Kesultanan Gowa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Suntingan Muh. Yusuf Naba (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Blue Sonic
Tag: Pengembalian
Baris 36:
[[Berkas:Makassar historical record.jpg|jmpl|kiri|Catatan sejarah Gowa yang ditulis dalam [[bahasa Makassar|bahasa]] dan [[aksara Makassar]]]]
 
Naskah [[Kronik Gowa|''patturioloang'' Gowa]] menyebutkan bahwa wangsa Gowa berawal dari perkawinan antara seorang ''tumanurung'' (semacam ras makhluk langit legendaris) dan seorang "Karaeng Bayo",{{sfnp|Cummings|2002|pp=25, 149–153}}{{sfnp|Abidin|1983}} ditafsirkan oleh arkeolog Francis David Bulbeck sebagai perkawinan antara wanita bangsawan setempat dan penguasa [[Suku Bajau|Bajau]].{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=32–34}}{{sfnp|Bulbeck|2006|p=287}} Bangsawan-bangsawan ''Bate Salapang'' di Gowa pun bersepakat membentuk negeri baru dan mengangkat mereka sebagai penguasa.{{sfnp|Cummings|2002|p=25}} Bukti genealogis dan arkeologis mengisyaratkan bahwa pembentukan negeri Gowa terjadi pada sekitar tahun 1300.{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=34, 231, 473, 475, antara lain}}{{sfnp|Bulbeck|1993}} Para ahli mengaitkan kemunculan Gowa dan negeri-negeri Sulawesi Selatan lainnya dengan [[pertanian intensif|intensifikasi pertanian]] dan [[pemerintahan terpusat|pemusatan pemerintahan]] besar-besaran pada abad ke-14, yang dipicu oleh naiknya permintaan luar bagi beras Sulawesi Selatan.{{sfnp|Bulbeck|Caldwell|2000|p=107}}{{sfnp|Druce|2009|pp=34–36}}{{sfnp|Pelras|1996|pp=100–103}} Kepadatan penduduk turut meningkat seiring dengan pergantian dari budaya [[peladangan|meladang]] kepada budi daya [[sawah|padi lahan basah]] secara intensif. Hutan-hutan di pedalaman semenanjung pun [[deforestasi|dibuka]] untuk memberi tempat bagi pemukiman-pemukiman agraris baru,{{sfnp|Pelras|1996|pp=98–100}} termasuk Gowa yang awalnya juga merupakan ''[[chiefdom]]'' pedalaman yang berbasiskan budi daya padi.{{sfnp|Bulbeck|1993}}
 
Dalam perang takhta antara dua putra Karaeng Gowa keenam pada akhir abad ke-15, [[Batara Gowa]] mengalahkan adiknya [[Karaeng Loe ri Sero]]. Karaeng Loe kemudian turun ke muara Sungai Tallo dan mendirikan negeri baru bernama Tallo,{{sfnp|Cummings|2007b|pp=100–105}}{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=430–432}} yang kemudian berkembang menjadi negara maritim berbasis niaga.{{sfnp|Reid|1983}}{{sfnp|Cummings|2007a|pp=2–5, 83–85}} Hingga abad ke-16, bagian barat Sulawesi Selatan terdiri dari negeri-negeri sama kuat yang saling bersekutu dan bersaing satu sama lain, tanpa ada satu pun yang mampu menguasai keseluruhannya.{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=123–125}} Putra Batara Gowa, [[Sejarah awal Gowa dan Tallo#Masa pemerintahan Tumaparisi Kallonna (sekitar 1511–1546)|Tumapaʼrisiʼ Kallonna]] (berkuasa sekitar 1511–1546), memecahkan keadaan ''status quo'' ini dengan menaklukkan bandar Garassi serta menyerang setidaknya tiga belas negeri [[Suku Makassar|bersuku Makassar]] lainnya.{{sfnp|Cummings|2007a|pp=32–33}}{{sfnp|Druce|2009|pp=241–242}}{{sfnp|Bulbeck|1992|p=125}} Pada akhir 1530-an atau awal 1540-an, Gowa memenangkan perang melawan Tallo dan sekutu-sekutunya.{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=117–118}}{{sfnp|Cummings|2000|p=29}} Gowa pun menjadi negeri paling dominan di tanah Makassar dan diakui sebagai sekutu tua oleh Tallo.{{sfnp|Cummings|2014|pp=215–218}}{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=127–131}} Tumapaʼrisiʼ Kallonna mengembangkan birokrasi kerajaan dengan menunjuk [[Daeng Pamatte|Daeng Pamatteʼ]] sebagai ''[[syahbandar|sabannaraʼ]]'' (syahbandar) pertama.{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=105–107}} Penyusunan catatan sejarah serta hukum kerajaan juga dimulai pada masa pemerintahannya.{{sfnp|Cummings|2002|p=216}}{{sfnp|Cummings|2007a|pp=32–33}} Ia juga kemungkinan merupakan penguasa Gowa yang pertama kali membangun [[benteng Somba Opu]].{{sfnp|Cummings|2007a|p=57}}{{sfnp|Bulbeck|1992|p=126}}