Sastra Lampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tori Crystallea (bicara | kontrib)
Sastra lisan: Perbaikan kesalahan ketik, Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tori Crystallea (bicara | kontrib)
Dengan: Perbaikan kesalahan ketik, Perbaikan tata bahasa, Bagian "Puisi" saya hilangkan karena menjelaskan puisi secara umum, bukan puisi khusus sastra Lampung—bentuknya, metrumnya, dan sebagainya. Bagian akan ditambahkan ulang begitu sudah ada penjelasan mengenai bentuk puisi Lampung.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 4:
[[Sastra lisan]] [[Lampung]] adalah milik [[suku Lampung]] secara kolektif. Ciri utamanya kelisanan, [[anonim]], dan lekat dengan kebiasaan, [[tradisi]], dan adat istiadat dalam kebudayaan masyarakat Lampung. Sastra ini banyak tersebar dalam masyarakat, dan merupakan bagian sangat penting dari khazanah budaya etnis Lampung.
 
== Jenis Sastra Lisan Lampung ==
== Dengan ==
A. Effendi Sanusi (1996) membagi sastra lisan Lampung menjadi lima jenis: [[peribahasa]], [[teka-teki]], [[manteramantra]], [[puisi]], dan [[cerita rakyat]].
 
 
=== ''Sesikun''/''Sekiman'' (Peribahasa) ===
''Sesikun/Sekiman'' adalah [[bahasa]]jenis sastra yang memilikimenggunakan artibahasa kiasan, atau semuatidak bahasabermakna berkiasharfiah. Fungsinya sebagaiberagam, mulai dari alat pemberi nasihat, motivasi, sindiran, celaaan, sanjungan, perbandingan, ataujuga pemanis dalam berbahasa.
 
Berikut beberapa contoh ''sesikun'' atau ''sekiman'':
Contoh
1: ''Di kedo biduk teminding, di san wai tenimbo.''
Artinya: Pandai-pandailah membawa diri, bersikaplah sesuai dengan adat-istiadat setempat.
 
1:. '' Di kedo biduk teminding, di san wai tenimbo.''
Contoh 2: ''Dang happuk di kemutik, beguno ki gayah''.
 
Artinya: Jangan meremehkan orang yang tidak punya atau orang bodoh; siapa tahu dalam keadaan
*Arti harfiah: “Di mana sampan berlabuh, di situ air ditimba.”
tertentu justru mereka yang bisa membantu.
*Arti Artinyaasli: Pandai-pandailah membawa diri, bersikaplah sesuai dengan adat-istiadat setempat.
 
Contoh 2:. ''Dang happuk di kemutik, beguno ki gayah''.
 
*Arti harfiah: “Jangan membuang buah muda, berguna saat susah.”
*Artinya: Jangan meremehkan orang yang tidak punya atau orang bodoh; siapa tahu, dalam keadaan tertentu, justru mereka yang bisa membantu.
 
=== ''Seganing''/''Teteduhan'' (Teka-Teki) ===
''Seganing/Teteduhan'' adalah soal yang dikemukakan secara samar-samar, biasanya untuk permainan atau untuk pengasah pikiran. Contohnya:
 
Contoh: ''Sanak sangomuagheisango muaghei lapah di sabah., Makaimakai kawai besei, kepiahno adek bah. NyokidahNyo kidah?''apa jawabannya??
 
(Sanak-saudara pergi ke sawah, berbaju besi, kopiah mengarah ke bawah. Apa itu?)
 
=== ''Memang'' (Mantra) ===
''Memang'' adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib:; dapat menyembuhkan, dapat mendatangkan celaka, dan sebagainya.
 
=== ''Warahan'' (Cerita Rakyat) ===
''Warahan'' adalah suatu cerita yang pada dasarnya disampaikan secara lisan; bisa berbentuk epos, sage, fabel, legenda, mite, atau semata-mata fiksi.
 
=== Puisi ===
[[Puisi]] adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi (rima, ritma, dan metrum), dan tipografi puisi. Struktur batin terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Kedua struktur itu terjalin dan terkombinasi secara utuh yang membentuk dan memungkinkan sebuah puisi memantulkan makna, keindahan, dan imajinasi bagi penikmatnya (A. Effendi Sanusi, 1996).
 
 
== Bentuk-Bentuk Puisi Lampung ==