Mien Brodjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k typo
Baris 38:
Selama masa awal-awal pendidikan di SGPD, Mien Brodjo menjalaninya dengan penuh tanggung jawab. Keseriusannya dibuktikan dengannya dengan nilai-nilai yang cukup memuaskan, terutama di bidang [[senam]] dan [[renang]]. Namun demikian, saat sudah melewati masa-masa pertama sekolah di PGSD, Mien Brodjo yang sesungguhnya memiliki banyak kegiatan di sekolahnya, tak kuasa membendung hasratnya untuk menggeluti dunia seni tidak berhenti begitu saja. Di sela-sela waktunya, saat ia sudah di kelas 3 PGSD, pada sore hari ia kerap bertandang ke [[Asdrafi|Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (Asdrafi)]] di [[kota Yogyakarta]]<ref name="biografi"/>, yang merupakan kampus yang telah banyak mencetak tokoh berpengaruh di dunia perfilman [[Indonesia]] seperti [[Teguh Karya]] dan [[Putu Wijaya]]<ref name="tokohindonesia"/>.
 
Di Asdrafi, Mien Brodjo banyak menyerap wawasan dan menimba pengalaman berharga. Baik saat berdiskusi maupun saat bercengkrama dengan para mahasiswa dan komunitas seni yang ada di Asdrafi. Ia juga kerap diajak ikut bermain dalam pementasan drama. Di antaranya ialah "''Domba-Domba Revolusi''" besutan [[Koesno Soedjarwadi]], "''Malam Pengantin di Bukit Kera''", dan "''Malam Jahanam''" arahan [[sutradara]] [[Motinggo Busye]]. Rupa-rupanya keasyikan Mien Brodjo dalam berkegiatan di dunia seni peran itu membuat nilai akademis di sekolahnya menurun<ref name="tokohindonesia"/>. Saat kenaikan kelas ke kelas 4, yang merupakan jenjang pendidikan terakhir di SGPD, ia naik kelas dengan nilai pas-pasan sehingga membuatnya ditempatkan di kelas 4D, kelas dengan klasifikasi siswa kurang pintar, sekaligus kelas di mana dikumpulkannya siswa-siswa yang bandel dan tidak disiplin. Siswa-siswa yang yang pintar, disiplin, dan patuh ditempatkan di kelas 4A, 4B, dan 4C sesuai tingkat kepintaran dan kedisiplinannya<ref name="biografi"/>.
 
Setelah lulus dari SGPD, karena faktor ikatan dinas, Mien Brodjo yang lulus dengan peringkat 3 besar, kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Olahraga (STO) di [[Yogyakarta]] pada tahun 1965. Hal ini sebenarnya agak melenceng dari keinginannya, yaitu mengasah minat dan bakatnya di seni peran dengan bersekolah di Asdrafi di [[kota Yogyakarta]] karena semasa masih sekolah di SGPD ia telah aktif di dunia seni peran<ref name="tim"/>.