Geografi regional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Daholik (bicara | kontrib)
Kesimpulan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Daholik (bicara | kontrib)
Pranala
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 62:
Nama “Indonesia” sebagai nusantara pertama kali diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Indonesia Indonesia merupakan suatu region. Hal tersebut berdasarkan pada kenyataan bahwa antar bagian wialayah Indonesia mempunyai persamaan-persamaan tertentu. Misalnya persamaan iklim, persamaan letak, persamaan bahasa dan ideologi, persamaan budaya, dan yang terpenting secara hukum antar bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara yang merupakan wilayah bekas jajahan Hindia Belanda ditambah adanya dua daerah istimewa, yaitu Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Jika dianalisis lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah Indonesia bukan hanya satu region, tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila kriteria pengklasifikasian region itu dibuat secara makro, misalnya kriteria region dengan mendasarkan pada iklim matahari, yang membagi dunia menjadi iklim tropik (00-23,50LU/LS), subtropik (23,50LU/LS – 66,50LU/LS), dan iklim polar (66,50LU/LS – 900LU/LS), maka seluruh bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai suatu region iklim tropik. Studi ini juga melihat wilayah sebagai kategori spasial yang dibangun secara sosial. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang geografi regional, artikel ini akan megulas pengertian, ruang lingkup, fungsi, dan contoh geografi regional.
 
'''[[Kesimpulan]]'''
 
Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa geografi regional senantiasa merupakan pendekatan tertentu dalam studi geografis, sebanding dengan geografi kuantitatif atau geografi kritis. Pendekatan ini berlaku selama paruh kedua abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20, periode ketika kemudian paradigma geografi regional menjadi pusat dalam ilmu-ilmu geografi. Kondisi itulah kemudian dikritik karena deskripsinya dan kurangnya teori. Kritik keras ditujukan terhadap geografi refgional khususnya selama 1950-an dan revolusi kuantitatif. Paradigma geografi regional telah mempengaruhi banyak ilmu geografi lainnya, termasuk geografi ekonomi dan geomorfologi. Geografi regional masih diajarkan di beberapa universitas sebagai studi tentang wilayah-wilayah utama dunia, seperti Amerika Utara dan Latin, Eropa, dan Asia dan negara-negara mereka. Selain itu, gagasan pendekatan kota-wilayah untuk studi geografi, menggarisbawahi interaksi perkotaan-pedesaan, mendapatkan kepercayaan sejak pertengahan 1980-an. Beberapa ahli geografi juga telah mencoba untuk memperkenalkan kembali sejumlah regionalisme sejak tahun 1980-an. Ini melibatkan definisi daerah yang kompleks dan interaksinya dengan skala lain.