Hari raya Kuningan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Usersyn (bicara | kontrib)
k typo, replaced: terimakasih → terima kasih using AWB
Baris 21:
 
== Sarana Upacara ==
Pada hari Kuningan, umat Hindu Bali membuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan dihaturkan sesaji sebagai tanda terimakasihterima kasih dan ''suksmaning idep'' sebagai manusia (umat) menerima anugrah dari ''Hyang Widhi'' berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umat-Nya atas dasar cinta-kasihnya. Di dalam ''tebog'' atau ''selanggi'' yang berisi nasi kuning tersebut dipancangkan sebuah wayang-wayangan (malaikat) yang melimpahkan anugerah kemakmuran kepada umat manusia.
 
Sarana upacara sebagai simbol kemeriahan terdiri dari berbagai macam ''jejahitan'' yang mempunyai simbol sebagai alat-alat perang yang diperadekan seperti ''tamiyang kolem'', ''ter'', ''ending'', ''wayang-wayang'' dan lain sejenisnya. Dalam upacara Kuningan, menggunakan upakara sesaji yang berisi simbol ''tamiang'' dan ''endongan'', dimana makna ''tamiang'' memiliki lambang perlindungan dan juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan manusia pada hukum alam. Sedangkan ''Endongan'' maknanya adalah perbekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti (''jnana''). Sarana lainnya, yakni ter dan sampian gantung. Ter adalah simbol panah (senjata) karena bentuknya memang menyerupai panah. Sementara sampian gantung sebagai simbol penolak bala.
Baris 27:
Jika masyarakat tak mampu menyesuaikan diri dengan alam, atau tidak taat dengan hukum alam, risikonya akan tergilas oleh roda alam. Karena itu, melalui perayaan ini umat diharapkan mampu menata kembali kehidupan yang harmonis (''hita'') sesuai dengan tujuan agama Hindu. Sementara senjata yang paling ampuh adalah ketenangan pikiran.
 
Perayaan ini juga dimaksudkan agar umat selalu ingat kepada Sang Pencipta, ''Ida Sang Hyang Widi Wasa'' dan mensyukuri karunia-Nya. Melalui perayaan ini umat juga dituntut selalu ingat ''menyama braya''(bersaudara), meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial. Selain itu, melalui ''rerahinan'' umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya. Tujuan pelaksanaan upacara kuningan ini adalah untuk memohon kesentosaan, ''kedirgayusan'' serta perlindungan dan tuntunan lahir dan batin.<ref name="kb.alitmd.com">{{cite web|url=http://kb.alitmd.com/makna-hari-raya-kuningan-bagi-umat-hindu/ |title=Makna Hari Raya Kuningan bagi Umat Hindu}}</ref>
 
== Tradisi Unik ==
Baris 37:
== Pranala luar ==
{{Hari raya Indonesia}}
{{hindu-stub}}
 
[[Kategori:Hari raya di Indonesia|Kuningan]]
[[Kategori:Hari raya Hindu|Kuningan]]
 
 
{{hindu-stub}}