Rizal Mantovani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 29:
Rizal bertugas membuat ''story board'' untuk keperluan iklan di sana. Setahun kemudian, ia ikut bergabung dengan ''Broadcast Design Indonesia'' yang didirikan oleh Richard. Selain membuat iklan, perusahaan itu juga membuat acara televisi. Rizal pun akhirnya menjadi asistennya dan dilibatkan dalam penggarapan ''Bursa Komedi'' di RCTI.
Rizal kemudian merambah ke dunia pembuatan video musik, karena menurutnya video musik pada tahun [[1990-an]] terlihat membosankan dan kurang berwarna. Tawaran pertama datang untuk membuat video musik dangdut berjudul ''Suka-Sukaku'' yang dinyanyikan [[Helvy Mariyand]]. Indrawati Widjaja, selaku direktur produksi Musica Studio kemudian menawarkan pembuatan video musik [[rapper]] [[Iwa K]] berjudul ''Kuingin Kembali''. Ketika ditayangkan, video musik ini dianggap sebagai sebuah terobosan baru dalam industri musik Indonesia. Sejak saat itu, BDI menerima banyak permintaan untuk pembuatan video musik yang dikerjakan Richard bersamanya sebagai asisten. Keduanya meraih gelar sebagai sutradara terbaik dalam ajang ''Video Musik Indonesia 1995'' pada acara perdananya, melalui video musik ''Cuma Khayalan'' milik [[Oppie Andaresta]]. Duo ini semakin berkibar ketika meraih ''MTV Asia Viewers Choice Award'' dalam ajang [[MTV Music Awards]] pada 1995 berkat video musik ''Sambutlah'' yang dibawakan [[Denada]].
Pada tahun 1996, Rizal keluar dari BDI dan mendirikan Avant Garde Productions bersama rekan-rekannya. Selain tetap menggarap video musik, dia menciptakan sekaligus menyutradarai serial komedi situasi ''Satu Atap'' (1996) dan ''Gen-X'' (1997), untuk [[antv]]. Pada tahun yang sama, [[Mira Lesmana]] menawarinya untuk menyutradarai film ''[[Kuldesak (film)|Kuldesak]]'' bersama dirinya, [[Riri Riza]] dan [[Nan Achnas]]. Film yang meluncur ke pasaran di tahun 1999
Baris 36:
Kesempatan membuat film kembali datang dari [[Rexinema]]. Rizal mengajak [[Jose Poernomo]] untuk membantunya dalam penyutradaraan. Skenario ditulisnya bersama Jose dan penulis skrip [[Adi Nugroho]]. Cerita dalam film yang akhirnya diberi judul ''[[Jelangkung (film)|Jelangkung]]'' ini dikembangkan dari artikel yang pernah ditulis Rizal untuk majalah "Neo". Pembuatan film dilakukan dengan menggunakan Betacam, kamera yang biasa dipakai untuk membuat video musik. Pertengahan Mei 2001, film itu selesai dibuat dan muncul keinginan untuk menayangkannya di bioskop, dengan pertimbangan bahwa film tersebut punya nilai sinematik yang berbeda dari [[sinetron]], baik dari pendekatan visualnya maupun cara bertuturnya. Meski awalnya tak menanggapi, Studio 21 di [[Pondok Indah Mall]] akhirnya memutar film berdurasi 102 menit ini. Di luar dugaan, film tersebut menjadi film yang diburu penonton dan menjadi film nasional pertama yang menembus pertunjukan tengah malam sampai 13 kali putar di mal itu serta film nasional pertama yang diputar di empat layar sekaligus di beberapa bioskop karena jumlah penonton yang membeludak.
Jelangkung juga menjadi tiketnya untuk merambah Hollywood. Bersama Jose, sepanjang Februari hingga Maret 2002, ia menawarkan konsep ''modernisasi horor tradisional'' ke beberapa produser Hollywood. Usaha mereka berhasil, karena Michael Bay, sutradara dan produser film [[
Sekian lama berkarier bersama, pada tahun 2003, ia akhirnya memisahkan diri dari Avant Garde dan mendirikan ''Dreamscape'', supaya memperoleh kebebasan dalam mengembangkan ide-idenya.
|