Soepomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
AnsyahF (bicara | kontrib)
k Mengganti foto dan kopiedit
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| honorific-suffix =
| name = {{PAGENAME}}
| image = Supomo from(Photographs Presidentby WebsiteDaan Noske).JPGjpg
| honorific-suffix =
| image = Supomo from President Website.JPG
| imagesize =
| caption =Supomo di [[Bandara Schiphol]]
| office = Menteri Kehakiman Indonesia
| order = ke-1
Baris 24 ⟶ 21:
| term_start2 = 1951
| term_end2 = 1954
| succeeding2 =
| president2 =
| predecessor2 = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
Baris 36 ⟶ 32:
| spouse =
| relations =
| children =
| alma_mater = Bataviasche Rechtsschool
| occupation =
| profession =
| religion = [[Islam]]
| signature = Sign Soepomo.png
| website =
Baris 51 ⟶ 45:
Sebagai putra keluarga [[priyayi]], ia berkesempatan meneruskan pendidikannya di ELS ([[Europeesche Lagere School]]) di [[Boyolali]] (1917), MULO ([[Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs]]) di [[Solo]] (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di [[Batavia]] pada tahun [[1923]]. Ia kemudian ditunjuk sebagai [[pegawai negeri]] pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] yang diperbantukan pada Ketua [[Pengadilan Negeri]] Sragen (Soegito 1977).
 
Antara tahun 1924 dan 1927 Soepomo mendapat kesempatan melanjutkan pendidikannya ke [[Rijksuniversiteit Leiden]] di [[Belanda]] di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven, profesor hukum yang dikenal sebagai "arsitek" ilmu [[hukum adat]] Indonesia dan ahli [[hukum internasional]], salah satu konseptor [[Liga Bangsa Bangsa]].

Thesis doktornya yang berjudul ''Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta'' (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta) tidak saja mengupas sistem [[agraria]] tradisional di Surakarta, tetapi juga secara tajam menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di [[wilayah Surakarta]] (Pompe 1993). Ditulis dalam bahasa Belanda, kritik Soepomo atas wacana kolonial tentang proses transisi agraria ini dibungkus dalam bahasa yang halus dan tidak langsung, menggunakan argumen-argumen kolonial sendiri, dan hanya dapat terbaca ketika kita menyadari bahwa subyektivitas Soepomo sangat kental diwarnai etika Jawa (lihat buku [[Franz Magnis-Suseno]] "Etika Jawa" dan tulisan-tulisan [[Ben Anderson]] dalam ''Language and Power'' sebagai tambahan acuan tentang etika Jawa untuk memahami cara pandang dan strategi ''agency'' Soepomo).
 
== Pemikiran ==