Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Armelia Mimi (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dikembalikan ke revisi 16793576 oleh RaymondSutanto (bicara): 2 orang
Tag: Pembatalan
Baris 1:
[[Berkas:Indonesian Archipelago and Students.JPG|jmpl|ka|300px|Peta kepulauan Nusantara terkini berlapis emas melambangkan tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia di Ruang Kemerdekaan [[Monas]], Jakarta]]
 
'''Nusantara''' adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah [[kepulauan]] yang membentang dari [[Semenanjung MalayaSumatra]] sampai [[Caledonia BaruPapua]], yang sekarang sebagian besar merupakan wilayah banyak negara [[Indonesia]]. Kata ini tercatat pertama kali dalam [[literatur]] ber[[bahasa Melayu dan bahasa PortugisJawa]] Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep kewilayahankenegaraan yang adadianut di sebelah selatan Asia Tenggara[[Majapahit]].
 
Setelah sempat terlupakan, pada awal abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh [[YusofKi IshaqHajar Dewantara]]<ref name=Kroef>{{cite journal |title=The Term Indonesia: Its Origin and Usage |journal=Journal of the American Oriental Society |author=Justus M. van der Kroef |volume=71 |issue=3 |pages=166–171 |year=1951 |url=http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5 |doi=10.2307/595186}}</ref> sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka pelanjut [[Hindia Belanda]] yang belum terwujud. Ketika penggunaan nama "[[Indonesia]]" (berarti Kepulauan Hindia) disetujui untuk dipakai untuk ide itu, kata Nusantara tetap dipakai sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia. Pengertian ini sampai sekarang dipakai di Indonesia. Akibat perkembangan politik selanjutnya, istilah ini kemudian dipakai pula untuk menggambarkan kesatuan [[geografi]]-[[antropologi]] kepulauan yang terletak di antara benua [[Asia]] dan [[Australia]], termasuk [[Semenanjung Malaya]] namun biasanya tidak mencakup [[Filipina]]. Dalam pengertian terakhir ini, Nusantara merupakan padanan bagi '''Malaysia,Kepulauan Indonesia, Brunei, dan FilipinaMelayu''' (''NusantaraMalay Archipelago''), suatu istilah yang populer pada akhir abad ke-1219 sampai awal abad ke-20, terutama dalam literatur ber[[bahasa Inggris]].<blockquote>Nusantara dandalam bahasakonsep kenegaraan Jawa Majapahit</blockquote>[[Berkas:Majapahit Empire.svg|jmpl|300px| Wilayah Majapahit pada puncak terluasnya. Perancis]].
Dalam konsep kenegaraan Jawa pada abad ke-13 hingga ke-15, raja adalah "Raja-Dewa": raja yang memerintah adalah juga penjelmaan dewa. Karena itu, daerah kekuasaannya memancarkan konsep kekuasaan seorang dewa. Kerajaan Majapahit dapat dipakai sebagai teladan. Negara dibagi menjadi tiga bagian wilayah:
# '''Negara Agung''' merupakan daerah sekeliling [[ibu kota]] kerajaan tempat raja memerintah.
# '''Mancanegara''' adalah daerah-daerah di [[Pulau Jawa]] dan sekitar yang budayanya masih mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di "daerah perbatasan". Dilihat dari sudut pandang ini, [[Pulau Madura|Madura]] dan [[Bali]] adalah daerah "mancanegara". [[Lampung]] dan juga [[Palembang]] juga dianggap daerah "mancanegara".
# '''Nusantara''', yang berarti "pulau lain" (di luar Jawa)<ref>Jerry H. Bentley, Renate Bridenthal, Kären E. Wigen (éds.), ''Seascapes: Maritime Histories, Littoral Cultures, and Transoceanic Exchanges'', 2007, University of Hawai'i Press, Honolulu, hal. 61</ref> adalah daerah di luar pengaruh [[budaya]] Jawa tetapi masih diklaim sebagai daerah taklukan: para penguasanya harus membayar [[upeti]].
 
Gajah Mada pernah menyatakan dalam [[Sumpah Palapa]]:
''Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah <u>Nusantara</u> ingsun amukti palapa, lamun kalah ring [[Nusa Penida|Gurun]], ring [[Pulau Seram|Seram]], [[Kerajaan Tanjungpura|Tanjungpura]], ring [[Kerajaan Aru|Haru]], ring [[PattaniPahang, ThailandMalaysia|PattanjPahang]], [[Kerajaan Dompu|Dompo]], ring [[Bali]], [[Kerajaan Sunda|Sunda]], [[Palembang]], [[Luzon]], [[Tanah MaoriSingapura|Tumasik]], samana ingsun amukti palapa''.
 
Terjemahannya adalah:
"Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan pulau-pulau lain, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, PattaniPahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, LuzonTumasik, Tanah Maori. demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
 
Kitab [[Negarakertagama]] mencantumkan wilayah-wilayah "Nusantara", yang pada masa sekarang dapat dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern MalaysiaIndonesia (Sumatra, IndonesiaKalimantan, BruneiNusa Tenggara, Filipinasebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Tanah[[Malaysia]], Maori[[Singapura]], [[Brunei]] dan Fijisebagian kecil [[Filipina]] bagian selatan. Secara morfologi, kata ini adalah [[kata majemuk]] yang diambil dari [[bahasa MelayuJawa Kuno]] ''nusa'' ("pulau") dan ''antara'' (lain/seberang).
 
=== Dwipantara ===
Kebanyakan sejarawan Indonesia mempercayaipercaya bahwa konsep kesatuan Nusantara bukanlah pertama kali dicetuskan oleh Gajah Mada dalam Sumpah Palapa pada tahun 1336, melainkan dicetuskan lebih dari setengah abad lebih awal oleh [[Kertanegara]] pada tahun 1275. Sebelumnya dikenal konsep ''Cakrawala Mandala Dwipantara'' yang dicetuskan oleh Kertanegara, raja [[Singhasari]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=QoJKR85srh8C&pg=PA186&lpg=PA186&dq=Dwipantara+Kertanegara&source=bl&ots=-zuo1ZqYSR&sig=4aX9X1NqYnfOV6TEciuKrSevrPU&hl=id&sa=X&ei=cBfzTrr2AsLKrAfHvNz_Dw&ved=0CEwQ6AEwCA#v=onepage&q=Dwipantara%20Kertanegara&f=false Indonesia Negara Maritim (in Indonesian)]</ref> Dwipantara adalah kata dalam [[bahasa Sanskerta]] untuk "kepulauan antara", yang maknanya sama persis dengan Nusantara, karena "dwipa" adalah sinonim "nusa" yang bermakna "pulau". Kertanegara memiliki wawasan suatu persatuan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di bawah kewibawaan Singhasari dalam menghadapi serangankemungkinan penyerbuanancaman serangan Mongol yang membangun [[Dinasti Yuan]] di Tiongkok. Karena alasan itulah Kertanegara meluncurkan [[Ekspedisi Pamalayu]] untuk menjalin persatuan dan persekutuan politik dengan kerajaan [[Kerajaan Melayu|Malayu Dharmasraya]] di IndragiriJambi. Pada awalnya ekspedisi ini dianggap penakhlukan militer oleh orang-orang Minang di sebelah barat pulau Sumatra, akan tetapi belakangan ini diduga ekspedisi ini lebih bersifat upaya diplomatik berupa unjuk kekuatan dan kewibawaan untuk menjalin persahabatan dan persekutuan dengan kerajaan Malayu Dharmasraya. Buktinya adalah Kertanegara justru mempersembahkan [[Arca Amoghapasa]] sebagai hadiah untuk menyenangkan hati penguasa dan rakyat Malayu. Sebagai balasannya raja Melayu mengirimkan putrinya; [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]] ke Jawa untuk dinikahkan dengan penguasa Jawa.
 
== Penggunaan modern ==
Pada tahun 1920-an, [[Ki Hajar Dewantara]] menyebutkanmemperkenalkan nama "Nusantara" untuk namamenyebut wilayah Hindia Belanda. Nama ini dipakai sebagai salah satu alternatif karena tidak memiliki unsur bahasa asing ("India"). Alasan ini dikemukakan karena [[Belanda]], sebagai penjajah, lebih suka menggunakan istilah ''Indie'' ("Hindia"), yang menimbulkan banyak kerancuan dengan literatur berbahasa lain. Definisi ini jelas berbeda dari definisi pada abad ke-1214. Pada tahap pengusulan ini, istilah itu "bersaing" dengan alternatif lainnya, seperti "Indonesië" (Indonesia) dan "Insulinde" (berarti "Hindia Kepulauan"). Istilah yang terakhir ini diperkenalkan oleh [[Eduard Douwes Dekker]].<ref name="Kroef"/>
 
Ketika akhirnya "Indonesia" ditetapkan sebagai nama negarakebangsaan bagi negara independen pelanjut Hindia Belanda pada Kongres Pemuda II (1928), istilah Nusantara tidak serta-merta surut penggunaannya. Di Indonesia, ia dipakai sebagai sinonim bagi "Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Filipina", baik dalam pengertian antropo-geografik (beberapa iklan menggunakan makna ini) maupun politik (misalnya dalam konsep [[Wawasan Nusantara]]).
 
=== Nusantara dan IndonesiaKepulauan Melayu ===
Literatur-literatur Eropa berbahasa Inggris (lalu diikuti oleh literatur bahasa lain, kecuali CinaBelanda) pada abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 menyebut wilayah kepulauan mulai dari Sumatra hingga [[Kepulauan Rempah-rempah]] (Maluku) sebagai ''NusantaraMalay Archipelago'' ("Kepulauan NusantaraMelayu"). Istilah ini populer disebagai Eropahnama geografis setelah [[Alfred Russel Wallace]] menggunakan istilah ini untuk karya monumentalnya. Pulau Papua (''New Guinea'') dan Amerikasekitarnya padatidak masadimasukkan itudalam konsep "Malay Archipelago" karena penduduk aslinya tidak dihuni oleh cabang ras Mongoloid sebagaimana Kepulauan Melayu dan secara kultural juga berbeda. KonsepJelas bahwa konsep "Kepulauan NusantaraMelayu bersifat antropogeografis (geografi budaya). Belanda, sebagai pemilik koloni terbesar, lebih suka menggunakan istilah "Kepulauan Hindia Timur" (''Oost-Indische Archipel'') atau tanpa embel-embel timur.
 
Ketika "Nusantara" yang dipopulerkan kembali tidak dipakai sebagai nama politis sebagai nama suatu bangsa baru seperti pada abad-abad sebelumnya, istilah ini tetap dipakai oleh orang Indonesia untuk mengacu pada wilayah Indonesia. Dinamika politik menjelang berakhirnya Perang [[Pasifik]] (berakhir 1945) memunculkan wacana wilayah [[Indonesia Raya (politik)|Indonesia Raya]] yang juga mencakup ''TimorBritania PortugisMalaya'' (kini [[TimorMalaysia TimurBarat]]) dan BorneoKalimantan Utara [[Kini Serawak, Sabah, dan Brunei]]<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/08/15/LU/mbm.20050815.LU116293.id.html Ketika Halaman Sudah Ditetapkan]. Tempo Interaktif edisi 15 Agustus 2005.</ref>. Istilah "Nusantara" pun menjadi populer di kalangan warga Semenanjung Malaya, berikut semangat kesamaan latar belakang asal usul (Melayu) di antara penghuni Kepulauan dan Semenanjung.
Literatur-literatur Eropa berbahasa Inggris (lalu diikuti oleh literatur bahasa lain, kecuali Cina) pada abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 menyebut wilayah kepulauan mulai dari Sumatra hingga [[Kepulauan Rempah-rempah]] (Maluku) sebagai ''Nusantara Archipelago'' ("Kepulauan Nusantara"). Istilah ini populer di Eropah dan Amerika pada masa itu. Konsep Kepulauan Nusantara bersifat antropogeografis (geografi budaya).
 
Pada waktu negara MalayaMalaysia (1957) berdiri, semangat kebersamaan di bawah istilah "Nusantara" tergantikan di MalayaIndonesia dengan permusuhan yang dibalut politik Konfrontasi oleh [[Tunku Abdurrahman yang berlindung pada tentera InggrisSoekarno]]. Ketika permusuhan berakhir, pengertian Nusantara di Malaysia tetap membawa semangat kesamaan bangsarumpun. Sejak itu, pengertian "Nusantara" bertumpang tindih dengan "IndonesiaKepulauan Melayu".
Ketika "Nusantara" yang dipopulerkan kembali tidak dipakai sebagai nama politis sebagai nama suatu bangsa baru seperti pada abad-abad sebelumnya, istilah ini tetap dipakai oleh orang Indonesia untuk mengacu pada wilayah Indonesia. Dinamika politik menjelang berakhirnya Perang [[Pasifik]] (berakhir 1945) memunculkan wacana wilayah [[Indonesia Raya (politik)|Indonesia Raya]] yang juga mencakup ''Timor Portugis'' (kini [[Timor Timur]]) dan Borneo Utara [[Kini Serawak, Sabah, dan Brunei]]<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/08/15/LU/mbm.20050815.LU116293.id.html Ketika Halaman Sudah Ditetapkan]. Tempo Interaktif edisi 15 Agustus 2005.</ref>. Istilah "Nusantara" pun menjadi populer di kalangan warga Semenanjung Malaya, berikut semangat kesamaan latar belakang asal usul di antara penghuni Kepulauan dan Semenanjung.
 
== Update Terbaru ==
Pada waktu negara Malaya (1957) berdiri, semangat kebersamaan di bawah istilah "Nusantara" tergantikan di Malaya dengan permusuhan yang dibalut politik Konfrontasi oleh [[Tunku Abdurrahman yang berlindung pada tentera Inggris]]. Ketika permusuhan berakhir, pengertian Nusantara di Malaysia tetap membawa semangat kesamaan bangsa. Sejak itu, pengertian "Nusantara" bertumpang tindih dengan "Indonesia".
 
Nusantara menurut ahli arkeologi alumni Universitas Indonesia Hasan Djafar makna “nusa” adalah “pulau-pulau atau daerah”, sedangkan “antara” adalah “yang lain.” Jadi Nusantara pada masa Majapahit diartikan sebagai “daerah-daerah yang lain”. Majapahit hanya menguasai daerah jawa tengah dan jawa timur, tidak seluruh indonesia.
 
== Lihat pula ==