Wasista: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
k bot Menambah: es:Vásishtha
Antapurwa (bicara | kontrib)
membuat sub judul baru
Baris 1:
'''Wasista''' ([[Sanskerta]]: '''वसिष्ठ'''; ''Vasiṣṭha''), adalah nama seorang tokoh dalam [[mitologi Hindu]], adalahyang dikenal sebagai pemimpin dari tujuh orang suci (atau [[Saptaresi]]). danIa pendetajuga istanabertindak bagisebagai kaumpendeta istana [[SuryawangsaDinasti Surya]] (dalam kisah ''[[Dinasti SuryaRamayana]])''. Ia sendiri merupakan ''[[manasaputra]]'' dari [[BrahmaDewa]]. Ia juga merupakan pemilik seekor sapi sakti bernama [[KamadhenuBrahma]]. yangSelain kononitu, dapattokoh mengabulkanini segala keinginan. Wasistajuga dikenal sebagai salahleluhur satudari penyusun kitab suci ''[[WedaWyasa]]'', terutamaseorang Mandalamaharesi 7penyusun darikisah ''[[RegwedaMahabharata]]''. Dalam ''[[Ramayana]]'' diceritakan bahwa [[Wiswamitra]] berselisih dengan Wasista.
 
Wasista dianggap sebagai salah satu penyusun kitab suci ''[[Weda]]'', terutama Mandala tujuh dari ''[[Rigweda]]''.
== Wasista dan Wiswamitra ==
 
Raja [[Wiswamitra]], yang beristirahat di asrama Wasista bersama angkatan perangnya, menginginkan sapi [[Kamadhenu]] yang ajaib. Wiswamitra gagal membujuk Wasista agar mau memberikan Kamadhenu, akhirnya ia mengerahkan tentaranya untuk merebut sapi tersebut secara paksa. Serangan itu dibalas oleh Wasista yang mengirimkan tentara kuat yang dihasilkan oleh Kamadhenu. Setelah Wiswamitra mengalami kekalahan, ia segera pergi dari asrama Wasista untuk menyiapkan pembalasan. Setelah menyerahkan tahta kepada salah satu puteranya, Wiswamitra pergi untuk bertapa memuja [[Siwa]] demi mendapatkan senjata sakti untuk mengalahkan Wasista. Permohonan Wiswamitra dikabulkan oleh Siwa. Siwa memberikannya senjata sakti yang biasa dipergunakan oleh para [[Dewa (Hindu)|dewa]], [[resi]] dan [[raksasa]].
 
== WasistaPerselisihan dandengan Wiswamitra ==
Setelah menerima berkah dari Siwa, Wiswamitra segera menuju asrama Wasista. Ia melancarkan serangan dengan senjata sakti yang baru saja diperolehnya. Wasista membalas serangan Wiswamitra dengan menggunakan tongkat sakti bernama [[Brahmadanda]]. Senjata tersebut membuat Wiswamitra mengalami kekalahan. Dengan malu, Wiswamitra meninggalkan asrama Wasista, untuk bertapa lebih berat agar menyamai kekuatan Wasista.
Wasista memiliki seekor sapi ajaib bernama [[Kamadhenu]] yang konon dapat mengabulkan segala macam keinginan. Pada suatu hari Wasista menerima kunjungan seorang raja bernama [[Wiswamitra]]. Raja itu takjub melihat keajaiban Kamadhenu. Ia pun meminta sapi itu secara baik-baik. Tentu saja Wasista menolak. Wiswamitra pun merebutnya secara paksa. Kamadhenu memberontak. Ia mengeluarkan pasukan gaib dari dalam tubuhnya yang menumpas habis para prajurit Wiswamitra.
 
Wiswamitra sedih atas kekalahannya. Ia pun menyerahkan takhta kepada putranya, dan kemudian bertapa untuk memperoleh kesaktian. Permohonan Wiswamitra dikabulkan oleh [[Siwa]]. Siwa memberikan senjata sakti yang biasa dipergunakan oleh para [[Dewa (Hindu)|dewa]], [[resi]] dan [[raksasa]].
== Wasista dalam Ramayana ==
 
Setelah menerima berkah dari Siwa, Wiswamitra segera menujumenyerang asrama Wasista. Iadengan melancarkan serangan denganmenggunakan senjata sakti yang baru saja diperolehnyaia peroleh. Wasista membalas serangan Wiswamitra dengan menggunakan tongkat sakti bernama [[Brahmadanda]]. Senjata tersebut membuat Wiswamitra kembali mengalami kekalahan. Dengan malu, Wiswamitra meninggalkan asrama Wasista, untuk bertapa lebih berat agar menyamai kekuatan Wasista.
Menurut ''[[Ramayana]]'', Wasista merupakan pendeta istana bagi kaum [[Suryawangsa]]. Pendeta ini bertugas untuk mendidik keturunan raja-raja, menasihati raja, serta memimpin upacara yang dilangsungkan oleh raja. Dalam ''Ramayana'', Wasista berperan sebagai guru bagi [[Rama]], [[Bharata (Ramayana)|Bharata]], [[Laksmana]] dan [[Satrugna]]. Ia juga mengajarkan sebuah ilmu kepada Rama yang dikenal sebagai ''Yoga Wasista''. Ketika Wiswamitra datang menghadap [[Dasarata]] untuk memohon bantuan Rama, Wasista mensihati Dasarata agar Rama diserahkan kepada Wiswamitra, daripada menanggung kutukan Wiswamitra.
 
Dengan perasaan malu, Wiswamitra kembali bertapa lebih berat agar menyamai kekuatan Wasista. Namun kali ini ia tergoda oleh kehadiran seorang [[bidadari]] bernama [[Menaka]]. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putri bernama [[Sakuntala]], yang kelak melahirkan keturunan yang disebut Dinasti Bharata.
 
== Mengutuk Astawasu ==
Pada suatu hari datang delapan orang makhluk kahyangan bersaudara yang dijuluki [[Astawasu]] bersama istri masing-masing di asrama Wasista. Di sana mereka takjub melihat keajaiban Kamadhenu. Istri Dyahu, wasu termuda merengek minta agar suaminya mencuri Kamadhenu karena ia ingin memberikan susu sapi tersebut kepada sahabatnya-seorang manusia biasa-bernama Jitawati, karena barangsiapa meminum susu Kamadhenu akan memperoleh umur panjang.
 
Dyahu segera mengajak ketujuh wasu yang lain mencuri Kamadhenu. Namun perbuatan tersebut ketahuan oleh Wasista. Kedelapan wasu pun dikutuk akan menjalani [[reinkarnasi]] sebagai manusia meskipun dalam waktu yang singkat, kecuali Dyahu. Wasista mengutuk Dyahu akan lahir sebagai manusia berumur panjang karena ia adalah pelaku utama pencurian tersebut.
 
Kedelapan wasu akhirnya terlahir sebagai anak-anak [[Santanu]] raja Dinasti Bharata. Mereka semua lahir dari rahim [[Gangga (dewi)|Gangga]], sang permaisuri. Ketujuh putra tertua hanya berumur singkat, sedangkan Dyahu lahir sebagai putra bungsu yang bernama [[Bisma]].
 
== Sebagai guru Sri Rama ==
Dalam kisah ''[[Ramayana]]'', Wasista bertindak sebagai pendeta agung [[Kerajaan Kosala]] pada masa pemerintahan [[Dasarata]]. Ia menjadi guru bagi keempat putra Dasarata yaitu [[Rama]], [[Bharata (Ramayana)|Bharata]], [[Laksmana]], dan [[Satrugna]]. Kepada Rama antara lain ia mengajarkan ilmu ''Yoga Wasista''.
 
Dalam kisah ini Wasista telah berdamai dengan Wiswamitra. Ia mengajak [[Wiswamitra]] menemui Dasarata untuk meminta bantuan Rama. Konon saat itu asrama Wiswamitra sering diganggu kawanan [[Rakshasa]] dari [[Kerajaan Alengka]]. Wasista membujuk Dasarata agar merelakan kepergian Rama karena Wiswamitra mudah tersinggung jika permintaannya ditolak dan gemar memberikan kutukan.
 
Dasarata pun melepas kepergian Rama yang didampingi Laksmana untuk menumpas para raksasa perusuh yang sering mengganggu asrama Wiswamitra.
 
== Leluhur Wyasa ==
Wasista memiliki seorang istri bernama Arundati. Dari perkawinan itu lahir banyak anak, yang tertua bernama [[Sakri]]. Pada suatu hari Sakri terlibat perselisihan dengan seorang raja bernama Kalmasapada. Ia mengutuk raja itu menjadi seorang raksasa yang gemar memakan daging manusia. Kalmasapada pun seketika itu berubah wujud sesuai kutukan Sakri. Namun Sakri justru menjadi korban pertama yang dimangsa oleh Kalmasapada.
 
Kalmasapada kemudian menumpas habis adik-adik Sakri. Wasista kemudian mengungsikan menantunya, yaitu istri Sakri yang bernama Adresyanti. Saat itu Adresyanti sedang mengandung. Setelah dua belas tahun baru lahir seorang putra bernama [[Parasara]]. Tokoh Parasara ini merupakan ayah dari [[Wyasa]] yang dikenal sebagai penyusun [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''.
 
== Lihat pula ==