Wali Sanga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k ←Suntingan RaFaDa20631 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Wildan Fitranovaldi
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{''pundhen''.}
{{Pp-semi-template|small=yes}}
{{Untuk|sinetron yang ditayangkan [[RCTI]]|Wali Songo (sinetron)}}
 
[[Berkas: Gambar sembilan wali.jpg|Para Wali Songo]]
 
'''Wali Songo''' ({{lang-jv|ꦮꦭꦶꦱꦔ}}; ''Wali Sɔngɔ'') adalah tokoh [[Islam]] yang dihormati di [[Indonesia]], khususnya di [[pulau Jawa]], karena peran historis mereka dalam penyebaran agama [[Islam]] di [[Indonesia]]. Wali Songo berasal dari kata Wali adalah "orang yang dipercaya" atau "orang yang ditugaskan" sedangkan kata Sanga dalam ({{lang-jv|Sɔngɔ}}) berarti nomor sembilan. Dengan demikian, istilah ini sering diterjemahkan sebagai "Sembilan Wali".
 
Meskipun disebut sebagai Wali Songo (Sembilan Wali) tetapi ada bukti bahwa anggota dari kesembilan wali hidup pada waktu yang berbeda tidak dalam waktu yang sama. Juga, ada sumber yang menggunakan istilah "Wali Songo" untuk merujuk pada sosok selain dari kesembilan individu dari "Wali Songo" yang paling terkenal.
 
Setiap anggota Wali Songo saling dikaitkan dengan gelar [[Sunan]] dalam bahasa Jawa, konteks ini berarti "terhormat".<ref>{{cite book | last =Ricklefs | first =M.C. | title =A History of Modern Indonesia since c.1300, 2nd Edition | publisher =MacMillan | year =1991 | location =London | pages =9–10. | isbn = 0-333-57689-6}}</ref>
 
Sebagian besar wali juga dijuluki [[Raden]] selama hidup mereka, karena mereka berketurunan ningrat. (Lihat bagian "Gaya dan Gelar" Kesultanan Yogyakarta untuk penjelasan tentang istilah bangsawan Jawa.)
 
Makam (pundhen) para wali dihormati oleh masyarakat Jawa sebagai lokasi ziarah di Jawa sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih atas manfaat dan syafaat yang mereka amalkan pada masa hidupnya.<ref>Schoppert, P., Damais, S., ''Java Style'', 1997, Didier Millet, Paris, pp.&nbsp;50, {{ISBN|962-593-232-1}}</ref> Dalam tradisi Jawa makam memiliki istilah ''pundhen''.
 
== Arti Wali Songo ==