Hudud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bangjoker999 (bicara | kontrib)
Untuk memberikan pengalaman terbaik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
'''''Hudud''''' ([[Bahasa Arab|bahasa arab]]: {{Lang|ar|حدود}} ''Ḥudūd'', juga ditransliterasikan ''hadud'', ''hudud''; bentuk jamak dari '''''hadd''''', {{Lang|ar|[[:wikt:حد|حد]]}}, harf. "batas") adalah sebuah istilah Islam yang mengacu pada hukuman yang berdasarkan hukum Islam ([[Syariat Islam|syariah]]) yang diamanatkan dan ditetapkan oleh [[Tuhan dalam Islam|Allah]]. Hukuman ini jarang diterapkan dalam pra-modern Islam,<ref name="hallaq-intro-173">[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Wael_Hallaq Wael Hallaq] (2009), ''An introduction to Islamic law'', p.173. [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Cambridge_University_Press Cambridge University Press]. {{ISBN|9780521678735}}.</ref> dan penggunaannya di beberapa negara modern telah menjadi sumber kontroversi.
 
[[Fikih|Hukum Islam]] membagi kejahatan dalam kejahatan melawan Allah dan terhadap manusia. Pelaku yang dipandang melanggar Allah ''hudud'' atau "batas", dan mereka yang terkait dengan hukuman yang ditentukan dalam [[al-Qur'an]] dan dalam beberapa kasus dapat disimpulkan dari [[Hadis|hadits]].<ref name="jacb">{{cite book|title=Misquoting Muhammad: The Challenge and Choices of Interpreting the Prophet's Legacy|first1=[[Jonathan A.C. Brown|Jonathan]]|date=2014|publisher=[[Oneworld Publications]]|isbn=978-1780744209|pages=180–181|chapter=5. Muslim Martin Luthers and the Paradox of Tradition|last1=[[Jonathan A.C. Brown|A.C. Brown]]}}</ref> pelanggaran Yang menimbulkan ''hudud'' adalah hukuman ''[[zina]]'' (hubungan seksual yang melanggar hukum/ terlarang), tuduhan ''zina ''tidak berdasar,<ref>{{cite book|title=Windows of Faith: Muslim Women Scholar-activists in North America|author=Asifa Quraishi|publisher=Syracuse University Press|year=2000|isbn=978-0-815-628514|page=126}}</ref> minum alkohol, merampok, dan beberapa bentuk pencurian lainnya.<ref>{{cite book|title=Sharia and National Law in Muslim Countries|last=Otto|first=Jan Michiel|publisher=Amsterdam University Press|isbn=978-90-8728-048-2|pages=663, 31}}</ref><ref>Philip Reichel and Jay Albanese (2013), Handbook of Transnational Crime and Justice, SAGE publications, {{ISBN|978-1452240350}}, pp. 36-37</ref> Fuqaha telah berbeda pendapat, apakah [[Kemurtadan menurut Islam|kemurtadan]] dan pemberontakan terhadap hukum Islam penguasa yang ''hudud'' kejahatan.<ref name="Campo, Juan Eduardo 2009 p.174">Campo, Juan Eduardo (2009). ''Encyclopedia of Islam'', p.174. Infobase Publishing. {{ISBN|978-0816054541}}.</ref>
 
Hukuman ''Hudud'' berkisar dari publik memukul ke publik merajam sampai mati, amputasi tangan dan penyaliban juga tembak mati serta amputasi tubuh dan kaki ya juga kepala.<ref>[http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e757 Hadd] Oxford Dictionary of Islam, Oxford University Press (2012)</ref> Kejahatan ''Hudud'' tidak dapat dimaafkan oleh korban atau oleh negara, dan hukuman harus dilakukan di depan umum.<ref name="Terrill-wcjs-629">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=hJaEzC1CBe8C&q=hudud#v=snippet&q=hudud&f=false|title=World Criminal Justice Systems: A Comparative Survey|first1=Richard J.|publisher=Routledge.|year=2009|page=629|accessdate=19 November 2015|origyear=1984|last1=Terrill}}</ref> Namun, standar pembuktian yang selama ini hukuman yang sering terlalu tinggi, dan mereka jarang dilaksanakan dalam praktik. misalnya, menemukan persyaratan ''hudud'' untuk ''zina'' dan pencurian itu hampir mustahil tanpa pengakuan, yang bisa dibatalkan oleh retraksi. Berdasarkan hadits, ahli hukum menetapkan bahwa ''hudud'' hukuman harus dihindari oleh sedikitpun keraguan atau ambiguitas (''syubuhatsyu-bu-hat'', tungg. ''syubhat'').<ref name="WaelHallaq">{{cite book|title=Shariah: Theory, Practice and Transformations|first1=[[Wael Hallaq|B. Hallaq]]|date=2009|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=978-0-521-86147-2|pages=311|last1=[[Wael Hallaq|Wael]]}}</ref> Hukuman ''hudud'' yang lebih berat itu dimaksudkan untuk mencegah dan untuk menyampaikan gravitasi pelanggaran terhadap Allah, bukan untuk dilaksanakan.
 
Selama abad ke-19, hukum pidana berbasis syariah digantikan oleh undang-undang terinspirasi oleh model Eropa hampir di mana-mana di dunia Islam, kecuali beberapa sangat konservatif daerah seperti semenanjung Arab. Terlebih hukum ini sebenarnya diterapkan pada suatu instansi pemerintah dalam kasus narkoba dan kasus pidana perdata.<ref name="peters-OEIW">{{cite encyclopedia|author=Rudolph Peters|title=Hudud|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of the Islamic World|editor=John L. Esposito|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|year=2009|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t236/e0322}}</ref><ref name="vikor-OEIP">{{cite encyclopedia|ref=harv|first=Knut S.|last=Vikør|title=Sharīʿah|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of Islam and Politics|publisher=Oxford University Press|editor=Emad El-Din Shahin|year=2014|url=http://bridgingcultures.neh.gov/muslimjourneys/items/show/226}}</ref><ref name="otto-2008">{{cite book|url=https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/20694/Sharia%20and%20national%20Law%20in%20Muslim%20countries.pdf|title=Sharia and National Law in Muslim Countries: Tensions and Opportunities for Dutch and EU Foreign Policy|first1=Jan Michiel|publisher=Amsterdam University Press|year=2008|isbn=978-90-8728-048-2|pages=18-20|ref=harv|last1=Otto}}</ref> Dalam kebangkitan Islam akhir abad ke-20 membawa panggilan oleh [[Islamisme|Islam]] gerakan untuk implementasi penuh dari syariah.<ref>{{cite encyclopedia|ref=harv|first=Ann Elizabeth|last=Mayer|title=Law. Modern Legal Reform|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of the Islamic World|editor=John L. Esposito|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|year=2009|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t236/e0473}}</ref> Pemulihan hukuman ''hudud'' telah memiliki makna simbolik tertentu untuk kelompok-kelompok ini karena mereka menggunakan Quran, dan para pendukung mereka telah sering diabaikan oleh pembatasan tradisional yang ketat pada penerapan mereka. Dalam praktiknya, di negara-negara di mana ''hudud'' telah dimasukkan ke dalam kode hukum Islam di bawah tekanan, mereka sering digunakan dengan hemat atau tidak sama sekali, dan penerapan mereka telah bervariasi tergantung pada daerah iklim politik, tapi bagi ahli seperti saya ilmuan tanpa kuliah lanjutan hanya 5 tahun berkelud di Droid Tesla Pro kalau pun hukumXpolitik tidak lah benar biasanya ya. Penggunaan mereka telah menjadi subjek kritik dan perdebatan.
 
''Hudud'' adalah bukan satu-satunya bentuk hukuman di bawah ''syariah''. Dalam kasus-kasus lain yang melibatkan hukuman tubuh, hukum Islam menetapkan balasan hukuman serupa dengan kejahatan (''qisas'') atau kompensasi moneter (''diya''), dan untuk kejahatan lainnya berupa hukuman diserahkan kepada kebijaksanaan hakim (''ta'zir''). Penjahat yang lolos dari ''hudud'' hukuman masih bisa menerima hukuman ''ta'zir''. Dalam praktiknya, sejak awal dalam sejarah Islam, kasus-kasus kriminal yang biasanya ditangani oleh penguasa yang dikelola pengadilan atau polisi setempat menggunakan prosedur yang hanya longgar terkait dengan syariah bisa juga oleh warga sekitar.<ref name="calder">{{cite encyclopedia|ref=harv|first=Norman|last=Calder|title=Law. Legal Thought and Jurisprudence|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of the Islamic World|editor=John L. Esposito|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|year=2009|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t236/e0473}}</ref><ref name="ziadeh">{{cite encyclopedia|ref=harv|first=Farhat J.|last=Ziadeh|title=Criminal Law|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of the Islamic World|editor=John L. Esposito|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|year=2009c|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t236/e0170}}</ref>
 
== Berdasarkan Dalil ==