Barus, Tapanuli Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{kecamatan
|nama =Barus
|peta =[[Berkas:(Peta Lokasi) Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah.svg|200px]]
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Tapanuli Tengah
|luas = 21,81 km2 km²
|penduduk= 15.705 (2012) = 18919
|penduduktahun=2020
|kelurahan = 11 Desa[[desa]]<br>2 Kelurahan[[kelurahan]]
|nama camat = ErnawatiWirdan PohanPasaribu
|kepadatan =720867,45 jiwa/km&sup2;
|provinsi =Sumatra Utara
}}
 
Baris 16 ⟶ 17:
'''Barus''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Tapanuli Tengah]], [[Sumatra Utara]], [[Indonesia]]. Ibukota kecamatan ini berada di [[Padang Masiang, Barus, Tapanuli Tengah|kelurahan Padang Masiang]]. Kota Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu [[Fansur]]. Kecamatan Barus berada di Pantai Barat Sumatra dengan ketinggian antara 0 – 3 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Barus terletak pada Koordinat 02° 02’05” - 02° 09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur. Sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan dengan Kecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan Kecamatan Barus Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas wilayah kecamatan ini 21,81 km&sup2;, dan memiliki penduduk pada tahun 2020 berjumlah 18.919 [[jiwa]].<ref name="TAPTENG">{{cite web|url=https://tapanulitengahkab.bps.go.id/publication/2020/05/20/d674959692e7275304138f2a/kabupaten-tapanuli-tengah-dalam-angka-2020.html |title=Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2020|website=www.tapanulitengahkab.bps.go.id|accessdate=4 Desember 2020|format=pdf}}</ref>
 
Pada masa lalu [[Kapur Barus]] dan rempah-rempah merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat berharga dari daerah ini dan diperdagangkan sampai ke Arab, dan Parsia. Kapur Barus sangat harum dan menjadi bahan utama dalam pengobatan di daerah Arab dan Persia. Kehebatan kapur ini pun menjalar ke seluruh dunia dan mengakibatkan dia diburu dan mengakibatkan harganya semakin tinggi. Eksplorasi yang berlebihan dari kapur barus ini mengakibatkan tidak ada lagi regenerasi dari pohon yang berusia lama ini. Saat ini sangat susah menemui pohon kapur barus, kalaupun ada umurnya masih belum mencapai usia memproduksi bubuk yang ada di tengah batang pohon.
Baris 26 ⟶ 27:
== Pahlawan dari Barus ==
 
Salah seorang pahlawan sebelum kemerdekaan dari Kota Barus, yang gigih melawan Belanda (Penjajah) adalah Sidi Marah (Marah Sidi). Walaupun Dia bukan Asli dari Kota barus (Merantau) akan tetapi perjuangan heroiknya perlu diteladani. Sidi Marah tidak setuju dengan kebijakan Belanda yang semena-mena terhadap rakyat. Belanda menerapkan kebijakan hoofd belasting (pajak kepala atau individu), inkomsten belasting (pajak pemasukan suatu barang/cukai), hedendisten (pajak rodi), landrente (pajak tanah), wins belasting (pajak kemenangan/keuntungan), meubels belasting (pajak rumah tangga), slach belasting (pajak penyembelihan), tabak belasting (pajak tembakau), adat huizen belasting (pajak rumah adat).

Akibat kebijakan itu rakyatpun tertindas, Penindasan pun melahirkan konsekuensi perlawanan.Belanda sangat takut dengan penggalangan dan pengorganisasian Sidi Mara untuk berperang dengan kaum penjajah.Salah satu pertempuran paling heroik yang tercatat pada tanggal 4 Desember 1829 bersama si Songe dengan menggempur benteng Port Tapanoely di poncan banyak memakan korban di pihak Belanda. Akibatnya Barus diserang habis-habisan, karena menduga Sidi Marah sehabis menyerang Poncan mundur ke arah Barus. Tercatat dalam sejarah bahwa Sidi Marah berjuang mempertahan Pantai Barat Tapanuli khususnya Barus hampir kurang tujuh tahun. Sedang untuk pahlawan setelah kemerdekaan, salah satunya adalah Kiai Haji Zainul Arifin atau lengkapnya Kiai Haji Zainul Arifin Pohan (lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, 2 September 1909 – meninggal di Jakarta, 2 Maret 1963 pada umur 53 tahun).

Dijaman penjajah Belanda dia sudah aktif di organisasi (NU-GP Ansor), sesuatu kegiatan yang dianggap penjajah sebagai penggalangan rakyat untuk melawan mereka. Semasa penjajahan Jepang dia menjadi Panglima Hizbullah Masyumi,dengan tugas utama mengkoordinasi pelatihan-pelatihan semi militer di Cibarusa, dekat Bogor.Paska Kemerdekaan dia banyak dipercaya di legislatif dan eksekutif. Salah satu jabatan terpenting yang pernah diemban dia adalah Wakil Perdana Menteri Indonesia dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I yang memerintah dua tahun penuh (1953-1955). Masa jabatan 30 Juli 1953 – 12 Agustus 1955,akan tetapi dalam sejarah Organisasi NU dia tercatat sebagai orang pertama yang menduduki jabatan tersebut.
 
== Sejarah daerah ==
Baris 48 ⟶ 53:
 
Pada Juni 1946 melalui sidang Komite Nasional Daerah Keresidenan Tapanuli, dibentuklah Kabupaten Sibolga / Tapanuli Tengah. Seiring itu pula di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling . Sibolga adalah kecamatan yang pertama kali dibentuk, menyusul Lumut dan Barus. Dengan demikian pada waktu itu status Barus resmi menjadi sebuah Kecamatan. Dengan sendirinya wilayah Barus Raya sudah terbagi-bagi sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu. Adapun Sorkam masih dalam wilayah Kecamatan Barus.
 
Dengan Undang-Undang darurat no. 7 Tahun 1956, di Sumatra Utara dibentuklah daerah otonom kabupaten, termasuk Tapanuli Tengah. Melalui undang-undang itu juga Sibolga menjadi Kota Praja. Terpisahnya Sorkam dari Kecamatan Barus didasarkan adanya ketentuan yang menyatakan bahwa setiap kabupaten harus mempunyai dua kewedanaan dan satu kewedanaan minimal harus dua Kecamatan. Wedana Barus terdiri dari Kecamatan Barus dan Kecamatan Sorkam.
 
Berdasarkan PP No. 35 /1992 tanggal 13 Juli 1992 tentang pembentukan 18 kecamatan yang ada di Sumatra Utara, maka Kabupaten Tapanuli Tengah mendapat 2 daerah pemekaran yakni Kecamatan Manduamas yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Barus dan Kecamatan Kolang hasil pemekaran dari Kecamatan Sibolga.
Sesuai dengan perkembangan pemekaran wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia, maka Kecamatan Barus pun dimekarkan berkali-kali. Dalam berberapa tahun saja menjadi kecamatan, Manduamas dimekarkan menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Sirandorung. Sementara Kecamatan Barus dimekarkan lagi menjadi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Barus, Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Barus Utara.
Baris 73 ⟶ 80:
Daerah yang padat penduduknya adalah Kelurahan Pasar Batu Gerigis dan Desa Pasar Terandam.
 
== Agama dan etnisDemografi ==
 
Menurut sejarah, Barus merupakan wilayah awal masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Masyarakat di Barus menganut tiga agama yang diakui di dunia, yakni agama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Bentuk keyakinan lainnya adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak. Sebagian besar penduduknya adalah suku '''Batak,''' suku lain seperti '''Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis''' dan '''Jawa''' juga dapat ditemui di daerah ini. Demikian dengan penduduk yang berasal dari keturunan '''Arab, India,''' dan '''Cina.''' Walau berbeda keyakinan dan etnis dan budaya, masyarakat tetap dapat hidup damai berdampingan dalam kebhinekaan.
 
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] kabupaten Tapanuli Tengah 2020 mencatat keberagaman penduduk berdasarkan agama yang dianut. Penduduk di kecamatan ini yang memeluk agama [[Islam]] berjumlah 73,06%, yang umumnya dipeluk penduduk Pesisir, Jawa, Minangkabau dan sebagian suku Batak. Kemudian pemeluk agama [[Kekristenan]] berjumlah 25,99%, dimana [[Protestan]] 15,83% dan [[Katolik]] 10,16%, yang umumnya dipeluk penduduk dari suku Batak dan Nias. Sebagian kecil lagi memeluk kepercayaan [[Parmalim]] 0,94% dan [[Hindu]] 0,01%<ref name="BARUS">{{cite web|url=https://tapanulitengahkab.bps.go.id/publication/2020/09/28/3496046012865cf1b7217985/kecamatan-barus-dalam-angka-2020.html|title=Kecamatan Barus Dalam Angka 2020|website=www.tapanulitengahkab.bps.go.id|accessdate=4 Desember 2020|format=pdf}}</ref>
 
Penduduk Barus yang mayoritas berada di daerah Pesisir sebagian besar menganut agama Islam. Nilai-nilai kebudayaan Pesisir telah melekat di dalam kehidupan masyarakat, hal ini dilihat dari ragam budaya dan bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari. Penduduk yang tinggal di daerah Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya, sebagian besar bermarga Batak Toba seperti : Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga Batak Mandailing yang bermarga Nasution, Lubis, Batubara, Matondang dan bersuku Minang di antaranya marga Chaniago. Dari etnis Nias ada marga Harefa, Lase. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja, Tumanggor dan lain-lain.
Baris 111 ⟶ 119:
== Sarana dan pendidikan ==
 
Pada tahun 2011 terdapat sebanyak 247 orang guru SD, mengajar sebanyak 2.728 orang murid pada 22 sekolah. Sementara pada tingkat SLTP terdapat 142 orang guru, mengajar 1.533 orang murid pada 7 sekolah. Selanjutnya pada tingkat SLTA terdapat 84 guru mengajar 1.202 orang murid pada 3 sekolah. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi terdapat 42 tenaga pengajar, yang mengajar 792 mahasiswa pada 2 Perguruan Tinggi Swasta di Kecamatan ini. Selain Sekolah negeri di Kecamatan ini juga terdapat sekolah swasta. Dari 22 SD/Sederajat terdapat 14 sekolah negeri dan 8 sekolah swasta. Dari 7 SLTP/Sederajat terdapat 2 sekolah negeri dan 5 sekolah swasta sedangkan untuk tingkat SLTA/ sederajat hanya ada 2 sekolah negeri dan 1 sekolah swasta.
 
Sederajat terdapat 14 sekolah negeri dan 8 sekolah swasta. Dari 7 SLTP/Sederajat terdapat 2 sekolah negeri dan 5 sekolah
swasta sedangkan untuk tingkat SLTA/ sederajat hanya ada 2 sekolah negeri dan 1 sekolah swasta. Untuk timgkattigkat pendidikan tinggi, Barus telah memiliki dua perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Alfansuri Sibolga Barus (STIT HASIBA), dan Sekolah Tinggi Kependidikan Ilmu Ilmu Pendidikan (STKIP). Dalam bidang pendidikan diKecamatan Barus khususnya dan Kab.Tapanuli Tengah umunya sedikit agak terlambat perkembangan di bandingkan dengan daerah-daerah lain. Akan tetapi bukan berarti dari sini tidak lahir cendikiawan yang disegani dalam bidangnya sebut saja Prof. Dachnil Kamars M.A (UNP), Prof.P.Marbun (UI), Dr.BahdiNur Tanjung (UMSU)dan lain-lain, dan saat ini banyak putra-putri asal Barus sedang melanjutkan studi dijenjang S-2 dan S-3 baik dalam dan luar negeri.
 
== Potensi wisata ==
Baris 122 ⟶ 130:
Daerah Barus sekitarnya ditinjau dari segala aspek mempunyai potensi yang sangat besar terutama potensi pariwisatanya. Sektor pariwisata bahari dan keindahan alam lainnya. Hal ini didukung dengan kondisi alam dan masyarakat Barus yang ramah tamah serta banyak objek wisata yang tersebar diwilayahnya. Objek wisata pantai adalah primadona tersendiri yang dimiliki Barus. Disamping itu Kecamatan Barus juga memiliki objek wisata sejarah berupa Benteng Portugis dan makam-makam kuno yang merupakan makam para penyebar agama Islam tempo dulu. Makam yang terkenal adalah Makam Mahligai dan Papan Tinggi.
 
Selain objek wisata pantai ternyata Kecamatan Barus menyimpan objek wisata bahari Pulau Badalu (Snorkeling di Pulau Badalu, Sumatra Utara,sumber TRIBUN-MEDAN.com). Objek wisata bahari Pulau Badalu tidak kalah keindahannya (Paradise hidden)dengan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Barelang (Kepulauan Riau), Lombok, Bali dll. Surat kabar online "Berdikarinews.com" pada tanggal 1 Januari 2016 by contributor Candra Irawan menyatakan Pulau Badalu, Surganya Snorkeling.Jika Anda pecinta snorkeling dan sedang di Sumatra Utara, sejenak berhentilah di sebuah pulau yaitu Pulau Badalu.Pulau tersebut terletak di kawasan kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Jika berada di pulau tersebut Anda akan disuguhkan keindahan alam bawah laut menggunakan alat diving. Padatnya terumbu karang di bibir pantai harus diwaspadai agar kaki tidak terluka menginjaknya.Indahnya terumbu karang tersebut telah menjadi salah satu target tempat konservasi terumbu karang yang dilakukan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) sebuah lembaga yang dinaungi oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk menjaga kelestarian terumbu karang.Banyak jenis ikan-ikan bahwa laut seperti moorish idol, butterfly fish, angel fish, anthias, bahkan sampai lion fish dan ikan badut. Namun, beberapa ikan-ikan tersebut hanya muncul di saat-saat tertentu seperti cuaca yang baik.Kabarnya, untuk menuju ke pulau ini masih sulit karena harus menyeberang dari Sibolga dengan biaya sekira Rp 1,5 juta dengan menyewa kapal. Pulau ini masih belum banyak dijangkau banyak orang terbukti dari belum adanya penginapan, hanya ada beberapa rumah penduduk untuk homestay. Masalah tersebut membuat para wisatawan lebih memilih mengunjungi pulau-pulau yang mudah dikunjungi,[''diakses 10 Januari 2016 by Dr.Elmanani Simamora,S.Si,M.Si''].Sebagai informasi tambahan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Badalu bisa menyewa kapal langsung dari Desa Pasar Terandam, Kecamatan Barus yang relatif murah dan waktu tempuh jauh lebih singkat.
 
Pulau tersebut terletak di kawasan kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Jika berada di pulau tersebut Anda akan disuguhkan keindahan alam bawah laut menggunakan alat diving. Padatnya terumbu karang di bibir pantai harus diwaspadai agar kaki tidak terluka menginjaknya.Indahnya terumbu karang tersebut telah menjadi salah satu target tempat konservasi terumbu karang yang dilakukan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) sebuah lembaga yang dinaungi oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk menjaga kelestarian terumbu karang.Banyak jenis ikan-ikan bahwa laut seperti moorish idol, butterfly fish, angel fish, anthias, bahkan sampai lion fish dan ikan badut.
Sayangnya potensi wisata di Kecamatan Barus belum betul-betul dimanfaatkan menjadi daerah tujuan wisata sehingga banyak yang telantar belum dikelolah sebagaimana mestinya.
 
Namun, beberapa ikan-ikan tersebut hanya muncul di saat-saat tertentu seperti cuaca yang baik.Kabarnya, untuk menuju ke pulau ini masih sulit karena harus menyeberang dari Sibolga dengan biaya sekira Rp 1,5 juta dengan menyewa kapal. Pulau ini masih belum banyak dijangkau banyak orang terbukti dari belum adanya penginapan, hanya ada beberapa rumah penduduk untuk homestay. Masalah tersebut membuat para wisatawan lebih memilih mengunjungi pulau-pulau yang mudah dikunjungi,[''diakses 10 Januari 2016 by Dr.Elmanani Simamora,S.Si,M.Si''].Sebagai informasi tambahan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Badalu bisa menyewa kapal langsung dari Desa Pasar Terandam, Kecamatan Barus yang relatif murah dan waktu tempuh jauh lebih singkat.

Untuk mendukung para wisatawan yang akan berkunjung ke Barus, maka pelancong dapat menggunakan pesawat udara dari Jakarta ke kota [[Medan]], dari Medan dapat menggunakan angkutan darat langsung menuju Barus. Bus yang melayani trayek Medan-Barus di antaranya CV SAMPRI yang beralamat Jl. Jamin Ginting Medan arah ke Brastagi. Atau menggunakan pesawat udara ke Sibolga lewat Bandara Pinangsori, selama 30 menit, dari Sibolga membutuhkan 2.5 jam perjalanan lagi menuju Barus. Tujuan ke Barus dapat juga menggunakan travel minibus dari Medan menuju Sibolga selama 7-8 jam.

Angkutan yang melayani Medan-Sibolga banyak di antaranya CV Simpati,CV Sibuluan Indah beralamat Jl. SM.Raja Medan. Sekarang sudah ada jasa travel jenis kijang kapsul dari Medan menuju Barus yakni CV. Barus Indah sebagai pelopor jasa transportasi darat pertama yang menggunakan armada mobil Kijang Kapsul yang berkantor di belakang Stadion Teladan MEdan dengan Dirut Mr. H. Syafron Jamil Siregar, ST, kemudian disusul oleh Aulia Travel, Inda Taxi dan CV. Putra Barus Travel yang beralamat di Jl. pancing no. 231 A depan kantor gubernur lama kota Medan.(editor KF. Pardosi).
 
Bagi yang mempunyai kenderaan pribadi untuk berkunjung ke Barus melalui jalan darat ; Dari Medan – Parapat – Balige - Siborong-borong – Dolok Sanggul – Barus atau Medan – Brastagi – Kabanjahe – Sidikalang – Dolok Sanggul – Barus. Dapat juga melalui rute Medan – Parapat – Balige - Tarutung – Sibolga - Barus.
 
== Referensi ==
 
*3. Histoire de Barus, Sumatra : le site de Lobu Tua / sous la direction de Claude Guillot, Paris, Association Archipel, 1998..
 
== Pranala luar ==