Benteng Erbil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 47:
Erbil menjadi kota penting selama periode Asiria Baru. Kota ini terlibat dalam pemberontakan besar melawan Shamshi-Adad V yang pecah setelah meneruskan takhta [[Salmaneser III|Shalmaneser III]]. Selama periode Asiria Baru, nama kota ini dituliskan sebagai ''Arbi-Ilu'', yang berarti 'Empat Dewa'. Erbil menjadi pusat keagamaan yang penting yang sebanding dengan kota seperti [[Babilon]] dan [[Assur]]. Dewi Ishtar dari Erbil adalah salah satu dewa yang penting bagi Asiria, yang sering disandingkan dengan Ishtar dari [[Niniwe|Nineveh]]. Tempat sucinya diperbaiki oleh raja [[Salmaneser I|Shalmaneser I]], [[Esarhadon|Esarhaddon]], dan [[Asyurbanipal|Assurbanipal]]. Tulisan dari catatan Assurbanipal terinspirasi oleh Ishtar dari Erbil. Assurbanipal mungkin menjalankan pemerintahan di Erbil pada sebagian masa jabatannya dan menerima utusan dari Rusa II dari [[Urartu]] setelah kekalahan penguasa [[Elam]], Teumman.<ref name="villard">{{Harvard citation no brackets|Villard|2001}}</ref>
 
Setelah akhir dari Kekaisaran Asiria, Erbil mulai dikuasai oleh [[bangsa Mede]] dan kemudian dimasukkan ke dalam [[Kekaisaran Akhemeniyah]] sebelum menjadi bagian dari Kekaisaran [[Aleksander Agung]] setelah [[Pertempuran Gaugamela]], yang terjadi di sekitar Erbil pada 331 SM.<ref name="novacek260">{{Harvard citation no brackets|Nováček|Chabr|Filipský|Janiček|2008}}</ref> Kemudian, setelah pembagian wilayah Kekaisaran Aleksander Agung oleh jenderalnya (yang dikenal sebagai Diadochoi), kota ini disebut Arabella atau Arbela dan menjadi bagian dari Kerajaan Seleukia HellenistikHelenistik. Setelah abad pertama SM, Kekaisaran [[Kekaisaran Romawi|Romawi]] dan [[Kekaisaran Parthia|Parthia]] merebut kekuasaan Erbil, atau yang dikenal sebagai Arbira pada masa itu. Setelah abad pertama Masehi, Arbela menjadi pusat penyebaran agama Kristen. Selama periode Sasaniyah, Erbil menjadi tempat kedudukan ''satrap'' (gubernur). Pada 340 M, penganut Kristen di Erbil dipersekusi dan pada 358 gubernur Erbil menjadi [[martir]] setelah pindah ke agama Kristen.<ref name="sourdel">{{Harvard citation no brackets|Sourdel|2010}}</ref> Sebuah sekolah [[Nestorianisme]] dibangun di Erbil dari Sekolah Nisibis pada ''c''. 521.<ref>{{Harvard citation no brackets|Morony|1984}}</ref> Selama periode tersebut, Erbil juga menjadi situs dari [[Kuil Api|kuil api]] [[Zoroastrianisme]].<ref>{{Harvard citation no brackets|Morony|1984}}</ref>
 
=== Penaklukan oleh pasukan Muslim hingga Kesultanan Utsmaniyah ===