 
== Silsilah ==
Baris 47:
== Lihat pula ==
* [[Animandaya]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==