Bupati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan
Baris 4:
Sebelum tahun [[1945]] gelar bupati sebenarnya hanya dipakai di pulau [[Jawa]], [[Pulau Madura|Madura]], dan [[Bali]]. Dalam [[bahasa Belanda]], bahasa administrasi resmi pada masa Hindia Belanda, istilah bupati disebut sebagai '''''regent''''', dan istilah inilah yang dipakai sebagai padanan bupati dalam bahasa Inggris<ref>Sebetulnya dalam bahasa Inggris, ''[[:en:regent|regent]]'', dari bahasa Prancis ''[[:fr:régent|régent]]'', menunjuk seorang yang memimpin kerajaan selama raja yang bertahta masih di bawah umur.</ref>. Semenjak kemerdekaan, istilah bupati dipakai untuk menggantikan ''regent'' seluruh wilayah Indonesia.
 
KONTOLISASI
== Sejarah ==
Istilah "bupati" berasal dari [[bahasa Jawa]], yang sendirinya berasal dari [[bahasa Sanskerta]].
 
Dalam [[prasasti Telaga Batu]], yang ditemukan di kampung tersebut dekat [[Palembang]] dan berisi pemujaan terhadap raja [[Sriwijaya]], terdapat kata ''bhupati''. Prasasti tersebut diperkirakan dari akhir abad ke-7 Masehi. Pakar prasasti Indonesia [[Johannes Gijsbertus de Casparis|J. G. de Casparis]] menterjemahkan ''bhupati'' dengan istilah "kepala" (''hoofd'' dalam bahasa Belanda)<ref>Anton O. Zakharov, « Constructing the polity of Sriwijaya in the 7th-8th centuries: The view according to the inscriptions », ''Indonesian Studies Working Papers'', No. 9, juillet 2009</ref>. Kata ''bhupati'' juga ditemukan dalam [[prasasti Ligor]], yang ditemukan di provinsi [[Nakhon Si Thammarat]] di Muangthai. Pada abad ke-17, orang Eropa menyebut daerah tersebut dengan nama "Ligor". Prasasti ini mengandung tanggal 775 Masehi. Istilah ''bhupati'' digunakan untuk menyebut raja Sriwijaya.