[[Berkas:Trichoptera caddisfly 1.jpg|jmpl|Serangga ordo [[Trichoptera]] yang digunakan sebagai indikator [[kualitas air]].<ref name="EPA=RBP">{{cite report |last1=Barbour |first1=M.T. |last2=Gerritsen |first2=J. |last3=Stribling |first3=J.B. |date=1999 |title=Rapid Bioassessment Protocols for Use in Streams and Wadeable Rivers: Periphyton, Benthic Macroinvertebrates and Fish, Second Edition |url=https://nepis.epa.gov/Exe/ZyPURL.cgi?Dockey=20004OQK.txt |publisher=U.S. Environmental Protection Agency (EPA) |location=Washington, D.C. |id=EPA 841-B-99-002}}</ref>]]
{{wikify}} {{tanpa_referensi}}Bioindikator adalah petunjuk logis baik hewan maupun tumbuhan yang menunjukkan kondisi sebuah lingkungan berdasarkan jumlah organisme yang ditemukan. sedangkan Biomonitoring adalah perhitungan analisis air dengan cara biologis. Menurut Roziaty, kusumadani dan aryani (2017) berikut adalah organisme makrointebrata berdasarkan tingkat kerusakan kualitas air :
'''Bioindikator''' (disebut juga '''spesies indikator''') adalah setiap [[spesies]] atau sekelompok spesies yang fungsi, populasi, atau statusnya dapat mengungkapkan status kualitatif lingkungan. Misalnya, [[copepoda]] dan [[krustasea]] air kecil lainnya yang terdapat di berbagai [[perairan]] dapat dipantau untuk mengetahui perubahan (biokimia, fisiologis, atau perilaku) yang mungkin mengindikasikan masalah dalam [[ekosistem]] mereka. Bioindikator dapat memberi tahu efek kumulatif beragam [[pencemaran|polutan]] dalam ekosistem dan berapa lama masalah tersebut telah muncul, suatu kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh pengujian fisik dan kimia.<ref name="Karr">{{cite journal |last1=Karr |first1=James R. |year=1981 |title=Assessment of biotic integrity using fish communities |journal=Fisheries |volume=6 |issue= 6 |pages=21–27 |url= |doi=10.1577/1548-8446(1981)006<0021:AOBIUF>2.0.CO;2 |issn=1548-8446}}</ref>
1.'''Tidak tercemar''' : Trichoptera (Seriscosmatidae, Lepidosmatidae, Glossosomatidae); Planaria.
== Referensi ==
2.'''Tercemar ringan''' : Plecoptera (Perlidae, Peleodidae); Ephemeroptera (Leptophlebiidae, Pseudocleon, Ecdyonuridae, Caebidae); Trichoptera (Hydropschydae, Psychomyidae); Odonanta (Gomphidae, Plarycnematidae, Agriidae, Aeshnidae); Coleoptera (Elminthidae).
{{reflist}}
{{ekologi-stub}}
3.'''Tercemar sedang''' : Mollusca (Pulmonata, Bivalvia); Crustacea (Gammaridae); Odonanta (Libellulidae, Cordulidae)
[[Kategori:Ekologi]]
4.'''Tercemar''': Hirudinea (Glossiphonidae, Hirudidae); Hemiptera.
5.'''Tercemar agak berat''' : Oligochaeta (ubificidae); Diptera (Chironomus thummi-plumosus); Syrphidae.
6. '''Sangat Tercemar''': Tidak terdapat makrozoobentos. Besar kemungkinan di jumpai lapisan bakteri yang sangat toleran terhadap bakteri yang sangat toleran terhadap limbah organik (Sphaerotilus) (Roziaty, Kusumadani, & Aryani, 2017)
Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera (EPT) merupakan kelompok organisme yang sering digunakan untuk melihat kualitas air jumlah EPT dapat menjadi peringatan bagi masyarakat untuk melihat kualitas air. Peningkatan tingginya keberadaan organisme ini disebuah perairan akan menjadi syarat akan kebersihan perairan. Dan sebaliknya jika organisme ini disebuah perairan rendah maka hal ini menunjukkan bahwa sungai memiliki kecenderungan tercemar (Diantari, Ahyadi, Rohyani, & Suana, 2017)
Makroinvertebrata adalah organisme yang dapat dijadikan sebagai biomonitoring yang dapat melihat kualitas sungai dan kemudiandianalisis menggunakan metode Family Biotic Index (FBI). FBI adalah penghitungan indeks kualitas air dengan rumus:
Keterangan:
FBI = nilai indeks makroinvertebrata bentik
I = urutan kelompok familia yang menyusunkomunitas makro-invertebrata
xi = jumlah individu kelompok famili ke-I
ti = tingkat toleransi kelompok famili ke-i N = jumlah seluruh individu yang menyusun komunitas makroinvertebrata.
Tabel interpretasi FBI untuk melihat kualitas air
{| class="wikitable"
|Famili Biotik Indeks
|Kualitas air
|Tingkat Pencemaran
|-
|0.00 – 3,75
|Sangat baik
|Tidak terpolusi bahan Organik
|-
|3,76 – 4,25
|Baik sekali
|Sedikit terpolusi bahanOrganik
|-
|4,26 – 5,00
|Baik
|Terpolusi beberapa bahan organik
|-
|5,01 – 5,75
|Cukup
|Terpolusi agak banyak
|-
|5,76 – 6,50
|Agak buruk
|Terpolusi banyak
|-
|6,51 – 7,25
|Buruk
|Terpolusi sangat banyak
|-
|7,26 – 10,00
|Buruk sekali
|Terpolusi berat bahan organik
|}
(Dwitawati, Sulistyarsi, & Widiyanto, 2015)
'''Daftar Pustaka'''
Diantari, N. P., Ahyadi, H., Rohyani, I. S., & Suana, I. W. ( 2017). Keanekaragaman Serangga Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Sungai Jangkok, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Entomologi Indonesia , 135–142 .
Dwitawati, D. A., Sulistyarsi, A., & Widiyanto, J. (2015). Biomonitoring Kualitas Air Sungai Gandong Dengan Bioindikator Makroinvertebrata Sebagai Bahan Petunjuk Praktikum Pada Pokok Bahasa Pencemaran Lingkungan SMP Kelas VII. Jurnal Florea, 41-46.
Roziaty, E., Kusumadani, A. I., & Aryani, I. (2017). Biologi Lingkungan . Surakarta: Muhammadiyah University Press .
Syahza, A., Suwondo, Bahruddin, & Darmadi. (2017). Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu Implementasi Pengendalian Kerusakan Daerah Tangkapan Air Sebagai Upaya Pengendalian dan Pengolaan. Pekanbaru: Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyrakat .
|