Marjin (keuangan): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bentuk baku |
k penambahan url simulasi perhitungan biaya penalty untuk transaksi marjin |
||
Baris 13:
Seandainya harga saham turun menjadi Rp. 850.000, maka nilai bersihnya menjadi Rp. 50.000 dan tuan X dapat memilih antara menjual sahamnya untuk membayar kewajiban utangnya atau membayar kembali sebagian utang sehingga nilai bersih dari posisinya menjadi di atas Rp. 100.000.}}
'''[https://www.investorsaham.id/biaya-penalty-margin-saham/ Pembelian marjin]''' adalah pembelian suatu sekuriti dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang [[peminjaman sekuriti|dipinjam]] dari [[pialang saham]]. Ini dapat membawa dampak memperbesar keuntungan maupun memperbesar kerugian yang diderita. Sekuriti tersebut digunakan sebagai jaminan dari pinjaman. Nilai bersih adalah selisih nilai antara sekuriti dan nilai pinjaman yang merupakan nilai modal sendiri yang digunakan pada pembelian awal. Selisih inilah yang harus senantiasa dijaga agar berada di atas "nilai kebutuhan marjin minimum" yang ditetapkan untuk melindungi pialang dari kejatuhan harga sekuriti hingga berada pada nilai dibawah utang yang dijamin.
Pada era tahun 1920an, kebutuhan marjin sangat bebas dimana hanya kecil sekali persentase dana sendiri yang digunakan oleh [[investor]] dalam pembelian saham. Sewaktu terjadi goncangan pada [[pasar modal]] dimana nilai bersih dari sekuriti jatuh secara cepat dibawah kebutuhan marjin minimum, ini memaksa investor untuk melakukan penjualan atas posisinya. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang berperan dalam [[Runtuhnya Wall Street 1929|kehancuran bursa saham Amerika pada tahun 1929]] yang akhirnya berakibat pada [[Great Depression]].
|