Rizal Mantovani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Colinbernardo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Colinbernardo (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 23:
 
== Biografi ==
Rizal yang berdarah [[Suku Madura|Madura]] ini adalah putra pasangan Mohamad Saleh dan Widji Andarini. Ayahnya adalah diplomat RI[[Republik Indonesia]]. SebagaiOleh anakkarena diplomatitu, Rizalia hidup berpindah-pindah di beberapa negara, sesuai tempat orang tuannya bertugas saat itu. diDi Indonesia, ia sempat bersekolah di SMP NNegeri 68 Cipete, Jakarta Selatan &dan SMA NNegeri 34 Jakarta. Perkenalan pertamanya dengan video musik terjadi saat duduk di kelas 2 SMA (''Overseas Children's School'') di [[Srilanka]], negara tempat ayahnya bertugas tahun 1983. Saat itu temannya, Eddy Setiawan, memiliki kamera ''home -video'' yang merupakan keluaran terbaru dari merek [[Sony]]. Karena sama-sama mengidolakan [[Duran-Duran]], muncul keinginan untuk membuat video musik. Kebetulan salah satu video musik Duran-Duranmusiknya berlokasi di Srilankasana, jadisehingga lokasinya sama. Ada dua lagu Duran-Duran yang mereka garap;, "yakni ''Lonely in Your Nightmare"'' dan "''Hungry Like The Wolf"''. Aksi mereka yang cuma berjalan-jalan direkam dalam pita kaset Betamax. Setelah selesai, mereka mengeditnya secara manual; dari VHS ke VHS.
 
Rizal kembali ke Jakarta dan meneruskan pendidikannya di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti, Jakarta. Sayangnya sang ayah, sebagai tulang punggung keluarga, meninggal saat dirinya menginjak tingkat dua. Untuk menambah biaya kuliah, diaia mengerjakan poster-poster komikal di toko komik DEHA di kawasan Pondok Indah, [[Jakarta Selatan]]. Pada tahun 1991, Edward Buntario, ''art director'' di ''Creative Concepts'', sebuah perusahaan periklanan di Jakarta, tertarik dengan poster-poster buatannya. Edward mengenalkan Rizalmengenalkannya kepada Richard Buntario yang akhirnya mengajak Rizalmengajaknya bergabung.
 
Rizal bertugas membuat ''story board'' untuk keperluan iklan di Creative Conceptssana. Setahun kemudian, Rizalia ikut bergabung dengan ''Broadcast Design Indonesia (BDI)'' yang didirikan oleh Richard. Selain membuat iklan, BDIperusahaan itu juga membuat acara televisi. Rizal pun akhirnya menjadi sebagai asisten Richardasistennya dan dilibatkan dalam penggarapan ''Bursa Komedi'' untukdi RCTI.
 
Rizal kemudian merambah ke dunia pembuatan video musik., Karenakarena menurutnya video musik saatpada itu (tahun [[1990-an)]] terlihat membosankan dan kurang berwarna. Tawaran pertama datang untuk membuat video musik dangdut "berjudul ''Suka-Sukaku"'' yang dinyanyikan [[Helvy Mariyand]]. Indrawati Widjaja, selaku direktur produksi Musica Studio kemudian menawarkan pembuatan video musik [[rapper]] [[Iwa K]] berjudul "''Kuingin Kembali"''. Ketika ditayangkan, video musik ini dianggap sebagai sebuah terobosan baru dalam industri musik Indonesia. Sejak saat itu, BDI menerima banyak permintaan untuk pembuatan video musik yang dikerjakan Richard bersamanya sebagai asisten. Kerja sama itu berbuah manis. Keduanya meraih gelar sebagai sutradara terbaik dalam ajang ''Video Musik Indonesia 1995'' pada acara perdananya, melalui video musik "''Cuma Khayalan"'' milik [[Oppie Andaresta]]. Duo ini semakin berkibar ketika meraih ''MTV Asia Viewers Choice Award'' dalam ajang [[MTV Music Awards pada 1995 berkat video musik "''Sambutlah"'' yang dibawakan [[Denada]].
 
Pada tahun 1996, Rizal keluar dari BDI dan mendirikan Avant Garde Productions bersama rekan-rekannya. Selain tetap menggarap video musik, dia menciptakan sekaligus menyutradarai serial komedi situasi "''Satu Atap"'' (1996) dan "''Gen-X"'' (1997), keduanya untuk [[antv]]. Pada tahun yang sama, [[Mira Lesmana]] menawarinya untuk menyutradarai film "''[[Kuldesak (film)|Kuldesak]]"'' bersama Miradirinya, [[Riri Riza]] dan [[Nan Achnas|Nan Triveni Achnas]]. "Kuldesak"Film yang meluncur ke pasaran di tahun 19981999 dan
itu, mampu mengobati kerinduan publik terhadap film Indonesia, yang makin sepi karena aturan pembuatan yang ketat dan biaya produksi yang mahal. Film ini juga di nominasikan untuk mendapat ''Silver Screen Award'' dengan kategori ''Best Asian Feature Film'' pada Singapore International Film Festival di tahun 1999.
 
Kesempatan membuat film kembali datang dari [[Rexinema]]. Rizal mengajak [[Jose Poernomo]] untuk membantunya dalam penyutradaraan. Skenario ditulisnya bersama Jose dan ''scriptwriter''penulis skrip [[Adi Nugroho]]. Cerita dalam film yang akhirnya diberi judul "''[[Jelangkung (film)|Jelangkung]]"'' ini dikembangkan dari artikel yang pernah ditulis Rizal untuk majalah "Neo". Pembuatan film dilakukan dengan menggunakan Betacam, kamera yang biasa dipakai untuk membuat video musik. Pertengahan Mei 2001, film itu selesai dibuat dan muncul keinginan untuk menayangkannya di bioskop, dengan pertimbangan bahwa film initersebut punya nilai sinematik yang bedaberbeda dari [[sinetron]], baik dari pendekatan visualnya maupun cara bertuturnya. Meski awalnya tak menanggapi, Studio 21 di [[Pondok Indah Mall]] akhirnya memutar film berdurasi 102 menit ini. Di luar dugaan, "Jelangkung"film tersebut menjadi film yang diburu penonton dan menjadi film nasional pertama yang menembus pertunjukan midnighttengah malam sampai 13 kali putar di Pondokmal Indah Mallitu serta film nasional pertama yang diputar di empat layar sekaligus di beberapa bioskop karena jumlah penonton yang membludakmembeludak.
 
Jelangkung juga menjadi tiket Rizaltiketnya untuk merambah Hollywood. Bersama Jose Purnomo, sepanjang Februari- hingga Maret 2002, ia menawarkan konsep ''modernisasi horor tradisional'' ke beberapa produser Hollywood. Usaha mereka berhasil., karena Michael Bay, sutradara dan produser film [[Armegeddon]] dan [[Pearl Harbour]], menawarkan dua proyek, yaitu menggarap ulang Jelangkung menjadi "''The Uninvited"'' (Yang Tak Diundang) untuk konsumsi penonton negeri[[Amerika Paman SamSerikat]] serta pembuatan film "''[[The Well"Wall]]'' (Sumur).
 
Sekian lama berpatnerberkarier bersama, pada tahun 2003, Rizalia akhirnya memisahkan diri dari Avant Garde dan mendirikan "''Dreamscape". Hal ini dilakukannya'', agarsupaya memperoleh kebebasan dalam mengembangkan ide-idenya.
 
== Filmografi ==