Dosa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
+ |
||
Baris 25:
Untuk menghindari timbulnya dosa dalam diri, maka diperlukan menjalankan lima latihan kemoralan yakni dengan pelaksanaan [[Pancasila (Buddha)|Pancasila]] ([[bahasa Pali]]: ''pañcasīla'').<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2017-10-10|title=Tiga Permulaan Kejahatan (akusalamūla)|url=https://bhagavant.com/tiga-permulaan-kejahatan-akusalamula|website=Bhagavant.com|language=id-ID|access-date=}}</ref>
== Yahudi ==
{{Main|Dosa (Yudaisme)}}
[[Yudaisme]] menganggap pelanggaran mitzvot (perintah ilahi) sebagai dosa. Yudaisme menggunakan istilah ini untuk memasukkan pelanggaran hukum Yahudi yang tidak selalu berarti kehilangan moralitas. Yudaisme berpendapat bahwa semua orang berdosa di berbagai titik dalam hidup mereka, dan berpendapat bahwa Tuhan selalu mengendalikan keadilan dengan belas kasihan.<ref>Silver, Jonathan, host. [https://tikvahfund.org/library/podcast-david-bashevkin-on-sin-and-failure-in-jewish-thought/ "Podcast: David Bashevkin on Sin and Failure in Jewish Thought."] ''The Tikvah Podcast'', The Tikvah Fund, 3 Oct. 2019.</ref>
Kata Ibrani generik untuk segala jenis dosa adalah aveira. Berdasarkan ayat-ayat dalam [[Tanakh]] (Alkitab Ibrani), Yudaisme menjelaskan tiga tingkat dosa.
* ''Pesha'' - Dosa yang disengaja; tindakan yang dilakukan dengan sengaja menentang Tuhan;
* ''Ovon'' - Ini adalah dosa nafsu atau emosi yang tidak terkendali. Itu adalah dosa yang dilakukan dengan sengaja, tetapi tidak dilakukan untuk menentang Tuhan;
* ''Cheit'' - Ini adalah dosa yang tidak disengaja.
Yudaisme berpendapat bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan semua orang telah melakukan dosa berkali-kali. Namun keadaan berdosa tidak menghukum seseorang ke hukuman; hanya satu atau dua dosa yang benar-benar menyedihkan yang mengarah pada apa pun yang mendekati gagasan Kristen tentang neraka. Konsepsi alkitabiah dan rabi tentang Tuhan adalah tentang pencipta yang mengendalikan keadilan dengan belas kasihan. Berdasarkan pandangan Rabbeinu Tam dalam Babylonian Talmud (traktat Rosh HaShanah 17b), Tuhan dikatakan memiliki tiga belas atribut belas kasihan:
# Tuhan penuh belas kasihan sebelum seseorang berdosa, meskipun Tuhan tahu bahwa seseorang mampu berbuat dosa.
# Tuhan penuh belas kasihan kepada orang berdosa bahkan setelah orang itu berdosa.
# Tuhan mewakili kekuatan untuk berbelas kasih bahkan di area yang tidak diharapkan atau pantas didapatkan oleh manusia.
# Tuhan itu berbelas kasih, dan memudahkan hukuman bagi yang bersalah.
# Tuhan murah hati bahkan kepada mereka yang tidak layak.
# Tuhan lambat marah.
# Tuhan melimpah dalam kebaikan.
# Tuhan adalah dewa kebenaran, sehingga kita dapat mengandalkan janji Tuhan untuk mengampuni orang berdosa yang bertobat.
# Tuhan menjamin kebaikan untuk generasi masa depan, karena perbuatan dari para leluhur yang benar ([[Abraham]], [[Ishak]] dan [[Yakub]]) memiliki manfaat bagi semua keturunan mereka.
# Tuhan mengampuni dosa yang disengaja jika orang berdosa bertobat.
# Tuhan mengampuni kemarahan yang disengaja dari Dia jika orang berdosa bertobat.
# Tuhan mengampuni dosa yang dilakukan karena kesalahan.
# Tuhan menghapus dosa dari mereka yang bertobat.
Karena orang Yahudi diperintahkan untuk ''imitatio Dei'', meniru Tuhan, para [[rabi]] mempertimbangkan atribut ini dalam memutuskan hukum Yahudi dan penerapannya saat ini.<ref name="jewishvirtuallibrary.org">https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/qorbanot.html</ref>
== Lihat pula ==
|