Rujak cingur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Dikembalikan ke revisi 17374298 oleh Gilang Bayu Rakasiwi (bicara) Tag: Pembatalan |
||
Baris 2:
'''Rujak cingur''' adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Arekan [[Jawa Timur]], terutama daerah asalnya [[Surabaya]]. Dalam [[bahasa Jawa]] kata ''cingur'' berarti "mulut", hal ini merujuk pada bahan irisan mulut atau moncong sapi yang direbus dan dicampurkan ke dalam hidangan. Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah seperti [[timun]], kerahi (''krai'', yaitu sejenis timun khas Jawa Timur), [[bengkuang]], [[mangga]] muda, [[nanas]], [[kedondong]], kemudian ditambah [[lontong]], [[tahu]], [[tempe]], ''bendoyo'', [[cingur]], serta sayuran seperti kecambah/[[taoge]], [[kangkung]], dan [[kacang panjang]]. Semua bahan tadi dicampur dengan saus atau bumbu yang terbuat dari olahan [[petis]] udang, [[air]] matang untuk sedikit mengencerkan, [[gula]]/[[gula merah]], [[cabai]], [[kacang tanah]] yang digoreng, [[bawang goreng]], [[garam]], dan irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda ([[pisang klutuk]]). Semua saus/bumbu dicampur dengan cara di[[ulek]], itu sebabnya rujak cingur juga sering disebut rujak ulek.
Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan [[cingur]]. Hal ini yang membedakan dengan makanan rujak pada umumnya yang biasanya tanpa menggunakan bahan [[cingur]] tersebut. Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan [[kerupuk]], dan dengan alas ''pincuk'' ([[daun pisang]]) atau piring.
{{Masakan Indonesia}}
|