Jomo Kenyatta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 208:
Pada Desember 1964, Kenya secara resmi dinyatakan sebagai sebuah republik.{{sfn|Gertzel|1970|p=34}} Kenyatta menjadi presidennya,{{sfnm|1a1=Arnold|1y=1974|1p=166|2a1=Kyle|2y=1997|2p=60}} dan ia memiliki peranan [[kepala negara]] sekaligus [[kepala pemerintahan]].{{sfnm|1a1=Gertzel|1y=1970|1p=34|2a1=Murray-Brown|2y=1974|2pp=314–315|3a1=Assensoh|3y=1998|3p=63}} Pada tahun 1965 dan 1966, ditetapkan berbagai amandemen konstitusi yang memperkuat wewenang presiden.{{sfn|Gertzel|1970|p=35}} Sebagai contoh, amandemen pada Mei 1966 memberikan wewenang kepada presiden untuk memerintahkan penahanan seseorang tanpa melalui pengadilan terlebih dahulu apabila ia merasa bahwa keamanan negara sedang terancam.{{sfnm|1a1=Ochieng|1y=1995|1p=94|2a1=Gertzel|2y=1970|2p=152}} Kenyatta berupaya mendapatkan dukungan dari kelompok etnis terbesar kedua di Kenya, yaitu suku Luo, sehingga ia mengangkat Oginga Odinga yang bersuku Luo sebagai wakil presiden.{{sfn|Assensoh|1998|p=20}} Suku Kikuyu (yang mewakili sekitar 20% populasi Kenya) masih menjadi kelompok yang paling banyak memegang jabatan pemerintahan.{{sfnm|1a1=Murray-Brown|1y=1974|1p=316|2a1=Maloba|2y=2017|2p=340}} Hal ini menimbulkan anggapan bahwa kemerdekaan Kenya sama dengan penggantian kekuasaan elit Britania menjadi elit Kikuyu.{{sfn|Murray-Brown|1974|p=316}}
Seruan untuk melupakan dan memaafkan masa lalu menjadi dasar pemerintahannya.{{sfnm|1a1=Murray-Brown|1y=1974|1p=313|2a1=Assensoh|2y=1998|2p=63}} Ia masih mempertahankan beberapa unsur dari zaman kolonial, khususnya yang terkait dengan hukum dan ketertiban.{{sfn|Murray-Brown|1974|p=312}} Struktur kepolisian dan militer dibiarkan utuh.{{sfn|Murray-Brown|1974|p=312}} Orang kulit putih masih memegang jabatan senior di lembaga kehakiman, kepegawaian negeri, dan parlemen,{{sfnm|1a1=Murray-Brown|1y=1974|1pp=312–313|2a1=Assensoh|2y=1998|2p=63}} sementara tokoh kulit putih [[Bruce Mackenzie]] dan [[Humphrey Slade]] menjadi salah satu pejabat tinggi Kenyatta.{{sfnm|1a1=Arnold|1y=1974|1p=168|2a1=Ochieng|2y=1995|2p=93|3a1=Assensoh|3y=1998|3p=63}} Walaupun begitu, pemerintahan Kenyatta
Pemerintah Kenyatta meyakini bahwa mereka perlu menumbuhkembangkan budaya nasional Kenya.{{sfn|Maxon|1995|p=138}} Maka dari itu, mereka mencoba meningkatkan martabat budaya asli Afrika yang sebelumya dianggap "primitif" oleh para misionaris dan pejabat kolonial.{{sfn|Maxon|1995|p=139}} [[East African Literature Bureau]] dibentuk untuk menerbitkan karya-karya penulis dengan latar belakang penduduk asli.{{sfn|Maxon|1995|p=140}} [[Kenya Cultural Centre]] mendukung seni dan musik karya penduduk asli, sementara ratusan grup musik dan tarian tradisional dibentuk; Kenyatta secara pribadi bersikeras agar pertunjukan-pertunjukan semacam ini digelar di semua perayaan nasional.{{sfn|Maxon|1995|p=141}} Pemerintahannya berupaya melestarikan monumen sejarah dan budaya. Nama-nama jalan dari zaman kolonial juga diganti, sementara simbol-simbol kolonialisme (seperti patung pemukim Britania [[Hugh Cholmondeley, 3rd Baron Delamere|Hugh Cholmondeley]] di pusat kota Nairobi) diturunkan.{{sfn|Maxon|1995|p=140}} Pemerintah berupaya menggalakkan penggunaan bahasa Swahili sebagai bahasa nasional, walaupun bahasa Inggris tetap menjadi bahasa utama dalam debat parlemen dan juga di sekolah dan universitas.{{sfn|Maxon|1995|p=139}} Walaupun begitu, sejarawan Robert M. Maxon mengatakan bahwa "tidak ada budaya nasional yang muncul pada zaman Kenyatta"; kebanyakan karya seni dan budaya yang ada lebih menunjukkan ciri khas dari kelompok etnis tertentu, sementara budaya Barat sangat memengaruhi kelompok elit di Kenya.{{sfn|Maxon|1995|p=142}}
|