[[Berkas:Story of Mejnun - in wilderness.jpg|jmpl|Gambar yang melukiskan kepergian Qais ke hutan belantara dalam keadaan gila.]]
Qais dan Layla jatuh cinta satu sama lain ketika mereka berdua masih muda. Namun dengan seiring waktu, ayah Layla tidak merestui hubungan asmara mereka berdua. Qais pun ditinggal pergi Layla karena ayah Layla tidak merestuinya. Layla kemudian dinikahkan oleh ayahnya kepadadengan seorang saudagar kaya yang berasal dari suku Thaqif di kota [[Ta'if]]. Mendengar berita tentang pernikahan Layla, Qais pun patah harapan dan pergi meninggalkan rumahnya untuk menuju hutan belantara. Oleh karena perbuatannya itu, Qais disebut oleh masyarakat setempat sebagai ''Majnun'' alias gila.
Meskipun Layla dinikahkandinikahi oleh seorang saudagar kaya, ia tidak dapat merasakan kebahagiaan. Dalam hati kecilnya, Layla ingin menikahimenikah dengan Qais, meski kenyataan berkata lain. Setelah hidup bersama suaminya yang tinggal di Arab utara, Layla kemudian meninggal dalam keadaan menanggung kerinduan kepada Qais. Qais pun mendatangi pusara Layla dengan keadaan sangat bersedih. Tak berapa lama setelah kematian Layla, Qais pun menyusulnya pergi ke alam baka. Qais pun dimakamkan di dekat Layla, sebagai tanda cinta yang tak terpisahkan meskipun tragis<ref>{{Cite book|title=The Story of Layla and Majnun|last=Ganjavi|first=Nizami|date=1997|publisher=Omega Publications|isbn=0930872525|location=|pages=|url-status=live|Penerjemah=Rudolf Gelpke}}</ref>.