Sudesna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 17:
Dalam kitab ''[[Wirataparwa]]'', yaitu buku ke-4 ''Mahabharata'' dikisahkan bahwa setelah [[Pandawa]] dan [[Dropadi]] menjalani kehidupan di hutan selama 12 tahun (diceritakan dalam ''[[Wanaparwa]]''), mereka harus menjalani penyamaran selama setahun, sebelum berhak pulang ke [[Hastinapura]]. Para Pandawa memilih [[kerajaan Wirata]] sebagai lokasi penyamaran mereka. Di tempat tersebut, Raja [[Wirata]] dan Ratu Sudesna telah menjadi tuan rumah bagi Pandawa dan Dropadi.
 
Dikisahkan bahwa pada awalnya Sudesna tertarik akan paras Dropadi (dengan nama samaran "SairandriMalini")<ref>{{citation| url=https://www.sacred-texts.com/hin/m04/m04009.htm| title=Mahabharata of Krishna Dwaipayana Vyasa, Book 4: Virata Parva |chapter=Pandava Pravesa Parva| author=[[Kisari Mohan Ganguli]]| publisher=Internet Sacred Text Archive| page=16}}</ref> yang sedang berjalan-jalan di pasar. Ia pun menanyakan identitas Dropadi. Karena sedang menjalani masa penyamaran, Dropadi menjawab bahwa ia bernama SairandriMalini, seorang pelayan golongan ''sairandri'', dan merupakan mantan dayang-dayang di istana [[Indraprastha]], yang telah kehilangan pekerjaan setelah para Pandawa kehilangan kerajaannya. Namun SairandriMalini terlihat begitu anggun dan gerak-geriknya bagaikan wanita bangsawan sehingga Sudesna curiga terhadapnya. Pada akhirnya Sudesna menganggap dirinya terlalu waspada secara berlebihan, lalu ia mengangkat SairandriMalini sebagai pelayannya. SairandriMalini pun menunjukkan perannya sebagai pelayan yang setia dan cekatan.<ref>{{cite book|last= Rajagopalachari|first= C|title=Mahabharata|year=2010|publisher=Bharatiya Vidya Bhavan|page=174}}
</ref>
 
=== Kematian Kicaka ===
Pada suatu ketika, adik permaisuri yang bernama [[Kicaka]]—menjabat sebagai [[panglima]] tertinggi kerajaan Wirata—memperhatikan SairandriMalini, lalu terpesona akan kecantikannya dan mengorek informasi tentang SairandriMalini dari Sudesna. Kemudian Sudesna memberi tahu SairandriMalini tentang perasaan Kicaka terhadapnya. SairandriMalini pun merasa tidak senang setelah mendengarnya, dan mengaku bahwa ia telah menikah kepada seorang [[gandarwa]] yang akan membunuh siapa pun pria yang berani mendekatinya. Demi melegakan hati adiknya, serta ingat akan pesan sang raja untuk tidak mengecewakan panglima tertinggi di kerajaan tersebut, maka Sudesna mempertemukan Kicaka kepada SairandriMalini. Ia menyuruh SairandriMalini mengambil [[arak]] dari rumah Kicaka; peringatan dari SairandriMalini pun diabaikan olehnya. Saat SairandriMalini tiba, Kicaka mencoba untuk melecehkannya. SairandriMalini meminta pertolongan dari Sudesna, tetapi sang ratu hanya diam saja.<ref>{{cite book|last= Rajagopalachari|first= C|title=Mahabharata|year=2010|publisher=Bharatiya Vidya Bhavan|page=203}}</ref>
 
Beberapa hari kemudian, setelah Kicaka tewas secara misterius (tidak ada yang mengetahui bahwa sebenarnya Kicaka dibunuh oleh [[Bima (Mahabharata)|Bima]], salah satu istri [[Dropadi]]) Sudesna menjadi ketakutan dan memohon maaf kepada SairandriMalini. Setelah menyaksikan bahwa kata-kata SairandriMalini menjadi kenyataan, Sudesna pun menyadari bahwa SairandriMalini bukan wanita biasa. Dengan kepercayaan bahwa kata-kata SairandriMalini akan menjadi nyata, Sudesna menasihati suaminya untuk tidak menghukum SairandriMalini atas kematian Kicaka.<ref>{{cite book|last= Rajagopalachari|first= C|title=Mahabharata|year=2010|publisher=Bharatiya Vidya Bhavan|page=204}}</ref>
[[File:Draupdadi watching Kichaka and Bhima fighting (crop).jpg|thumb|275px|Ilustrasi [[Dropadi|SairandriMalini]] menyaksikan pertarungan antara [[Kicaka]] (tengah) melawan [[Bima (Mahabharata)|Bima]]. Ilustrasi dari naskah ''Mahabharata'', [[abad ke-17]], kini disimpan di [[Museum Brooklyn]].]]
===Serangan Trigarta===
Ketika [[Susarma]] dari [[kerajaan Trigarta]] menyerbu Matsya, Sudesna menyaksikan bahwa suami dan laskarnya telah berangkat menuju pertempuran. Kemudian, saat pasukan [[kerajaan Kuru]] menyerang dari arah yang berbeda, ia mencoba mengatur pertahanan kota, dan mendapati bahwa hanya sedikit tentara yang masih berada di sana. Putranya yang bernama [[Utara (Mahabharata)|Utara]] membusungkan dada dan menyatakan bahwa ia akan mengalahkan pasukan Kuru sendirian, serta sudah bersiap-siap untuk berangkat ke medan perang. Cemas akan keselamatan putranya, Sudesna pun mencoba untuk mencegah. SairandriMalini mengusulkan agar Utara mengajak Brihanala (nama samaran [[Arjuna]] yang sedang menyamar sebagai penari [[waria]]) sebagai kusir [[kereta perang]]nya, dan berkata bahwa jika Utara melaksanakannya, maka tidak akan ada yang mencelakainya. Awalnya Utara menolak karena tidak mau kereta perangnya dikendalikan seorang waria, tetapi Sudesna menegaskan bahwa apapun yang dikatakan SairandriMalini pasti akan menjadi kenyataan. Maka, ketika Utara menghadapi pasukan Kuru, Arjuna-lah yang sesungguhnya bertempur dan mengalahkan mereka, melindungi keselamatan Utara, dan mencegah jatuhnya Matsya.<ref>{{cite book| title=The Modern review, Volume 84, Ramananda Chatterjee, Prabasi Press Private, Ltd., 1948 - History }}</ref><ref>{{cite book
| title=Mina, The Ruling Tribe of Rajasthan (Socio-biological Appraisal)
| last=Rizvi| first=S. H. M.
Baris 35:
</ref>
 
Setelah pertempuran, para Pandawa dan Dropadi menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya. Sudesna langsung ketakutan karena Dropadi telah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan saat berada di kediamannya. Namun Dropadi dan para Pandawa segera memaafkan keluarga kerajaan Wirata, dan berterima kasih kepada raja dan ratu yang telah memberi mereka tempat tinggal. Kemudian putri Sudesna yang bernama [[Utari]] dinikahkan kepada [[Abimanyu]], putra Arjuna. Raja Wirata juga menyatakan dukungannya kepada para Pandawa yang berjuang memperoleh kerajaan mereka kembali.
 
== Setelah ''Wirataparwa'' ==