Arya Panangsang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arya Mataram (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Arya Mataram (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 5:
Ibu Arya Penangsang bernama [[Putri Ayu Retno Panggung]] anak dari Adipati Jipang [[Ratu Ayu Retno Kumolo]] anak dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya V, isteri dari [[Ki Hajar Windusana]], sehingga [[Arya Penangsang]] juga mewarisi kedudukan nenek nya sebagai Adipati Jipang.
 
== Sejarah ==
Pada tahun 1521 suami dari anak pertama Raden Patah yang bernama Pati Unus (orang [[Portugis]] menyebutnya [[Pate Unus]], dikenal juga sebagai [[Pangeran Sabrang Lor]] anak dari Adipati Jepara Mohammad Yunus, melakukan penyerangan ke Portugis di Malaka. Pati Unus gugur dalam perang. Dikisahkan bahwa Trenggana adik dari Pate Unus berebut takhta dengan P. Surowiyoto atau R. Kikin Bin R. Fatah.
 
Pada tahun 1521 suami dari anak pertama Raden Patah yang bernama Pati Unus (orang [[Portugis]] menyebutnya [[Pate Unus]], dikenal juga sebagai [[Pangeran Sabrang Lor]] anak dari Adipati Jepara Mohammad Yunus, melakukan penyerangan ke Portugis di Malaka. Pati Unus gugur dalam perang. Dikisahkan bahwa Trenggana adik dari Pate Unus berebut takhta dengan P. Surowiyoto atau R. Kikin Binanak dari R. Fatah.
Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin memiliki 2 orang putra yang bernama [[R. Arya Penangsang]] dan [[R. Arya Mataram]], sedangkan Trenggana memiliki putra pertama bernama [[R. Mukmin]] atau yang disebut juga sebagai Sunan Prawoto . Raden Mukmin dikisahkan membunuh Raden Kikin sepulang [[salat Jumat]] di tepi sebuah sungai di Lasem dengan menggunakan [[keris]] [[Kyai Setan Kober]] yang membuat Trenggana menjadi Sultan. Sejak saat itu, Raden Kikin terkenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda ing Lepen ("Bunga yang gugur di sungai").
 
[[Pangeran Surowiyoto]] atau Raden Kikin memiliki 2 orang putra yang bernama [[R. Arya Penangsang]] dan [[R. Arya Mataram]], sedangkan Trenggana memiliki putra pertama bernama [[R. Mukmin]] atau yang disebut juga sebagai Sunan Prawoto . Raden [[Mukmin]] dikisahkan membunuh Raden Kikin sepulang [[salatsholat Jumat]] di tepi sebuah sungai di Lasem dengan menggunakan [[keris]] [[Kyai Setan Kober]] yang membuat Trenggana menjadi Sultan Demak ketiga. Sejak saat itu, Raden Kikin terkenal dengan sebutan [[Pangeran Sekar Seda ing Lepen]], artinya ("Bunga yang gugur di sungai").
Sepeninggal Raden Kikin, Arya Penangsang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Jipang. Saat itu usianya masih 15 tahun, sehingga pemerintahannya dibantu Patih Mat Ahun (Mentaun). Menurut [[Kitab Kapunggawan Jipang]] Jumenengan Arya Penangsang baru di laksanakan 5 tahun kemudian yakni pada tahun 1525, saat itu Arya Penangsang berumur 20 tahun.
 
Sepeninggal Raden Kikin, Arya Penangsang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Jipang. Saat itu usianya masih 1516 tahun, sehingga pemerintahannya dibantu Patih Mat Ahun (Mentaun). Menurut [[Kitab Kapunggawan Jipang]] Jumenengan Arya Penangsang baru di laksanakan 54 tahun kemudian yakni pada tahun 1525, saat itu Arya Penangsang berumur 20 tahun.
 
Trenggana naik takhta [[Kerajaan Demak]] tahun 1521. Pemerintahannya berakhir saat ia gugur di [[Panarukan, Situbondo]] tahun 1546 saat mencoba kembali menyerang Portugis meneruskan perjuangan [[Pati Unus]]. Raden Mukmin menggantikan sebagai raja keempat bergelar [[Sunan Prawoto]]. Ibukota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Prawoto. Demak pada periode ini dikenal dengan sebutan [[Demak Prawoto]] (1546 - 1549).