Tarekat Qadiriyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) |
Naval Scene (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 20:
Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad di kalangan para ikhwan (murid-muridnya) lebih dikenal dengan panggilan "Abah Sepuh".karena usia dia memang sudah tua atau sepuh, saat itu usianya sekitar 116 tahun. Di antara murid-murid dia ada yang paling menonjol dan memenuhi syarat untuk melanjutkan kepemimpinan dia. Murid tersebut adalah putranya sendiri yang ke-5 yaitu KH.A. Shohibulwafa Tajul Arifin diangkat sebagai (wakil Talqin) dan sering diberi tugas untuk melaksanakan tugas-tugas keseharian dia, oleh karena itu para ikhwan tarekat memanggil dia "Abah Anom " (Kyai Muda) karena usianya sekitar 35 tahun. Sepeninggal Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad sebagai mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya dilanjutkan oleh KH.A. Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) sampai sekarang, dia mempunyai wakil talqin yang cukup banyak dan tersebar di 35 wilayah, termasuk Singapura dan Malaysia.
== Lihat pula ==▼
* [[Islam di Indonesia]]▼
* [[Wali Songo]]▼
* [[Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah]]▼
== Referensi ==
Baris 38 ⟶ 43:
* Chopra, R. M., ''Sufism'', 2016, Anuradha Prakashan, New Delhi {{ISBN|978-93-85083-52-5}}
* "Halisa and the Distinguished Ones", Mehmet Albayrak, Ankara, 1993, Turkey
▲== Lihat pula ==
▲* [[Islam di Indonesia]]
▲* [[Wali Songo]]
▲* [[Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah]]
[[Kategori:Tarekat|Qadiriyah]]
|