Basuki Tjahaja Purnama: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 81:
Pada tanggal [[14 November]] [[2014]], ia diumumkan secara resmi menjadi [[Gubernur DKI Jakarta]] pengganti [[Joko Widodo]], melalui rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta.<ref>[http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/14/13053471/Ahok.Resmi.Jadi.Gubernur.DKI.Jakarta.Ini.Pernyataan.Resmi.DPRD Artikel:"Ahok Resmi Jadi Gubernur DKI Jakarta, Ini Pernyataan Resmi DPRD" di Kompas.com]</ref> Basuki resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden [[Joko Widodo]] pada [[19 November]] [[2014]] di [[Istana Negara]], setelah sebelumnya menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur sejak [[16 Oktober]] hingga [[19 November]] [[2014]].<ref>[http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/19/14194411/Ahok.Resmi.Menjadi.Gubernur.DKI.Jakarta.Artikel: "Ahok Resmi Menjadi Gubernur DKI Jakarta" di Kompas.com]</ref><ref>[http://news.detik.com/read/2014/11/19/135638/2752863/10/sah-ahok-jadi-gubernur-dki-jakarta?nd772205mr Artikel:"Sah! Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta" di detik.com]</ref>
Pada tahun [[2012]], ia mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI berpasangan dengan [[Joko Widodo]], wali kota [[Solo]]. Basuki juga merupakan kakak kandung dari [[Basuri Tjahaja Purnama]], [[Bupati]] Kabupaten [[Kabupaten Belitung Timur|Belitung Timur]] ([[Kabupaten Belitung Timur|Beltim]]) periode [[2010]]-[[2015]]. Dalam pemilihan gubernur Jakarta 2012, mereka memenangkan pemilu dengan presentase 53,82% suara. Pasangan ini dicalonkan oleh [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDI-P) dan [[Partai Gerakan Indonesia Raya]] (Gerindra). Pada [[10 September]] [[2014]], Basuki memutuskan keluar dari Gerindra karena perbedaan pendapat pada RUU Pilkada. Partai Gerindra mendukung RUU Pilkada sedangkan Basuki dan beberapa kepala daerah lain memilih untuk menolak RUU Pilkada karena terkesan "membunuh" demokrasi di Indonesia.
Baris 89:
Pada tanggal 1 Juni 2014, karena Gubernur DKI Jakarta [[Joko Widodo]] mengambil cuti panjang untuk menjadi calon presiden dalam [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014]], Basuki Tjahaja Purnama resmi menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta. Setelah terpilih pada Pilpres 2014, tanggal 16 Oktober 2014 [[Joko Widodo]] resmi mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Secara otomatis, Basuki menjadi Pelaksana Tugas [[Gubernur DKI Jakarta]].<ref>{{cite web|url=http://www.wartanews.com/monaspolitan/29754049-7d3b-1278-c38b-e963174cc5e3/hari-ini-ahok-resmi-jadi-plt-gubernur|title=Hari Ini Ahok Resmi Jadi Plt Gubernur|date=1 Juni 2014|publisher=Warta News|accessdate=1 Juni 2014}}</ref> Basuki melanjutkan jabatannya sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta dengan dukungan Gerindra dan PDIP, namun setelah pertentangan mengenai RUU Pilkada ia kehilangan dukungan dari Gerindra. Sementara dukungan PDIP didapat dari Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Ia kemudian berusaha maju kembali menjadi Calon Gubernur melalui jalur ([[Independen (politikus)|independen]]), namun kemudian memutuskan menggunakan usungan dari partai.<ref>{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/03/19/jokowi-ahok-take-a-kopaja-kpud.html |title=Jokowi, Ahok take a Kopaja to KPUD |date=March 19, 2012|publisher=The Jakarta Post|accessdate=20 March 2012}}</ref>
Pada tanggal 9 Mei 2017,
Pada tanggal 22 November 2019,
== Latar belakang dan keluarga ==
|