Nitisemito: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
penulisan ulang sesuai standar Wikipedia
update
Baris 15:
| children =
}}
'''Nitisemito''' lahir di [[Kudus, Kudus|Kudus]] tahun 1853 dan meninggal di Krapyak, 7 Maret 1953, adalah raja [[kretek]] terkenal asal Kudus, dengan merek Tjap Bal Tiga, yang mengalami masa kejayaan pada era [[Hindia Belanda]], 1922-1940.<ref>{{Cite web|title=Kisah Nitisemito, Kejayaan dan Keruntuhan Raja Kretek dari Kudus|url=https://tirto.id/kisah-nitisemito-kejayaan-dan-keruntuhan-raja-kretek-dari-kudus-fYW6|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-11-08}}</ref> Nitisemito dikenal dekat dengan [[Soekarno]] dan turut menjadi penyandang dana untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Aji|first=Dian Utoro|title=Cerita Tentang Raja Kretek yang Jadi Donatur Soekarno Demi Kemerdekaan RI|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5245758/cerita-tentang-raja-kretek-yang-jadi-donatur-soekarno-demi-kemerdekaan-ri|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-11-08}}</ref>
 
Saking terkenalnya, Ratu Belanda [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]] memberi julukan Nitisemito sebagai De Kretek Klonning atau raja kretek.<ref name=":3">{{Cite web|last=Aji|first=Dian Utoro|title=Menilik Kisah Kejayaan Nitisemito Si Raja Kretek Era Penjajahan Belanda|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5227227/menilik-kisah-kejayaan-nitisemito-si-raja-kretek-era-penjajahan-belanda|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-11-08}}</ref> Di era kejayaannya, Nitisemito mampu mengelola pabrik yang mampu memproduksi delapan juta batang rokok kretek dengan mempekerjakan 10 ribu buruh. Tidak heran jika koran De Locomotief menulis almarhum Nitisemito sebagai raja kretek dalam ulasannya pada tanggal 9 Maret 1953.<ref name=":0">{{Cite web|title=Kisah Nitisemito, Kejayaan dan Keruntuhan Raja Kretek dari Kudus|url=https://tirto.id/kisah-nitisemito-kejayaan-dan-keruntuhan-raja-kretek-dari-kudus-fYW6|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-11-08}}</ref>
 
Nitisemito disebut oleh Bung Karno sebagai orang kaya Indonesia dalam pidato di sidang [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945.<ref>{{Cite web|title=Pidato Lengkap Bung Karno 1 Juni 1945 di Sidang BPUPKI, Soekarno Sebut Sarinem Samiun dan Marhaen|url=https://wartakota.tribunnews.com/2019/06/01/pidato-lengkap-bung-karno-1-juni-1945-di-sidang-bpupki-soekarno-sebut-sarinem-samiun-dan-marhaen|website=Warta Kota|language=id-ID|access-date=2020-11-08}}</ref> Selain memiliki pabrik kretek terbesar dengan pembayaran pajak 160 ribu hingga 350 ribu gulden, Nitisemito juga menyewa pesawat Fokker F-200<ref name=":1">{{Cite web|last=brilio.net|first=|date=2016-03-16|title=Nitisemito akrab dengan Bung Karno dan Paku Buwono X (2)|url=https://www.brilio.net/news/mendanai-pergerakan-akrab-dengan-bung-karno-dan-paku-buwono-x-2-160315v.html|website=brilio.net|language=id|access-date=2020-11-08}}</ref> seharga 150-250 ribu gulden untuk menyebarkan selebaran rokok Tjap Bal Tiga hingga ke [[Jawa Barat]]-[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan radio Vereniging Koedoes (RVK) untuk mempromosikan produk rokoknya.<ref name=":0" /> Pabrik rokok Tjap Bal Tiga juga membentuk tim sepakbola, grup tonil sandiwara, dan membagikan survenir berupa gerabah keramik dari [[Jepang]] sebagai alat promosinya.<ref>{{Cite web|last=Aji|first=Dian Utoro|title=Tajir! Raja Kretek Nitisemito Sebar Brosur Rokok Pakai Fokker|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5245819/tajir-raja-kretek-nitisemito-sebar-brosur-rokok-pakai-fokker|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-11-08}}</ref>
 
== Perjalanan Hidup ==
Nitisemito lahir dengan nama Roesdi. Ayah Roesdi adalah Haji Soelaiman seorang lurah di Desa Janggalan, [[Kudus]]. Ibu Rusdi bernama Markanah. Rusdi tidak bersekolah, dan tidak berniat menjadi lurah sebagaimana ayahnya. Ia memilih menjadi pengusaha dan menyandang nama [[Jawa]] yaitu Nitisemito.<ref name=":0" /> Perubahan namanya dari Roesdi menjadi Nitisemito dilakukan pada usia 17 tahun. Versi lain menyebutkan Roesdi berganti nama menjadi Nitisemito setelah menikah dengan perempuan bernama Nasilah asal [[Singocandi, Kota, Kudus|Singocandi]].<ref name=":2">{{Cite web|last=brilio.net|first=|date=2016-03-16|title=Nitisemito, Raja Kretek Nusantara yang ternyata tak pernah sekolah (1)|url=https://www.brilio.net/news/nitisemito-raja-kretek-nusantara-yang-ternyata-tak-pernah-sekolah-1-1603153.html|website=brilio.net|language=id|access-date=2020-11-08}}</ref>
 
Nitisemito kecil digambarkan sebagai anak pemberani dan menolak permintaan ayahnya untuk bersekolah. Nitisemito lebih memilih menjadi pedagang ketimbang mengikuti jejak ayahnya sebagai lurah. Pada umur 17 tahun, dia memutuskan untuk merantau ke [[Kota Malang|Malang]], [[Jawa Timur]], sebagai buruh jahit dan sukses menjadi pengusaha konveksi. Meski sukses menjadi pengusaha konveksi, Nitisemito saat itu merasa persaingan bisnis konveksi sangat tinggi, sehingga dia memutuskan untuk kembali ke Kudus.<ref name=":2" />
 
Kembali ke Kudus, Nitisemito sempat menekuni bisnis minyak kelapa dan berdagang kerbau, namun gagal dan dia banting setir menjadi pengusaha dokar. Selain menjadi kusir, Nitisemito juga menyewakan beberapa dokarnya dan membuka warung untuk berjualan batik Solo, kopi, dan tembakau, di pangkalan dokarnya.<ref name=":2" />
Baris 39:
Awalnya, Nitisemito memberi merek rokoknya dengan nama yang aneh-aneh seperti Tjap Kodok Mangan Ulo (artinya Kodok Makan Ular), Tjap Soempil, dan berganti nama lagi menjadi Tjap Djeroek. Baru pada tahun 1905, Nitisemito memberi logo bulatan tiga tanpa nama. Para pembeli rokok kreteknya kemudian menyebut dengan berbagai nama seperti Tjap Boelatan Tiga, Tjap Boendar Tiga, Tjap Bola Tiga, dan Tjap Bal Tiga, hingga akhirnya Nitisemito memilih nama Tjap Bal Tiga. Merek Tjap Bal Tiga resmi digunakan pada tahun 1906 dan dipatenkan pada pemerintah Hindia Belanda tahun 1908.<ref name=":2" />
 
Saat usia Nitisemito menginjak 53 tahun, pada tahun [[1916]], usahanya semakin meningkat. Namun, puncak kejayaannya dia raih mulai tahun [[1918]], saat dia mendirikan pabrik rokok di Desa Jati, seluas 6 hektare dan puncak kejayaan pabrik rokoknya terjadi pada tahun 1934.<ref name=":3" />

Ketika itu, perusahaan rokok kretek Nitisemito menjadi salah satu pabrik rokok terbesar di [[Indonesia]]. Dia harus bersaing dengan beberapa pabrik rokok kretek lain di Kudus seperti Tjap Goenoeng Kedoe (1910) milik M. Atmowidjojo, Tjap Trio milik Tjoa Khang Hay (1912), Tjap Djangkar milik H. Ali Asikin (1918), Tjap Delima milik HM. Ashadi (1918), Tjap Teboe & Tjengkeh milik HM Muslich/mertua anak Nitisemito (1919), Tjap Garbis & Manggis milik M Sirin Atmo (1922), Tjap Nojorono milik Koo Djee Siang (1932), Tjap Djambu Bol milik HA Ma'ruf (1937), Tjap Sukun milik MC Wartono (1949), dan Djap Djarum milik Oei Wie Gwan (1951). Saat ini dari seluruh merek rokok tersebut, hanya tersisa tiga yang masih eksis hingga sekarang, yakni Djarum, Nojorono, dan Sukun. <ref name=":2" />
 
Nitisemito mempekerjakan seorang [[Belanda]] ahli perbukuan. Produk rokok Nitisemito tersebar luas di kota-kota seperti [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], hingga ke negeri [[Belanda]]. Bahkan, bungkus rokok Tjap Bal Tiga dicetak Nitisemito di Jepang dengan huruf dan logo timbul di kertas untuk mencegah pemalsuan.<ref name=":1" />
 
Nitisemito dengan rokok pabrik kreteknya Tjap Bal Tiga pada saat itu juga telah menggunakan cara-cara promosi yang modern, seperti menyebarkan brosur melalui pesawat Fokker F-200, radio RVK yang dimilikinya, klub sepakbola, sandiwara keliling, dan membagi-bagikan hadiah mulai dari gelas, cangkir, arloji, jam tembok, dan sepeda, dengan diberi logo Tjap Bal Tiga dan nama Nitisemito. Hadiah-hadiah itu didatangkan langsung dari Jepang.<ref name=":1" />
 
Sistem pembukuan dengan akuntansi modern juga diterapkan dengan ditemukannya tiga buku, yakni Journal Keuangan Nitisemito, Laporan Pemasukan dari Abon Industri Rokok Tjap Tiga Bal Nitisemito dan Laporan Abon dari Industri Rokok Tjap Bal Tiga Nitisemito yang ditulis pada September hingga Oktober 1941.<ref>{{Cite web|title=Tiga Buku Nitisemito Ditemukan yang di Pasar Barang Bekas Belanda Dinyatakan Asli|url=https://jateng.tribunnews.com/2020/10/17/tiga-buku-nitisemito-ditemukan-yang-di-pasar-barang-bekas-belanda-dinyatakan-asli|website=Tribun Jateng|language=id-ID|access-date=2020-11-08}}</ref>
 
== Sebab kemunduran ==
Setelah mencapai puncak kejayaannya tahun 1934, secara perlahan pabrik rokok Tjap Tiga Bal mulai mengalami kemunduran sekitar tahun 1939 akibat pecahnya Perang Dunia Kedua (1939-1949). Faktor lainnya disebut konflik keluarga.<ref>{{Cite web|last=brilio.net|first=|date=2016-03-16|title=Konflik keluarga sebabkan industri kretek Nitisemito runtuh (3-habis)|url=https://www.brilio.net/news/konflik-keluarga-sebabkan-industri-kretek-nitisemito-runtuh-3-habis-1603162.html|website=brilio.net|language=id|access-date=2020-11-08}}</ref>
 
Anak Nitisemito, yakni Soemadji, yang digadang-gadang ayahnya menjadi penerus, lebih aktif di Masyumi daripada mengurus bisnis ayahnya tersebut.<ref name=":0" /> Padahal, setelah lulus sekolah, Soemadji diminta sang ayah untuk magang di pabrik mendampingi kakak iparnya, M Karmain, yang saat itu memimpin perusahaan.<ref name=":4">{{Cite web|last=brilio.net|date=2016-03-16|title=Konflik keluarga sebabkan industri kretek Nitisemito runtuh (3-habis)|url=https://www.brilio.net/news/konflik-keluarga-sebabkan-industri-kretek-nitisemito-runtuh-3-habis-1603162.html|website=brilio.net|language=en|access-date=2020-11-08}}</ref>
 
Sementara itu, cucunya Nitisemito, yakni Akhwan Markoem, yang bertaut dua tahun dari usia Soemadji, juga diharapkan oleh ibunya, Nahari (anak Nitisemito), dapat menggantikan M Karmain untuk memimpin perusahaan. Alasan Nahari, karena Akhwan Markoem baru saja menamatkan pendidikannya di Handelschool Semarang. Nitisemito awalnya ragu terhadap Akhawan karena usianya baru 20 tahun, namun permintaan Nahari juga didukung oleh istrinya, Nasilah. Sang istri mendukung karena menilai keberhasilan pabrik rokok Tjap Tiga Bal berkat usaha dari keluarga Nasilah.<ref name=":4" />
 
Pada tahun 1936 terjadi perubahan struktur pemimpin perusahaan rokok kretek Tjap Tiga Bal. Arwan Markoem menjadi pimpinan perusahaan, M Karmain yang semula memimpin pabrik berubah posisinya menjadi Verkoop-organisatie atau bagian penjualan, dan Soemadji ditempatkan sebagai kasir/bagian keuangan.<ref name=":4" />
 
== Daftar referensi ==