Emansipasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
 
=== Gerakan Maria Walanda Maramis ===
Pada 1890, atauMaria ketikamenikah usianyapada baruusia 18 tahun, Maria menikah dengan seorang guru sekolah dasarSD di [[Manado]] yang bernama Yoseph Frederik Calusung Walanda. Sejak itulahitu, Maria menyertakan nama belakang suaminya sehingga iayang lebih dikenal sebagaidengan nama [[Maria Walanda Maramis,]] danmulai merintis cita-citanya untuk memajukan kaum perempuanwanita. Setelah resmi menikah, Maria mengikuti suaminya tinggal di Manado ikut dengan suaminya. Ia mulai mengutarakanmenyampaikan isi pikirannya melalui tulisan yang dikirimkandisebar kedi [[surat kabar]] ''Tjahaja Siang,'', pionir suratmedia kabarcetak di [[Sulawesi Utara'']].'' DalamTulisannya tulisan-tulisannya, iabanyak memaparkan pentingnyatentang kaum perempuanwanita memperolehharus pendidikan yangberpendidikan lebih baik sehingga nantinya bisa berperan menjadi [[istri]] sekaligus [[ibu]] yang lebih baik pula untuk keluarga. padaPada tanggal 8 Juli 1917, saat usia Maria mencapai 45 tahun, ia dan beberapa rekan-rekannya mendirikan [[organisasi]] yang diberi namabernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya atau disingkat (PIKAT). Pendirian PIKAT dibantu sang suami dan beberapa tokohPada cendekiawanawalnya lainnya.,PIKAT mulanya hanya merupakan [[forum untuk]] saling berbagi untukdan mendiskusikan berbagai persoalan tentang pendidikan [[anak]]. Namun kemudianseiring berjalannya waktu timbul gagasan yang lebih luas dari Maria terkaituntuk merubah misi dan tujuan PIKAT, yaitu sebagaimenjadi wadah untuk memajukan kaum perempuanwanita di [[Minahasa]]. PIKATSetelah yangitu, digagas oleh MariaPIKAT berkembang pesat, punyadan mempunyai banyak cabang hingga ke daerah [[Kalimantan]] dan [[Jawa]]. PIKAT mendirikan sekolah bagi anak-anak perempuan bernamayang diberi namna '''Huishound School Pikat'' dan tidak dipungut bayaranbiaya. Maria juga membuka Sekolah Kejuruan Putri lengkap denganberikut asramanya.<ref name=":1">{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N|date=22 April 2020|title=Maria Walanda Maramis: Dia yang Melampaui dan Mengagumi Kartini|url=https://tirto.id/maria-walanda-maramis-dia-yang-melampaui-dan-mengagumi-kartini-cnb9|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-11-30}}</ref> Peran Maria dalam emansipasi wanita semakin krusial ketika memperjuangkan suara perempuan agar didengar di [[parlemen]]. Pada 1919, sebuah parlemen lokal dibentuk dan diberi nama '''Minahasa Raad''. Pada awalnya, hanya pria yang memiliki hak suara untuk memilih para wakil [[rakyat]]. Maria berupaya agar kaum perempuan memiliki hak untuk memberikan suara pada pemilihan calon anggota dewan. Usahanya berhasil, kaum perempuan dapat dipilih menjadi anggota pada berbagai badan perwakilan rakyat, termasuk '''[[Minahasa Raad]]''', '''[[Locale Raad]]''', juga '''[[Gemeentse Raad]]]'''.<ref name=":1" />
Peran Maria dalam lingkup emansipasi perempuan kian krusial ketika ia memperjuangkan agar suara perempuan juga didengar di parlemen. Pada 1919 sebuah parlemen lokal dibentuk dengan nama Minahasa Raad. Awalnya hanya para pria yang punya hak suara untuk memilih wakil-wakil rakyat. Maria pun bersuara. Ia berupaya agar kaum perempuan juga memiliki hak untuk memberikan suara terkait pemilihan calon anggota dewan. Berkat upayanya, kaum perempuan dapat dipilih menjadi anggota di badan-badan perwakilan rakyat saat itu, termasuk Minahasa Raad, Locale Raad, juga Gemeentse Raad.<ref name=":1" />
 
== Lihat pula ==